tirto.id - Ada beberapa contoh khutbah Jumat muhasabah bulan Muharram. Contoh khotbah cocok untuk disampaikan bertepatan momen akhir tahun hijriah.
Muharram adalah salah satu bulan hijriah yang di dalamnya terdapat larangan untuk berperang, berbuat keji, atau melakukan perbuatan dosa lainnya. Awal bulan Muharram juga menandai pergantian tahun dalam penanggalan Islam.
Di sisi lain, Muharram juga menjadi ladang pahala, karena Nabi Muhammad menekankan pada bulan ini untuk lebih sering berpuasa sunnah. Salah satu puasa sunnah yang dapat menghapus dosa satu tahun yang lampau adalah puasa Asyura yang dilaksanakan pada 10 Muharram.
Materi Khutbah Jumat Tema Muhasabah Diri di Bulan Muharram
Kegiatan lain yang dapat dilakukan saat bulan Muharram adalah muhasabah. Aktivitas introspeksi diri ini merupakan bagian dari ajaran Islam yang membuat pelakunya berusaha lebih baik dalam kebaikan, hari demi hari.
Muhasabah dapat diangkat sebagai tema dalam khutbah Jumat. Berikut ini kumpulan contoh khutbah Jumat tema muhasabah diri di bulan Muharam:
1. Khutbah Jumat Muhasabah di Bulan Muharram
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhإِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Amma ba’du
Ma’asyiral Muslimin, jemaah yang dirahmati Allah
Kami selaku khatib mewasiatkan pada diri kami pribadi dan jemaah sekalian agar selalu memegang erat keimanan dan ketakwaan sampai Allah Swt. mengambil roh kita. Keimanan pada Allah menjadi pintu pembuka untuk menjemput kebaikan untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Ada pun ketakwaan merupakan perwujudan rasa cinta kepada Allah sebagai konsekuensi atas keimanan.
Salam dan selawat semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabatnya, dan segenap umat Islam yang selalu konsisten dalam berislam. Semoga kita semua adalah umat yang mendapatkan syafaat dari beliau. Amin.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Pada tahun baru Islam ini, semoga kita senantiasa berada dalam kebaikan. Kebaikan yang kita peroleh, hendaknya selalu terus ditingkatkan sehingga kita hanya merasa puas dengan hasil yang diperoleh saat ini.
Oleh sebab itu, tidak salahnya di dalam salah satu bulan haram ini, kita mencoba membuat sebuah resolusi hidup yang baru. Resolusi ini berangkat dari perenungan kita melalui jalan bermuhasabah. Ketahuilah wahai jemaah, muhasabah diri merupakan perbuatan baik yang diperintahkan Allah bagi hamba-Nya yang beriman.
Allah subhanahu wa ta'a berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18-19)
Itulah dalil agar kita mau mengoreksi diri atau muhasabah. Jika kita tergelincir dalam kesalahan maksiat dan hal lain yang melanggar perintah Allah, solusinya adalah mengoreksi diri, lalu bertaubat. Selanjutnya, kita mesti menghindarkan diri dari berbagai hal yang menjadi perantara menuju kesalahan yang sama dan kesalahan lainnya
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Seorang muslim yang mau melakukan muhasabah menandakan masih ada ketakwaan dalam dirinya. Orang yang bertakwa, yaitu mereka yang dengan sungguh-sungguh membawa bekal terbaiknya untuk kehidupan dunia dan akhiratnya, sesuai dengan petunjuk dalam Al-Qur'an dan Hadis. Memang tidak mudah untuk menyiapkan bekal tersebut.
Pada suatu titik, orang yang bertakwa akan dihadapkan pada rasa lelah hingga bosan, dan akan membuatnya kembali tergelincir pada kesalahan. Oleh sebab itu, aktivitas mengoreksi diri harus dijadikan sebuah kebiasaan tanpa henti.
Maimun bin Mahran rahimahullah mengatakan, “Tidaklah seorang hamba menjadi bertaqwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya.”
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Muhasabah memiliki berbagai besar bagi kita. Di antara manfaat itu adalah akan meringankan hisab pada hari kiamat. Hal ini sebagaimana diungkapkan sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu anhu:
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak. Timbanglah amal kalian sebelum ditimbang kelak. Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat, 'Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (QS. Al-Haqqah: 18)'.” (Az-Zuhud li Ibnil Mubarak Al-Qulub, hlm. 371.)
Selanjutnya, muhasabah membuat kita selalu diberikan petunjuk oleh Allah dan dapat mengobati hati yang sedang sakit. Hati sakit yang tak kunjung sembuh, bisa disembuhkan dengan mengoreksi diri sendiri.
Selain itu, orang yang bermuhasabah akan menganggap dirinya tidak sempurna dan tidak sombong. Dia akan selalu berbuat lebih baik dalam meningkat amalan-amalan saleh dengan harapan agar selalu dekat dan diridai Allah. Dia tidak tertipu dengan berpuas diri pada amalan yang telah dikerjakan.
Mengingat besarnya manfaat dari muhasabah, mari kita jadikan kegiatan ini menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Semoga kita senantiasa dimudahkan Allah untuk selalu mengoreksi diri.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khotbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
2. Khutbah Jumat Muhasabah Akhir Tahun Hijriyah
Pembukaan dan khotbah kedua dapat mengambil dari contoh pertama.Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Akhir tahun hijriah adalah waktu teguran bagi umat Islam. Artinya, kaum muslim telah melalui waktu satu tahun lamanya. Namun, apa banyak amalan telah dilakukan? Apakah maksiat masih terus dilakukan?
Oleh sebab itu, akhir tahun hijriah seyogianya menjadi waktu yang tepat untuk bermuhasabah diri. Merenung tentang apa yang telah dikerjakan dan merencanakan yang hendak dilakukan. Dalam Surah Al-Hasyr ayat 18, Allah Swt. menganjurkan muhasabah diri sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Arab Latinnya:
Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad(in), wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a).
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat]. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Hasyr [59]: 18).
Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Dalam Islam, muhasabah adalah perbuatan yang mampu membuat seorang muslim lebih wawas diri. Bagaimanapun, seseorang tidak boleh semena-mena melakukan kesenangan di dunia, padahal ada Allah Swt. yang mengatur.
Di sisi lain, muhasabah menjadi tanda bagi orang-orang yang cerdas. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis sebagai berikut:
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya:
"Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad saw bahwa beliau bersabda, 'Orang cerdas adalah orang yang mengevaluasi dirinya, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Swt,'" (HR. Tirmidzi).
Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah tentang muhasabah diri di akhir tahun hijriah. Semoga kita senantiasa berada dalam rida Allah Swt. Amiin amiin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
3. Khutbah Jumat Muhasabah Diri di Akhir Tahun
Pembukaan dan khotbah kedua dapat mengambil dari contoh pertama.Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Di akhir tahun, salah satu hal utama yang dapat dilakukan umat Islam adalah muhasabah diri. Bagaimana pun, kelak di akhirat, semua amal perbuatan kita akan dihisab dan dipertanggungjawabkan.
Di sisi lain sebelum hari perhitungan tiba, contoh langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah menghisab sendiri amal kita. Dalam sebuah riwayat, Sayyidina Umar bin Khattab pernah menyatakan sebagai berikut:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا ,وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ, وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا
Artinya:
“Hisablah diri [introspeksi] kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar [hisab]. Sesungguhnya, hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”
Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Setelah bermuhasabah, muslim dapat melanjutkan dengan bertaubat dan memohon pengampunan kepada Allah Swt. Tobat seyogianya dilakukan dengan bersungguh-sungguh sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Tahrim ayat 8 berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Arab Latinnya:
Yā ayyuhal-lażīna āmanū tūbū ilallāhi taubatan naṣūḥā(n), ‘asā rabbukum ay yukaffira ‘ankum sayyi'ātikum wa yudkhilakum jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), yauma lā yukhzillāhun-nabiyya wal-lażīna āmanū ma‘ah(ū), nūruhum yas‘ā baina aidīhim wa bi'aimānihim yaqūlūna rabbanā atmim lanā nūranā wagfir lanā, innaka ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu,'" (QS. At-Tahrim [66]: 8).
Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah tentang muhasabah diri di akhir tahun. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Amiin amiin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif
Masuk tirto.id







































