Menuju konten utama

Apa Itu Pembekuan Sel Telur atau Oocyte Cryopreservation?

Apa itu pembekuan sel telur atau oocyte cryopreservation, bagaimana proses pembekuan sel telur dan apa saja risikonya?

Apa Itu Pembekuan Sel Telur atau Oocyte Cryopreservation?
Ilustrasi Sel Telur. foto/IStockphoto

tirto.id - Pembekuan sel telur merupakan salah satu metode mempersiapkan kehamilan. Proses ini dilakukan pada wanita yang belum siap hamil, namun berencana untuk hamil di kemudian hari.

Menurut situs UCLA Health, proses bernama oocyte cryopreservation ini mengekstrak sel telur dari dalam tubuh kemudian dibekukan dan disimpan sampai waktunya dibutuhkan.

Sejak pertama kali menuai keberhasilan pada 1986, pembekuan sel telur banyak menjadi pilihan selebriti.

Proses ini mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan ini membuat teknik pembekuan sel telur tidak lagi dianggap sebagai prosedur eksperimen oleh Lembaga Publik untuk Obat-obatan Reproduksi Amerika.

Pembekuan sel telur umum dilakukan pada wanita yang tengah menjalani kemoterapi atau perawatan radiasi lain yang dikhawatirkan dapat berdampak pada kemandulan. Selain itu, berikut beberapa kondisi lain yang dapat dilakukan pembekuan sel telur:

    • Operasi yang dapat merusak ovarium.
    • Kelainan kromosom yang dapat mengakibatkan kegagalan pembuahan, seperti sindrom Turner atau sindrom Fragile X.
    • Riwayat menopause dini dalam keluarga.
    • Penyakit kandungan yang berisiko merusak ovarium.
    • Mutasi genetik yang mengharuskan pelepasan ovarium, misal mutasi BRCA.
    • Pengawetan kesuburan untuk menunda kehamilan.

Proses Pembekuan Sel Telur

Sel telur wanita yang akan dibekukan pertama-tama diperiksa terlebih dahulu. Tes darah dan pemeriksaan ultrasound dibutuhkan untuk meninjau kesehatan sel telur pasien. Pemeriksaan ini juga dibutuhkan untuk menentukan dosis obat yang akan digunakan pada pasien.

Kemudian, sel telur akan dipisahkan menggunakan metode yang sama dengan proses in vitro fertilization (IVF). Sel telur dan cairan di sekelilingnya akan disedot keluar melalui vagina. Selanjutnya, sel telur yang telah diekstrak dibekukan menggunakan metode vitrifikasi. Metode ini mendinginkan sel telur dengan sangat cepat di dalam wadah khusus berisi nitrogen cair.

Sel telur yang telah dibekukan dapat digunakan di kemudian hari. Caranya, sel telur akan dihangatkan terlebih dahulu. Sel telur yang berhasil hidup akan diinjeksi sperma melalui proses intracytoplasmic sperm injection (ICSI).

Sel telur yang telah dibuahi kemudian dimasukkan kembali ke dalam uterus melalui vagina. Biasanya, pembuahan dapat terjadi dalam 3-5 hari setelah sel telur dimasukkan.

Tingkat Keberhasilan dan Risiko

Secara klinis, tingkat keberhasilan kehamilan dalam proses ini berkisar antara 4-12 persen per sel telur. Meski demikian, masih banyak data yang dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kesuksesan proses ini. Secara umum, tingkat keberhasilan metode ini dipengaruhi oleh dua hal, yakni usia pasien dan jumlah sel telur yang dapat dibekukan.

Prosedur pembekuan sel telur bukan tanpa risiko. Melansir dari situs Mayo Clinic, risiko yang ditimbulkan dapat berupa fisik maupun mental, sehingga calon pasien harus benar-benar memperhatikan dampak yang mungkin dapat ditimbulkan oleh prosedur ini.

1. Risiko dalam penggunaan obat-obatan

Penggunaan hormon sintetik dalam prosedur ini dapat menyebabkan Ovarian hyperstimulation syndrome. Sindrom ini adalah kondisi di mana ovarium pasien mengalami pembengkakan disertai rasa sakit sesaat setelah pengangkatan sel telur.

Gejala yang ditimbulkan berupa sakit di bagian perut, kembung, mual, muntah, hingga diare. Pada kasus yang langka, gejala sindrom ini dapat memburuk dan dapat membahayakan jiwa pasien.

2. Risiko komplikasi

Pada beberapa kasus, penggunaan jarum suntik saat pengangkatan sel telur dapat menyebabkan pendarahan, infeksi atau kerusakan pada usus dan kandung kemih. Penggunaan jarum suntik juga dapat merusak pembuluh darah.

3. Risiko mental

Prosedur pembekuan sel telur memang dapat memberikan harapan kehamilan. Akan tetapi, tidak ada jaminan kesuksesan di dalam prosedur ini. Selain itu, prosedur ini memakan banyak biaya, sehingga perlu persiapan yang matang sebelum pasien memutuskan untuk melakukan pembekuan sel telur.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Adilan Bill Azmy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Adilan Bill Azmy
Penulis: Adilan Bill Azmy
Editor: Yantina Debora