tirto.id - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Melati Sarnita, mengatakan bahwa perseroan berencana melakukan penawaran initial public offering (IPO) sebagai bagian dari strategi perseroan. Namun, rencana IPO tersebut masih dalam pembahasan bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Langkah ini dilakukan karena milestone tersebut direncanakan sebelum adanya Danantara.
Melati menjelaskan, IPO awalnya diposisikan sebagai salah satu milestone penting perusahaan. Namun, setelah muncul inisiasi investasi dari Danantara, manajemen memutuskan untuk mengkaji ulang rencana tersebut.
"Untuk IPO nya memang kita keluarin dari milestone ini Pak Ketua. Saat ini kita berdiskusi (dengan Danantara). Dulunya kan kita taruh IPO itu sebelum ada Danantara. Jadi kita diskusi dengan Danantara dulu," kata Melati dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Selasa (30/9/2025).
Selain itu, dalam pembahasan dengan Danantara, perseroan juga membicarakan skema pendanaan, mulai dari investasi langsung, pembiayaan perbankan, hingga opsi lain yang dinilai sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Melati menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu apakah masuknya Danantara melalui direct investment atau perbankan.
Dengan demikian, IPO yang semula disiapkan menjadi prioritas kini dipindahkan ke luar milestone perusahaan. "Danantara akan masuk ke dalam beberapa proyek ini, apakah melalui direct investment perbankan dan lain-lain atau bagaimana. Jadi memang dalam milestone ini sudah kita keluarin dulu," ujarnya.
Inalum juga membuka peluang pemanfaatan Patriot Bond sebagai alternatif sumber pembiayaan untuk proyek-proyek strategis. Melati mengakui adanya wacana tersebut meski masih dalam tahap awal pembahasan.
"Ada wacana seperti itu," paparnya.
Di lain sisi, Inalum telah membukukan laba bersih sebesar 123,7 juta dolar AS sepanjang tahun 2024. Perseroan juga mencatatkan pendapatan sebesar 716,9 juta dolar AS.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga mencatat EBITDA mencapai 179,2 juta dolar AS. Sementara total aset perseroan tercatat sebesar 2,47 miliar dolar AS.
Sementara kinerja operasional, Inalum mencatat peningkatan produksi aluminium sebesar 27,61 persen, menjadi 274.230 ton. Volume penjualan juga tercatat tumbuh 25,55 persen, menjadi 276.381 ton.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































