Menuju konten utama

INALUM: Proyek SGAR Mitigasi Lonjakan Kebutuhan Alumunium 300%

Lonjakan permintaan aluminium terutama didorong oleh pesatnya perkembangan sektor kendaraan listrik (EV) dan energi baru terbarukan (EBT).

INALUM: Proyek SGAR Mitigasi Lonjakan Kebutuhan Alumunium 300%
Suasana lokasi yang dicanangkan untuk pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Kamis (4/4/2019). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/wsj

tirto.id - PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) tengah menggarap dua proyek smelter untuk memenuhi lonjakan permintaan aluminium dalam negeri.

Head of Business Development and Strategy Group INALUM, Al Jufri, menjelaskan saat ini pasar domestik masih bergantung pada bahan baku dari luar negeri, di mana porsi impor aluminium sepanjang 2024 tercatat mendominasi sebesar 54 persen.

Karena itu, INALUM tengah menyiapkan dua proyek strategis yang ditargetkan rampung tahun ini. Proyek pertama adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 2 yang akan menambah kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.

Proyek kedua adalah pembangunan smelter aluminium baru di Mempawah, Kalimantan Barat, dengan kapasitas hingga 900 ribu ton per tahun.

“Dengan dua proyek ini, total akan ada 2 juta ton alumina dan 900 ribu ton aluminium per tahun. Hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap aluminium impor, dan seluruh kebutuhan bisa disuplai dari dalam negeri,” katanya dalam Indonesia Green Mineral Investment Forum 2025 di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Dia menjelaskan, lonjakan permintaan aluminium terutama didorong oleh pesatnya perkembangan sektor kendaraan listrik (EV) dan energi baru terbarukan (EBT). Karena itu, permintaan diperkirakan akan meningkat hingga 300 persen dalam 30 tahun ke depan.

“Pendorong utamanya adalah kebutuhan dari komunitas EV dan EBT. Dalam satu pack baterai EV saja, 18 persen komponennya adalah aluminium. Sedangkan satu unit pembangkit listrik tenaga surya (photovoltaic) berkapasitas 1 megawatt membutuhkan 21 ton aluminium,” ucapnya.

Sementara itu, INALUM telah lima kali menerima pasokan alumina dari fasilitas SGAR Fase 1 di Mempawah. Fasilitas ini dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), sebuah perusahaan patungan antara INALUM dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM).

Mengenai pendanaan, Jufri menjelaskan bahwa untuk SGAR Fase 1, pendanaan dan kemitraan telah tuntas. Sementara untuk SGAR Fase 2 dan pembangunan smelter aluminium di Mempawah, perseroan masih membuka peluang investasi.

“Terkait dengan alumina refinery fase 2, pastinya akan ada project financing. Kami mengundang perusahaan-perusahaan yang berminat untuk ikut serta. Begitu juga untuk smelter aluminium Mempawah, saat ini masih dalam tahap pembentukan JVCo dan kami membuka kesempatan partisipasi bagi mitra strategis,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait PT INALUM atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana