tirto.id - Beberapa potensi penyakit pada seseorang dapat diketahui dari tes genetik atau tes DNA. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan tes genetik? Berapa pula harga yang harus dikeluarkan untuk biaya tes genetik?
Laman Medline Plus menjelaskan bahwa tes genetik adalah jenis tes medis yang mengidentifikasi perubahan pada gen, kromosom, atau protein. Hasil tes genetik dapat mengonfirmasi atau mengesampingkan kondisi genetik yang dicurigai atau membantu menentukan peluang seseorang untuk mengembangkan atau mewariskan kelainan genetik.
Melansir laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tes genetik berguna dalam banyak bidang kedokteran dan dapat menentukan perawatan medis yang tepat untuk seseorang yang tengah menghadapi berbagai masalah kesehatan.
Sebagai contoh, tes genetik dapat memberikan diagnosis untuk kondisi genetik seperti Fragile X atau informasi tentang risiko terkena kanker. Ada banyak jenis tes genetik yang berbeda. Tes genetik dilakukan dengan menggunakan sampel darah atau ludah dan hasilnya biasanya dapat dilihat dalam beberapa minggu.
Potensi Penyakit yang Bisa Diketahui dari Tes Genetik
Berdasarkan laporan dari laman laboratorium khusus tes genetik, Igenomix berikut ini adalah daftar beberapa penyakit umum yang dapat diidentifikasi dengan akurasi maksimum lewat bantuan tes genetik.
1. Obesitas
Salah satu masalah yang paling umum dialami manusia adalah obesitas. Orang dengan BMI sama dengan atau lebih tinggi dari 30 diidentifikasi mengalami obesitas. Meskipun saat ini, gaya hidup tidak aktif diyakini sebagai salah satu penyebabnya, gen keturunan masih menjadi salah satu faktor penting yang memicu obesitas pada seseorang.
2. Gangguan bipolar
Gangguan yang ditandai dengan beberapa variasi suasana hati ini adalah penyakit mental yang parah. Ini adalah salah satu penyakit paling umum yang disebabkan oleh faktor keturunan. Di antara semua kasus yang diketahui, alasan paling umum yang memicu kondisi ini adalah mewarisi dari orang tua dengan presentase lebih dari 90 persen.
3. Kanker payudara dan ovarium
Sebagian besar kasus kanker payudara memang terjadi dengan tanpa ada riwayat keluarga dekat. Namun demikian, 5 hingga 10 persen kasus kanker payudara juga ditemukan karena adanya faktor keturunan.
Hal ini ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada payudara. Demikian pula, wanita memiliki risiko 15 hingga 40 kali lebih tinggi terkena kanker ovarium karena faktor keturunan dibandingkan penyebab lain yang diketahui.
4. Kehilangan pengelihatan karena faktor usia
Kehilangan pengelihatan karena faktor usia biasanya muncul setelah usia 60 tahun. Sering diindikasikan dengan kehilangan penglihatan, retina berhenti mentransmisikan gambar yang jelas ke otak.
Banyak orang harus bergantung pada bantuan tambahan seperti kacamata untuk melakukan kebiasaan rutin sederhana seperti membaca, mengemudi, dan mengenali wajah.
Di antara semua kasus yang diketahui, 30 persen orang didiagnosis dengan alasan genetik yang menyebabkan kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua mata.
5. Psoriasis
Penyakit ini memiliki statistik yang paling mengkhawatirkan, sebab, sebanyak 80 persen kasus menunjukkan alasan pemicunya adalah genetika. Penyakit ini ditandai dengan lesi merah dan bersisik yang muncul di bagian tubuh mana pun dan menyebabkan iritasi serta peradangan kulit.
Terlepas dari gen yang diketahui bertanggung jawab atas psoriasis, diyakini ada sebanyak tujuh variasi DNA lain yang terkait dengan pemicu kondisi ini.
6. Disleksia
Ketika seseorang menghadapi masalah dalam membaca, mereka mungkin menderita disleksia. Ini adalah kondisi neurobiologis yang dapat dengan mudah dikenali dengan beberapa gejala yang sangat sederhana.
Kondisi ini lazim terjadi sejak masa kanak-kanak, dan kesadaran yang tepat akan kondisi ini dapat membantu orang tersebut menjalani kehidupan yang normal.
Meskipun ada lebih banyak kesadaran tentang kondisi ini, kerentanan seorang anak masih sangat tinggi karena orang tua yang terkena dampak (atau kedua orang tua yang terkena dampak).
7. Penyakit parkinson
Satu lagi gangguan neurobiologis yang disebabkan oleh berkurangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin. Gejalanya meliputi rahang, wajah, tangan, dan kaki yang gemetar. Ketidakmampuan untuk memegang dengan kuat dan menjatuhkan barang. Penderita juga dapat menunjukkan gerakan yang lambat atau gangguan keseimbangan dan koordinasi.
Penyakit Parkinson muncul pada usia 50 tahun ke atas pada sebagian besar kasus, dengan hanya 2 persen pengecualian yang mengalaminya pada usia berapa pun dalam masa hidup rata-rata.
Berapa Harga Tes Genetik di Indonesia?
Tes genetik di Indonesia bisa dilakukan di sejumlah layanan kesehatan seperti rumah sakit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo hingga laboratorium Prodia.
Kisaran harga tes genetik bisa berbeda tergantung tempat melakukan tes. Biasanya, biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali tes genetik berkisar Rp7 juta hingga Rp10 juta.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari