Menuju konten utama
Ekonomi Akuntansi

Pengertian Laporan Arus Kas dan Langkah-langkah Penyajiannya

Laporan arus kas adalah laporan catatan keuangan masuk dan keluar secara rinci dalam satu periode. Berikut ini langkah-langkah penyajiannya.

Pengertian Laporan Arus Kas dan Langkah-langkah Penyajiannya
Ilustrasi Buku Kas Keuangan. foto/IStockphoto

tirto.id - Laporan arus kas adalah salah satu jenis laporan keuangan penting bagi perusahaan. Laporan arus kas sederhana dapat memberikan gambaran aliran masuk dan keluar dana perusahaan selama periode tertentu, biasanya satu tahun.

Cara membuat laporan arus kas melalui serangkaian langkah. Langkah-langkah penyajian laporan arus kas melibatkan pembuatan jenis laporan keuangan lainnya, seperti neraca komparatif, laporan laba rugi, dan informasi pendukung lainnya.

Informasi-informasi yang tertuang dalam laporan arus kas beragam. Beberapa informasi tersebut termasuk aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.

Informasi-informasi tersebut tentunya berguna untuk membantu pemangku kepentingan dalam membuat kebijakan penting.

Pengertian Laporan Arus Kas

Menurut Hery, dalam Analisis Laporan Keuangan-Integrated And Comprehensive (2021) laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara rinci dalam satu periode.

Kas adalah alat ukur setiap aktivitas pembiayaan dalam pertukaran barang dan jasa. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang disebut kas terdiri dari dua jenis, yaitu saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.

Saldo kas adalah kas yang dimiliki atau dipegang oleh perusahaan. Sementara itu, rekening giro merupakan kas yang ada di bank (cash in bank).

Adapun arus kas yang digambarkan berasal dari setiap aktivitas di perusahaan atau organisasi yang melibatkan kas. Aktivitas yang dimaksud termasuk:

  • aktivitas operasi;
  • aktivitas investasi;
  • aktivitas pembiayaan atau pendanaan.

Laporan arus kas memberikan gambaran terkait saldo awal penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir periode tertera.

Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas ada bermacam-macam. Menurut Heru Maruta, dalam e-Journal STIE Syariah Bengkalis (2017) fungsi utama pembuatan laporan arus kas adalah menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

Melalui informasi ini, para pemangku kepentingan bisa mengembangkan model untuk membandingkan nilai saat ini dari arus kas masa depan perusahaan.

Laporan arus kas adalah untuk memprediksi kebutuhan kas perusahaan supaya tidak kurang atau tidak lebih. Sementara itu, menurut Hery, ada beberapa tujuan lainnya dari pembuatan laporan keuangan arus kas, yaitu:

  • Memberikan informasi terpercaya terkait sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan.
  • Menyajikan informasi akurat tentang sumber kekayaan bersih perusahaan dari kegiatan usaha yang dilakukan.
  • Membuka peluang perusahaan dalam menghasilkan laba.
  • Menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan perusahaan terkait perubahan aset dan kewajiban
  • Mengungkap informasi relevan lainnya yang diperlukan oleh para pemakai laporan.

Langkah-langkah Penyajian Arus Kas

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, langkah-langkah penyajian arus kas melibatkan pembuatan jenis laporan keuangan lainnya. Masih menurut Maruta, untuk menyajikan laporan arus kas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun laporan laba rugi lengkap

Laporan laba rugi sebaiknya disusun sebelum membuat laporan arus kas. Hal ini karena laporan laba rugi memuat informasi transaksi penting yang diperlukan untuk penyusunan arus kas.

Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi tentang laba bersih dan komponennya. Laporan laba rugi juga memuat informasi soal pembayaran dividen selama satu periode.

2. Menyusun neraca perbandingan

Setelah membuat laporan laba rugi, laporan keuangan lain yang juga perlu disusun sebelum membuat arus kas adalah neraca perbandingan. Neraca perbandingan juga dikenal dengan sebutan atau neraca komparatif.

Neraca perbandingan merupakan laporan keuangan yang memuat informasi soal perubahan aktiva, utang, dan simpanan anggota dalam satu periode.

Saat menyusun laporan arus kas, neraca yang dibuat harus diungkapkan secara penuh atau full disclosure. Ini dilakukan agar informasi perubahan setiap tahun bisa dipantau secara jelas.

Neraca pembanding tentunya harus dibandingkan dengan laporan periode sebelumnya. Namun, pada kasus neraca baru maka neraca tahun sebelumnya dihitung nol sehingga memudahkan proses pembandingan.

3. Buat kertas kerja perbandingan

Setelah laporan laba rugi lengkap dan neraca perbandingan sudah dibuat, proses selanjutnya adalah membuat kertas kerja perbandingan.

Sesuai namanya, kertas kerja ini digunakan untuk membandingkan neraca dalam dua periode. Perusahaan perlu mencari tahu adanya perubahan neraca naik atau turun dalam periode tersebut.

Ketika melakukan pembandingan, perusahaan perlu berpegangan dengan aturan berikut:

    • Pertambahan aset dicatat di sisi debit dan dianggap sebagai dana kas atau arus kas keluar.
    • Penurunan aset dicatat sebagai penerimaan dana atau arus kas masuk.
    • Pertambahan utang dan modal (ekuitas) dicatat di sisi kredit dan dianggap sebagai pertambahan dana atau arus kas masuk.
    • Penurunan utang dan modal dianggap sebagai arus kas keluar.

4. Analisa perkiraan dana

Setelah perubahaan dalam kertas kerja perbandingan selesai, prosedur selanjutnya adalah melakukan analisa perkiraan dana.

Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisa perubahan pada kertas perbandingan yang menggambarkan berbagai jenis transaksi dan kejadian yang memegaruhi kas.

Analisa dilakukan untuk mencari tahu kejelasan soal sebab akibat terjadinya suatu transaksi dana.

5. Sajikan hasil analisis dana

Hasil analisa di langkah sebelumnya bisa dijadikan dasar untuk mengelompokkan dana. Hasil analisis tersebut bisa disajikan dalam laporan arus kas.

Laporan arus kas bisa disusun menggunakan dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

Metode langsung dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerima kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross).

Penyusunan laporan menggunakan metode ini tidak membutuhkan penyajian laba/rugi, melainkan langsung ke kegiatan investasi dan pembiayaan.

Sementara itu, metode tidak langsung disajikan mulai dari informasi laba rugi bersih. Kemudian, informasinya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi kegiatan operasional.

Kegiatan operasional yang dimaksud bisa berupa penyusutan, pos aktiva tidak lancar, maupun utang lancar.

Baca juga artikel terkait AKUNTANSI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno