tirto.id - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan rencana perseroan untuk membeli tambang bauksit yang dikelola oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam di Kalimantan Barat. Rencana pembelian tersebut ditargetkan sebelum 2030.
“Sebelum 2030, kami lagi proses due diligence untuk mencoba membeli salah satu IUP Antam yang paling dekat dengan PT BAI (Borneo Alumina Indonesia),” kata Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, dalam rapat kerja bersama DPR RI Komisi VI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Selasa (30/9/2025).
Tambang Antam yang bakal dibeli itu berlokasi dekat dengan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT BAI di Mempawah, Kalimantan Barat. PT BAI merupakan perusahaan kolaborasi Inalum dan Antam.
Melati memaparkan bahwa perusahaan holding untuk BUMN di industri pertambangan yakni MIND ID, menargetkan Inalum untuk memiliki tambang bauksit sendiri pada 2030. Oleh karena itu, Inalum sedang berdiskusi dengan Antam terkait rencana akuisisi tambang bauksit yang berada di dekat PT BAI.
Diketahui, PT BAI merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan bijih bauksit menjadi alumina, bahan baku utama industri aluminium.
Melati menilai, tambang bauksit dibutuhkan untuk menjaga pasokan bahan baku alumina. Terlebih, investasi smelter tengah masif seiring larangan ekspor bauksit.
Inalum sendiri merupakan pemain kunci dalam memproduksi aluminium ingot dari alumina. Perusahaan pun terus menggenjot hilirisasi bauksit untuk menjadi aluminium. Inalum di Kuala Tanjung merupakan satu-satunya produsen aluminium nasional dengan kapasitas input alumina sekitar 500.000 ton per tahun
Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin pun telah menegaskan ambisinya untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium nasional hingga mencapai 900 ribu ton per tahun (KTPA) pada 2029, naik dari kapasitas terpasang saat ini sebesar 275 ribu KTPA.
Guna memperkuat keberlanjutan pasokan alumina, SGAR Fase II juga tengah dipersiapkan dan akan menambah kapasitas produksi sebesar 1 juta ton per tahun.
Maroef menyampaikan bahwa bauksit, alumina, dan aluminium adalah bahan baku yang memiliki peran krusial dalam mendukung industri manufaktur dan energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia.
"Bauksit, alumina, dan aluminium adalah bahan baku krusial yang mendukung industri manufaktur dan energi terbarukan berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Maroef.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































