Menuju konten utama

Isi Perjanjian Aqabah 1 dan 2 serta Latar Belakangnya

Berikut isi Perjanjian Aqabah 1 dan 2 serta latar belakangnya. Simak artikel untuk mengetahui isi dan perbedaannya.

Isi Perjanjian Aqabah 1 dan 2 serta Latar Belakangnya
Ilustrasi Kaligrafi Muhammad. foto/istockphoto

tirto.id - Perjanjian Aqabah 1 dan 2 menjadi salah satu kesepakatan penting yang berpengaruh besar dalam proses dakwah Nabi Muhammad. Lantas, bagaimana kisah baiat aqabah 1 dan 2 serta apa saja isi perjanjiannya?

Isi Perjanjian Aqabah 1 dan 2 dihasilkan di sebuah bukit bernama Aqabah, terletak sekitar 5 kilometer dari Makkah. Perjanjian Aqabah dilakukan ketika kaum muslimin Makkah membutuhkan tanah harapan baru, sedangkan penduduk Yastrib tengah mencari sosok ideal untuk mempersatukan mereka.

Pada masa tersebut, dakwah Nabi Muhammad di Makkah semakin mendapatkan tentangan keras dari kaum Quraisy. Nabi kerap mendapatkan gangguan hingga siksaan secara langsung. Posisi Muhammad saat itu sudah tanpa pelindung lagi, sejak meninggalnya Khadijah binti Khuwailid sang istri dan Abu Thalib sang paman.

Di sisi lain, Yastrib sedang dalam kehancuran. Bani Qaylah yang dahulu dominan terpecah ke dalam dua faksi, Aus dan Khazraj. Beberapa orang Aus dan Khazraj yang mencoba mengurai masalah pun mencari sosok pemersatu. Mereka mendengar soal dakwah Nabi Muhammad di Makkah.

Isi Perjanjian Aqabah 1 dan Latar Belakangnya

Perjanjian Aqobah 1 berlangsung pada 621 Masehi, tahun ke-12 kerasulan, yakni ketika 5 orang pernah menemui Nabi Muhammad semasa pra-aqabah datang kembali. Mereka membawa rombongan yang terdiri dari 10 orang dari suku Khazraj dan 2 orang dari suku Aus.

Peristiwa baiat aqabah 1 berisi dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah. Hal ini disambut oleh 7 orang yang baru datang dalam pertemuan ini dengan menyatakan masuk Islam.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam oleh Kemenag (2014:45), isi dari perjanjian aqabah pertama adalah sebagai berikut.

  • Pernyataan tidak akan menyekutukan Allah Swt.
  • Pernyataan setia kepada Nabi Muhammad Saw.
  • Pernyataan rela berkorban harta dan jiwa.
  • Bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya.
  • Pernyataan tidak akan membunuh.
  • Pernyataan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan.
Setelah pelaksanaan proses baiat pada aqabah pertama, Nabi Muhammad mengutus Mus’ab bin Umair untuk bergabung bersama rombongan ke Yastrib. Mus’ab memiliki tugas, yaitu membantu ke-12 orang Yastrib untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Madinah.

Isi Perjanjian Aqabah 2 dan Latar Belakangnya

Pada tahun ke-13 kerasulan (622 Masehi) ketika masa haji, 73 orang dari rombongan haji Yastrib kembali menemui Nabi Muhammad SAW. Pertemuan ini dikenal dengan peristiwa aqabah kedua. Peristiwa ini dilaksanakan di pertengahan hari-hari tasyriq (11, 12, dan 13 Zulhijah) setelah sepertiga malam.

Sekelompok orang Yastrib ini membawa sebuah pesan yang berisikan permintaan masyarakat Madinah supaya Rasulullah bersedia datang ke wilayah mereka. Maksud dari permintaan ini secara lebih luas adalah bahwa penduduk Yastrib menginginkan Nabi berdakwa di sana.

Selain itu, orang-orang Yastrib mempertimbangkan keselamatan Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin Makkah yang sering kali terancam keselamatannya dari kaum kafir Quraisy. Rasulullah menyambut permintaan ini dan menyetujuinya.

70 orang yang tergabung dalam rombongan juga memperkuat kesepakatan dengan adanya Perjanjian Aqabah Kedua.

Dikutip dari modul Pendidikan Islam oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (2016:35), isi perjanian Aqabah 2 adalah sebagai berikut.

  • Pernyataan sami'na wa atho'na (mendengar dan mematuhi) Rasulullah baik dalam keadaan sibuk maupun lapang.
  • Berinfak baik semasa susah maupun senang.
  • Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
  • Berjuang karena Allah tanpa mempedulikan ancaman orang.
  • Mendukung Rasulullah ketika tiba di Yastrib, menjaga Nabi sebagaimana menjaga diri dan anak-istri, dengan balasan surrga Allah di akhirat nanti.
Setelah pelaksanaan proses baiat pada aqabah kedua, Nabi Muhammad menunjuk 12 orang dari rombongan Yastrib untuk menjadi Naqib. Naqib ini memiliki tugas untuk merealisasikan perjanjian yang telah ditetapkan. 9 Naqib berasal dari suku Kazraj dan 3 lainnya merupakan suku Aus.

Apa Perbedaan Perjanjian Aqabah 1 dan Aqabah 2?

Dilihat dari berbagai isi Perjanjian Aqabah 1 dan 2 di atas, perbedaan kedua kesepakatan ini berada pada titik umum dan khususnya. Jika kita memantau Perjanjian Aqobah 1, berbagai poinnya masih digambarkan secara umum.

Kita bisa meninjau ini dari salah satu poin, misalnya “pernyataan setia kepada Nabi Muhammad SAW”. Berdasarkan poin tersebut, mereka yang melakukan perjanjian hanya berjanji untuk setia kepada Rasulullah.

Sementara itu, Perjanjian Aqabah 2 memfokuskan kesepakatan terhadap berbagai hal yang menjadi poin-poin khusus. Contohnya “mendukung Rasulullah ketika tiba di Yastrib”, di mana mereka berjanji untuk melakukan tugas spesifik.

Baca juga artikel terkait KISAH NABI MUHAMMAD atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Yuda Prinada