tirto.id - Perbedaan antara perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur tidak hanya terlihat dari sisi usaha, melainkan juga dalam aspek akuntansi.
Hal ini karena perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur beroperasi dengan cara berbeda dalam menjalankan bisnisnya.
Perbedaan sistem operasional perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur tersebut adalah penyebab tidak samanya konsep akuntansi yang diterapkan.
Perbedaan terkait akuntansi itu meliputi pencatatan pemasukan, penentuan laba usaha, pembuatan laporan keuangan, hingga analisis kinerja perusahaan.
Secara umum, perbedaan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur dari segi usaha dan akuntansi bisa dilihat pada karakteristik masing-masing jenis institusi bisnis tersebut.
Karakteristik Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan bisnis utamanya menyelenggarakan layanan jasa tertentu.
Menurut Haeruddin dan Jamali dalam Pengantar Akuntansi (2021), perusahaan jasa juga memperoleh keuntungan dari usaha memberikan layanan jasa tersebut.
Jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat berupa beragam hal. Contohnya mulai dari konsultasi bisnis hingga perawatan kesehatan, pembersihan, perbaikan, perbankan, dan masih banyak lagi lainnya.
Sejumlah contoh perusahaan jasa di Indonesia adalah PT Goto Gojek Tokopedia (pemilik Tokopedia dan Gojek), PT Bank Central Asia (pemilik bank BCA), PT Telkom Indonesia, PT Siloam Internasional Hospital (layanan rumah sakit), PT Garuda Indonesia (maskapai); PT KAI (layanan transportasi kereta), dan lain sebagainya.
Mengingat jenis perusahaan ini bergerak di pelayanan jasa, produk fisik nyaris tidak ada di dalam kegiatan utamanya.
Maka dari itu, dalam konteks akuntansi, perusahaan jasa tidak membutuhkan pencatatan inventaris seperti perusahaan dagang atau manufaktur.
Karakteristik perusahaan jasa tidak hanya dikenali dari operasionalnya Menurut Siti Aisyah Siregar dalam Pengantar Akuntansi Dasar (2022), berikut ini karakteristik perusahan jasa yang membedakannya dari jenis perusahaan lain:
- Menyelenggarakan kegiatan usaha dengan memberikan jasa.
- Membeli barang-barang tidak untuk diolah atau dijual kembali.
- Pembelian barang berfungsi untuk mendukung layanan kepada pengguna jasa.
- Memperoleh pendapatan lewat penjualan jasa.
- Memperoleh laba usaha dari pendapatan jasa dikurangi biaya-biaya usaha.
Karakteristik Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan utama dengan membeli barang dan menjualnya kembali dalam bentuk sama.
Noviani, dkk. dalam Siklus Akuntansi Peursahaan Dagang (2020) menerangkan, barang-barang yang dijual oleh perusahaan dagang tidak diproduksi sendiri.
Pengelola perusahaan dagang memperoleh barang dagangan dari pemasok. Perusahaan dagang pun mendapatkan pendapatan utama dari penjualan barang tersebut.
Jenis barang-barang perusahaan dagang beragam, bisa berupa produk bahan makanan pokok, obat-obatan, bahan industri, alat elektronik, produk fesyen, dan lain sebagainya.
Sejumlah contoh perusahaan dagang di Indonesia dengan skala bisnis besar adalah PT Matahari Store, PT Sumber Alfaria Trijaya (pemilik jejaring ritel Alfamart), PT Indomarco Prismatama (pemilik jejaring Indomaret), PT Lion Super Indo (pemilik ritel Superindo), dan lain sebagainya.
Dalam konteks akuntansi, perusahaan dagang melaksanakan dua jenis transaksi, yaitu pembelian barang dan penjualan barang. Perusahaan ini juga memiliki inventaris yang harus dicatat dalam catatan keuangan.
Perusahaan dagang juga bisa dikenali lewat beragam ciri-ciri khusus yang membedakan ia dari jenis perusahaan lainnya.
Secara umum, karakteristik perusahaan dagang adalah:
- Menjalankan kegiatan usaha dengan membeli barang untuk dijual kembali tanpa proses produksi, mengolah, maupun mengubah bentuknya.
- Memperoleh pendapatan pokok dari hasil penjualan barang dagang.
- Melakukan penghitungan harga pokok penjualan yang berasal dari nilai persediaan awal, ditambah pembelian bersih, dan dikurangi persediaan akhir.
- Memiliki laba kotor yang berasal dari penjualan bersih dikurangi harga pokok barang yang dijual.
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan usaha utamanya dengan mengubah barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Karena itu, istilah manufaktur kerap identik dengan industri pengolahan.
Perusahaan manufaktur tidak hanya membeli produk untuk dijual lagi seperti perusahaan dagang, tetapi juga terlibat dalam menciptakan produk dari bahan baku (bahan mentah atau barang setengah jadi).
Perusahaan manufaktur memperoleh keuntungan lewat penjualan barang yang diproduksi sendiri. Jenis produk yang dijual akan sangat berhubungan dengan fokus produksinya.
Contoh perusahaan manufaktur di Indonesia adalah PT Indofood (produk makanan), PT Astra Internasional (produk otomotif), PT Maspion (industri perlengkapan dan elektronik), PT Semen Indonesia (produk semen), dan masih banyak lagi lainnya.
Dalam konteks akuntansi, perusahaan manufaktur menjalankan beberapa jenis transaksi, yaitu membeli bahan baku, membayar biaya pengolahan, hingga menerima pembayaran dari hasil penjualan.
Tidak hanya itu, perusahaan manufaktur juga wajib melakukan pencatatan inventaris dengan lebih detail. Pencatatan inventaris dilakukan untuk melacak bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi yang siap dijual.
Oleh karena itu, pencatatan akuntansi dalam bisnis perusahaan manufaktur bisa dibilang lebih kompleks dari perusahaan jasa dan perusahaan dagang.
Berikut ini beberapa karakteristik perusahaan manufaktur:
- Menjalankan operasional bisnis dengan memproses bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
- Memperoleh pendapatan utama dari menjual produk barang.
- Memiliki persediaan produk secara fisik.
- Memiliki biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
- Melakukan penghitungan harga pokok produksi dalam laporan keuangan laba-rugi.
Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang, Manufaktur
Perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur jelas berbeda. Berikut tabel perbedaan antara perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur dalam akuntansi:
*Geser layar ke kanan dan ke kiri untuk melihat keseluruhan isi tabel.
Perbedaan | Perusahaan Jasa | Perusahaan Dagang | Perusahaan Manufaktur |
Sumber pendapatan utama | Pemberian jasa | Penjualan barang dagang | Penjualan barang yang diproduksi |
Inventarisasi | Inventaris barang pendukung layanan jasa | Inventaris barang yang dijual dan barang yang dibeli | Inventaris bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. |
Akun pendapatan | Mencatat semua pendapatan dari balas jasa pelanggan | Mencatat semua pendapatan dari penjualan barang | Mencatat pendapatan dari penjualan produk jadi |
Biaya operasional | Gaji karyawan, biaya sewa, dan biaya administrasi | Biaya pembelian, biaya penyimpanan, biaya distribusi, dan biaya administrasi | Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, overhead pabrik, dan biaya administrasi |
Laba perusahaan | Berasal dari pendapatan jasa dikurangi biaya-biaya usaha | Berasal dari penjualan bersih dikurangi harga pokok barang yang dijual | Berasal dari pendapatan penjualan dikurangi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik |
Editor: Addi M Idhom