Menuju konten utama

Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi di Kehidupan Manusia

Apa saja dampak positif dan negatif bioteknologi di berbagai bidang kehidupan manusia? Simak selengkapnya di bawah ini.

Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi di Kehidupan Manusia
Ilustrasi yoghurt sebagai salah satu contoh bioteknologi. Apa saja dampak positif dan negatif bioteknologi? foto/iStockphoto

tirto.id - Dampak positif dan negatif bioteknologi mungkin menjadi topik yang dipertanyakan, seiring dengan berkembangnya penerapan teknologi ini dalam berbagai aspek kehidupan. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip ilmiah dan rekayasa dengan memanfaatkan makhluk hidup atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan produk atau jasa serta meningkatkan potensi makhluk hidup.

Dilansir dari modul Bioteknologi untuk Hidup yang Lebih BaikKelas XII (2020), bioteknologi dibedakan atas bioteknologi konvensional dan modern. Prinsip dasar proses bioteknologi konvensional ialah melibatkan proses fermentasi, sedangkan pada bioteknologi modern yaitu rekayasa genetika.

Rekayasa genetika sendiri merupakan usaha memanipulasi sifat makhluk hidup untuk menghasilkan makhluk hidup dengan sifat baru yang diinginkan. Meskipun diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan manusia, kenyataannya bioteknologi juga menimbulkan sejumlah konsekuensi.

Contoh Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan

Bioteknologi dalam diterapkan di berbagai bidang kehidupan, mulai dari kesehatan hingga pangan. Simak di bawah ini.

Bidang Kesehatan dan Pengobatan

Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam kesehatan dan pengobatan yakni sebagai berikut.

1. Bayi Tabung untuk Penyembuhan Penyakit Genetik

Dikutip dari laman resmi Menteri LHK, bayi tabung merupakan salah satu contoh penerapan bioteknologi. Salah satu kasusnya terjadi di Colorado, di mana pasangan Jack dan Lisa menggunakan teknologi bayi tabung dengan teknik pra-implantasi genetik diagnosis untuk menyelamatkan anak mereka, Molly, dari penyakit Fanconi Anemia.

Teknik ini berhasil memilih embrio bebas gen penyakit dan menghasilkan bayi yang dapat menjadi donor darah bagi kakaknya.

2. Produksi Hemoglobin Manusia oleh Babi Transgenik

Selain itu, di Princeton, AS, babi transgenik telah dikembangkan untuk memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15 persen dari total hemoglobin.

Bidang Lingkungan

Penerapan bioteknologi di bidang lingkungan meliputi sejumlah contoh di bawah ini.

1. Penguraian Limbah dengan Mikroorganisme

Ir. IGA. Maya Kurnia, M.Si/PP.Madya Distanak Kab. Buleleng, melalui artikelnya menjelaskan bahwa bioteknologi dimanfaatkan untuk mengolah limbah industri. Caranya yakni dengan menggunakan mikroorganisme seperti bakteri.

2. Pengolahan Limbah Minyak

Tumpahan minyak, baik di darat maupun di laut, dapat merusak ekosistem secara luas. Dalam hal ini, bioteknologi menghadirkan solusi berupa penggunaan bakteri pemakan minyak.

Bakteri ini membantu mempercepat proses pembersihan secara alami dan minim risiko terhadap lingkungan sekitar.

Bidang Pangan dan Pertanian

Bioteknologi juga berperan penting dalam dunia pertanian, terutama dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman.

1. Padi dengan Kandungan Vitamin A (Golden Rice)

Padi jenis ini dikembangkan dengan menambahkan gen pembentuk beta-karoten dari tanaman lain, yang akan diubah tubuh menjadi vitamin A. Inovasi ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan vitamin A yang banyak dialami masyarakat di negara berkembang.

2. Fermentasi Mikroba

Proses pembuatan makanan seperti tempe, yoghurt, keju, dan tape memanfaatkan mikroorganisme tertentu dalam proses fermentasi. Teknologi ini tidak hanya mempertahankan nilai gizi, tetapi juga memperkaya rasa dan memperpanjang masa simpan makanan.

Bidang Peternakan

Dalam dunia peternakan, bioteknologi turut berperan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hewan ternak.

1. Kloning Hewan

Kloning memungkinkan peternak mendapatkan keturunan dengan sifat-sifat unggul dari indukan yang sama, seperti pertumbuhan yang cepat atau daya tahan terhadap penyakit. Meskipun masih menuai perdebatan etis, teknologi ini terus dikembangkan untuk efisiensi produksi.

2. Hormon Pertumbuhan pada Sapi Perah

Pemberian hormon pertumbuhan sintetis seperti bovine somatotropin (BST) pada sapi perah diketahui dapat meningkatkan produksi susu. Namun, penerapannya perlu diawasi secara ketat agar tidak membahayakan kesehatan hewan maupun konsumen.

Dampak Positif Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan

Setelah melihat contoh penerapannya, mungkin muncul pertanyaan, apa keuntungan dan kerugian bioteknologi?

Penerapan bioteknologi memiliki sejumlah dampak bioteknologi pangan di bidang sosial, di bidang etika, dan lingkungan. Berikut manfaat bioteknologi.

Dampak Positif Bioteknologi di Bidang Lingkungan Hidup

Pada bidang lingkungan hidup, dampak positif dari bioteknologi meliputi:

  • Penemuan tumbuhan transgenik yang tahan terhadap serangga dapat mengurangi penggunaan pestisida, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan keberagaman hayati.
  • Penggunaan bakteri Thiobacillus ferrooxidans untuk mengatasi pencemaran limbah dengan memisahkan logam dari bijinya, membantu membersihkan lingkungan dari bahan berbahaya yang dapat merusak ekosistem.
  • Teknologi bioteknologi memungkinkan pemanfaatan mikroorganisme dalam pengolahan limbah industri, yang mengurangi jumlah limbah berbahaya yang mencemari lingkungan.

Dampak Positif di Bidang Sosial dan Ekonomi

Dalam konteks sosial dan ekonomi, bioteknologi memberikan dampak positif yang dapat dilihat pada beberapa aspek:

  • Meningkatnya persaingan dalam pencarian varietas baru melalui rekayasa genetika membuka peluang inovasi dalam sektor pertanian dan peternakan. Hal ini dapat meningkatkan hasil produksi dan daya saing produk domestik.
  • Bioteknologi memungkinkan produksi pangan dengan biaya lebih rendah dan lebih efisien, yang berkontribusi pada ketersediaan pangan yang lebih luas dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di negara berkembang.

Dampak Positif terhadap Kesehatan secara Positif

Di bidang kesehatan, bioteknologi telah membuka berbagai kemungkinan baru, dengan dampak positif sebagai berikut:

  • Bioteknologi memungkinkan pengembangan obat-obatan dan terapi baru, seperti insulin rekombinan dan terapi gen, yang dapat menyembuhkan atau mengurangi gejala penyakit genetik.
  • Pengembangan terapi sel induk berpotensi besar dalam penyembuhan penyakit serius seperti stroke atau kerusakan jaringan tubuh lainnya, memberikan harapan baru bagi pasien dengan kondisi medis yang sebelumnya sulit diobati.
  • Penemuan produk-produk obat dan hormon hasil rekayasa genetika juga dapat membuat harga produk kesehatan lebih terjangkau, memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat.

Dampak Positif di Bidang Pangan

Apa dampak positif dan negatif dari penggunaan bioteknologi dalam industri pangan? Penerapan bioteknologi dalam sektor pangan memberikan manfaat signifikan, yang dapat dilihat pada poin-poin di bawah ini:

  • Pengembangan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama dan penyakit, mengurangi penggunaan pestisida dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
  • Peningkatan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kondisi ekstrem, yang dapat meningkatkan hasil pertanian di daerah yang rentan terhadap perubahan iklim.
  • Peningkatan kualitas gizi pada tanaman pangan, seperti padi yang lebih kaya akan vitamin dan mineral, membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
  • Pengembangan tanaman yang lebih efisien dalam penggunaan air dan nutrisi, membantu mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.

Dampak Positif di Bidang Etika

Bioteknologi juga menimbulkan dampak positif dalam ranah etika, yang terlihat dalam beberapa hal:

  • Penggunaan bioteknologi dalam pengolahan pangan dapat membantu melestarikan keanekaragaman hayati dengan mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang merusak lingkungan.
  • Bioteknologi berpotensi mengurangi kelaparan global dengan meningkatkan hasil pertanian di daerah-daerah yang tidak subur, memberikan akses pangan yang lebih terjangkau dan bergizi.
  • Pengembangan teknologi yang bertanggung jawab dapat mendukung kebijakan yang adil dan berkelanjutan dalam produksi pangan, menghindari eksploitasi dan kerusakan sosial.

Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan

Dirangkum dari buku Biologi Interaktif untuk kelas XII (2007) serta Modul Pembelajaran SMA Biologi Kelas XII, berikut merupakan dampak negatif dari bioteknologi dalam berbagai bidang di kehidupan manusia.

Dampak Negatif Bioteknologi bagi Lingkungan

Dalam bidang lingkungan hidup, bioteknologi juga dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tanaman transgenik dapat merusak ekosistem, misalnya tanaman kapas anti-serangga yang membunuh hama dan organisme bukan target seperti kupu-kupu dan lebah, yang mengganggu keseimbangan ekosistem.
  • Penggunaan tanaman transgenik yang mengandung virus berpotensi menciptakan virus baru yang lebih intensif dalam menimbulkan penyakit, yang bisa merusak lingkungan.
  • Tanaman transgenik bisa berubah menjadi gulma, membawa gen dari tanaman liar yang membahayakan keberagaman hayati.
  • Pelepasan organisme transgenik ke alam bebas berisiko menimbulkan pencemaran lingkungan yang sulit dikendalikan.

Dampak Negatif di Bidang Sosial Ekonomi

Meskipun bioteknologi memberikan manfaat, penerapannya juga menimbulkan dampak negatif yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  • Penggunaan bioteknologi dapat menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi, terutama bagi petani kecil dan peternak tradisional yang tidak dapat bersaing dengan hasil produk bioteknologi.
  • Penggunaan hormon pertumbuhan pada sapi (BGH) dapat merugikan peternak kecil karena meningkatkan produksi susu secara drastis, mempengaruhi pasar secara negatif.
  • Rekayasa genetika tanaman pertanian seperti kopi, tembakau, dan cokelat dapat merugikan negara berkembang yang mengandalkan hasil pertanian tradisional ini.

Dampak Negatif di Bidang Kesehatan

Meskipun ada banyak kemajuan, bioteknologi juga membawa sejumlah dampak negatif di bidang kesehatan, seperti:

  • Penggunaan produk rekayasa genetika, seperti insulin hasil rekayasa, telah menyebabkan kematian beberapa orang, misalnya di Inggris.
  • Pemakaian BGH pada sapi bisa membuat susu sapi mengandung bahan kimia yang membahayakan kesehatan manusia.
  • Produk rekayasa genetika seperti Tomat Flavr Savr dapat mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik, yang bisa berisiko bagi kesehatan manusia.
  • Produk hasil rekayasa genetika seperti jagung yang digunakan sebagai pakan unggas dapat menyebabkan unggas tersebut mengandung GMO, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan.

Dampak Negatif di Bidang Pangan

Penerapan bioteknologi dalam pangan juga tidak lepas dari potensi dampak negatif, yaitu:

  • Tanaman transgenik yang dihasilkan melalui rekayasa genetika bisa menyingkirkan plasma nutfah lokal, merugikan keberagaman genetik yang ada pada tanaman tradisional.
  • Rekayasa genetik dalam tanaman pangan dapat menciptakan ketergantungan pada perusahaan besar yang memiliki hak paten atas tanaman tersebut, mengurangi akses petani terhadap bibit yang lebih murah.

Dampak Negatif di Bidang Etika

Dampak negatif bioteknologi dalam bidang etika berhubungan dengan berbagai masalah yang muncul, seperti yang akan dijelaskan berikut:

  • Kloning manusia dianggap merusak nilai-nilai etika dan moral karena melibatkan manipulasi embrio manusia untuk tujuan tertentu.
  • Rekayasa genetika yang menyisipkan gen dari satu spesies ke spesies lain (misalnya babi ke semangka) dapat dianggap melanggar hukum alam dan tidak dapat diterima oleh sebagian masyarakat, terutama penganut agama tertentu.
  • Pemberian hak paten pada organisme hasil rekayasa genetika berpotensi merusak nilai-nilai budaya yang menghargai makhluk hidup dan bisa disalahgunakan untuk keuntungan pribadi.
  • Penerapan bioteknologi dalam pangan yang tidak berlabel dapat menyebabkan ketidakpastian di kalangan konsumen, terutama yang berkaitan dengan agama dan keyakinan mereka.

Baca juga artikel terkait BIOTEKNOLOGI atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - TirtoEco
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Nisa Hayyu Rahmia