Menuju konten utama

Urutan Proses Kloning Domba yang Benar dan Manfaatnya

Salah satu manfaat kloning domba adalah meningkatkan kemajuan genetik. Lantas, bagaimana urutan proses kloning domba yang paling benar?

Urutan Proses Kloning Domba yang Benar dan Manfaatnya
Ilustrasi kloning domba. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Kloning adalah proses menghasilkan keturunan yang identik dengan sel induknya tanpa proses pembuahan. Kloning pada hewan bertujuan untuk memperbanyak dan memperoleh individu yang sama serta lebih baik dari pada induknya.

Dikutip dari Jurnal Ternak Tropika Vol 7, No 2 (2007), proses menghasilkan keturunan identik ini dilakukan dengan cara memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada tahap sebelum sel-sel dewasa berdiferensiasi.

Kloning pertama kali dilakukan pada 1952 oleh ilmuwan bernama Bricks dan Young. Hewan yang dipakai untuk uji coba kala itu adalah katak. Namun, penelitian tersebut kurang mendapatkan respons serius dari berbagai kalangan terutama ilmuwan.

Pada 1997, dunia dihebohkan dengan keberhasilan tim peneliti yang terdiri dari Dr. Wilmut (Roslin Institute) dan Dr. Campbell (PPL Therapeutics Skotlandia). Mereka mengklaim telah berhasil melakukan kloning domba yang kemudian diberi nama domba Dolly.

Domba Dolly merupakan klon pertama yang diproduksi dari sel yang diambil dari mamalia dewasa. Penelitian tersebut membuktikan bahwa organisme hasil kloning dapat dihasilkan dari sel dewasa bagian tubuh tertentu.

Sejak keberhasilan kloning domba pada 1997, muncul berbagai penelitian kloning lain. Di antaranya monyet, lembu, sapi, kucing, kuda, anjing, serigala, dan kerbau, yang kemudian dikomersialkan pada 2004.

Dengan keberhasilan Dolly, para peneliti dapat mempelajari kemungkinan terjadinya penyakit genetik. Harapannya, kloning dapat membawa manfaat untuk menghindari penyakit genetik di masa depan.

Proses Kloning pada Domba

Sejak dulu, para ilmuwan terus berusaha menyempurnakan teknik dan menggabungkan berbagai metode untuk meningkatkan peluang keberhasilan kloning. Pada 22 Februari 1997, tim peneliti dari Roslin Institute Edinburgh pimpinan Ian Wilmut memublikasikan informasi di Jurnal Nature tentang kesuksesannya dalam mengkloning domba.

Kloning yang dilakukan Ian Wilmut dan kawan-kawan itu dilakukan dengan metode Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT). Merujuk pada penelitian Ian Wilmut dan kawan-kawan, urutan proses kloning domba yang paling benar adalah:

  1. Inti proses kloning domba adalah memanipulasi gen sel yang diambil dari payudara seekor domba betina dewasa berumur 6 tahun bernama Dorset.

  2. Sel donor itu sengaja dibuat kekurangan nutrisi agar berhenti membelah diri.

  3. Pada saat bersamaan, sel telur dari domba jenis lain juga diambil, tetapi inti sel telurnya dibuang.

  4. Sel telur ditempatkan berdekatan dengan sel donor.

  5. Sel telur dialiri listrik perlahan agar terjadi proses pembentukan inti sel baru yang juga mengandung DNA baru.

  6. Pembelahan sel terjadi hingga embrio muncul.

  7. Embrio ini ditanamkan di rahim domba betina pengganti.

Kelahiran Dolly saat itu banyak mendapatkan perhatian peneliti dunia. Domba Dolly dibesarkan di Institut Roslin di Midlothian bersama domba jantan Welsh Mountain. Perkawinan keduanya menghasilkan enam keturunan domba.

Namun, pada usia empat tahun, Dolly terserang artritis hingga pincang. Pada 14 Februari 2003, Dolly disuntik mati setelah artritis di tubuhnya semakin parah, ditambah lagi dengan penyakit paru.

Usia Dolly saat itu adalah 6,5 tahun. Usianya lebih pendek jika dibandingkan angka harapan hidup kambing jenis Finn-Dorset yang berkisar 11-12 tahun.

Manfaat Kloning

Teknologi kloning, jika dimanfaatkan sesuai kode etik yang berlaku, memberikan banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut beberapa manfaat kloning:

1. Meningkatkan kemajuan genetik

Pemanfaatan teknologi kloning dapat melakukan modifikasi performa dengan menggunakan satu gen sehingga dapat memperbaiki karakter pertumbuhan atau efisiensi karakter tertentu.

2. Mengatasi infertilitas suatu organisme

Kloning dapat membantu organisme yang infertile untuk memperoleh keturunan. Proses kloning dapat dilakukan dengan sejumlah sel somatik organisme yang akhirnya dapat menghasilkan keturunan yang mengandung gen induknya.

3. Mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul

Kloning pada hewan ternak dapat membantu produksi susu yang mengandung nutrisi ekstra. Salah satu contoh hewan tersebut adalah sapi, proses kloning dilakukan dengan nukleus sel sapi unggul yang disuntikan ke dalam nukleus zigot sapi yang diinginkan. Hasil yang diperoleh adalah klon dengan gen tambahan yang lebih unggul.

Baca juga artikel terkait BIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Fadli Nasrudin