tirto.id - Laporan keuangan perusahaan dagang ada bermacam-macam, salah satunya laporan laba rugi. Laporan laba rugi perusahaan dagang berguna dalam memberi informasi performa keuangan perusahaan.
Sesuai sebutannya, laporan laba rugi menggambarkan apakah perusahaan menghasilkan laba atau mengalami kerugian selama satu periode.
Laporan laba rugi juga dikenal dengan sebutan laporan pendapatan beban. Hal ini karena laporan laba rugi berisi informasi terkait pendapatan perusahaan sekaligus beban perusahaan di akhir periode akuntansi.
Lalu, bagaimana cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang? Melalui artikel ini, akan dijelaskan pengertian, unsur, sekaligus contoh laporan laba rugi.
Pengertian Laba Rugi
Menurut Kartomo dan La Sudarman dalam Buku Ajar Dasar-Dasar Akuntansi (2019) laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dan jenis beban yang harus ditanggung perusahaan.
Laporan laba rugi biasanya disusun perusahaan saat akhir periode akuntansi. Laporan laba rugi adalah alat penting bagi pemangku kepentingan untuk memahami kinerja keuangan suatu perusahaan.
Faktanya, menurut Mohamad Samsul dalam Pasar Modal & Manajemen Portofolio (2015) laporan keuangan bisa menggambarkan kondisi perusahaan, mulai dari rasio keuangan, kinerja manajemen, hingga keberlangsungan bisnis.
Melalui pembuatan laporan laba rugi perusahaan dagang, para pemangku kepentingan bisa mengevaluasi kesehatan keuangan perusaan serta membuat keputusan secara tepat dan transparan.
Unsur Laporan Laba Rugi
Ada beberapa unsur dalam laporan laba rugi yang mencerminkan aliran pendapatan dan beban perusahaan. Masih menurut Samsul, berikut beberapa unsur yang terdapat dalam laporan laba rugi:
1. Pendapatan usaha (revenue)
Pendapatan adalah menunjukkan jumlah yang diterima perusahaan selama menjalankan bisnisnya. Pada perusahaan dagang, pendapatan usaha diperoleh lewat penjualan barang.
2. Beban perusahaan (expense)
Beban perusahaan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan operasionalnya. Beban terdiri dari beberapa jenis, yaitu beban pokok penjualan, beban operasional, dan beban pajak.
Beban pokok penjualan contohnya biaya membeli bahan baku, tenaga kerja, dan penyediaan jasa. Beban operasional adalah biaya iklan, gaji karyawan non-produksi, hingga biaya operasional kantor (listrik dan air).
Lalu, beban pajak contohnya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, dan sebagainya.
3. Laba (profit)
Laba adalah keuntungan yang diterima perusahaan setelah dikurangi beban. Laba terdiri dari laba bersih dan laba kotor.
Laba bersih diperoleh lewat mengurangi laba sebelum pajak dengan beban pajak. Sedangkan laba kotor diperoleh lewat mengurangi pendapatan usaha dengan beban pokok penjualan.
4. Rugi (loss)
Rugi adalah bentuk penurunan ekuitas (modal) karena berbagai transaksi yang dilakukan perusahaan. Ini bisa bentuk beban distribusi hingga beban operasional yang tidak sebanding dengan pendapatan.
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Cara membuat laporan laba rugi bisa dengan memanfaatkan informasi-informasi di catatan keuangan, seperti jurnal dan buku besar.
Berikut contoh laporan laba rugi perusahaan dagang seperti yang digambarkan oleh Indrastuti Ristiyani, dkk. dalam Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (2023):
PD Anugerah
Laporan Laba Rugi
Periode 31 Juli 2023
PENJUALAN | ||||
Penjualan | Rp36.700.000 | |||
Retur penjualan | Rp200.000 | |||
Potongan penjualan | Rp612.000 | |||
Rp812.000 | ||||
Penjualan bersih | Rp35.888.000 | |||
Harga pokok penjualan | ||||
Persediaan barang dagang ( awal ) | Rp78.400.000 | |||
Pembelian | Rp18.100.000 | |||
Beban angkut pembelian | Rp3.100.000 | |||
Rp21.200.000 | ||||
Retur pembelian | Rp400.000 | |||
Potongan pembelian | Rp320.000 | |||
Rp720.000 | ||||
Rp20.480.000 | ||||
Rp98.880.000 | ||||
Persediaan barang dagang akhir | Rp83.500.000 | |||
Rp15.380.000 | ||||
Rp20.508.000 | ||||
BEBAN USAHA | ||||
Beban gaji | Rp9.200.000 | |||
Beban listrik dan telepon | Rp640.000 | |||
Beban sewa | Rp1.500.000 | |||
Beban perlengkapan | Rp7.600.000 | |||
Beban penyusutan | Rp500.000 | |||
Jumlah beban usaha | Rp19.440.000 | |||
Laba dari usaha | Rp1.068.000 | |||
PENDAPATAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA | ||||
Pendapatan bunga | Rp550.000 | |||
Beban Bunga | Rp400.000 | |||
Rp150.000 | ||||
Rp1.218.000 |
Editor: Dhita Koesno