Menuju konten utama

Bacaan Niat Puasa Asyura Latin dan Artinya serta Keutamaan

Bacaan niat puasa Asyura latin dan artinya dapat dibaca di malam 10 Muharram atau di waktu paginya. Berikut selengkapnya.

Bacaan Niat Puasa Asyura Latin dan Artinya serta Keutamaan
ilustrasi anak berdoa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bacaan niat puasa Asyura latin dan artinya dapat dibaca di malam 10 Muharram atau di waktu paginya.

Salah satu puasa sunah yang paling mulia adalah puasa Asyura. Puasa ini hanya dilakukan satu kali saja selama bulan Muharram. Puasa Asyura mempunyai sejumlah keutamaan tersendiri.

Selain puasa sunah Senin dan Kamis yang sudah menjadi kebiasaan tiap pekan, juga terdapat puasa Asyura yang tak kalah mulia. Puasa Asyura memiliki keutamaan tersendiri karena hanya bisa dilakukan selama bulan Muharram saja.

Dalam kalender Islam, Muharram termasuk bulan pertama. Mereka juga masuk dalam golongan bulan Haram, setara dengan Zulqaidah, Zulhijah, dan Rajab.

Menurut laman Muhammadiyah.or.id, diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw bersabda:"Puasa (sunah) yang paling utama setelah (puasa) di bulan Ramadan adalah (puasa) pada bulan Allah yang al-Muharram (puasa Asyura), dan salat sunah yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Berdasarkan kutipan hadis tersebut, maka bisa dikatakan bahwa puasa Asyura di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan.

Kapan Puasa Asyura Muharram 2023?

Puasa Asyura dikerjakan setiap tanggal 10 Muharram menurut kalender Hijriah. Jika dikonversikan ke dalam kalender Masehi, maka 10 Muharram bertepatan pada hari Jumat, tanggal 28 Juni 2023.

Oleh sebab itu, ini bisa menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk menjalankan puasa sunah Asyura yang hanya dikerjakan setahun sekali saja.

Dalam sebuah hadis versi lain, diterangkan dari Hafshah ia berkata: "Ada 4 perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW, yaitu: puasa Asyura tanggal 10 dan puasa 3 hari setiap bulan serta shalat 2 rakaat sebelum subuh," (HR. Ahmad dan an-Nasai).

Bacaan Niat Puasa Asyura Arab, Latin dan Artinya

Sebelum menjalankan ibadah puasa sunah Asyura, sebaiknya membaca niat terlebih dahulu. Niat ini bisa dibaca pada malam hari. Selain itu, juga bisa dilakukan keesokan hari asalnya belum makan dan minum sejak terbitnya matahari maupun perkara-perkara yang bisa membatalkan puasa.

Berikut ini adalah bacaan niat puasa Asyura dalam bentuk tulisan bahasa Arab, Latin dan artinya seperti dikutip dari laman NU Online lewat judul "Ini Lafal Niat Puasa Asyura" ditulis oleh Alhafiz Kurniawan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT,".

Keutamaan Puasa Asyura Bulan Muharram

Puasa Asyura bulan Muharram mempunyai beberapa keutamaan jika ingin dilakukan. Kemuliaan puasa ini hanya kalah dengan puasa Ramadhan hingga setara puasa Arafah.

Sesuai dengan bunyi salah satu hadis,"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam,".

Berdasarkan kutipan via laman MUI.or.id, keutamaan lain puasa Asyura bulan Muharram adalah dihapuskan dosa setahun yang lalu. Namun, dosa yang dihapus merupakan dosa kecil, bukan dosa besar lantaran perlu taubat secara khusus untuk mendapatkan ampunan dari Alloh SWT.

Seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah ra:"Sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab,"Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat"," (HR Muslim).

Dalam hadis riwayat Aisyah ra, diterangkan bahwa puasa Asyura dilakukan Nabi Muhammad SAW sebelum beliau memulai hijrah ke Madinah.

Diceritakan dari Aisyah ra,"sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah Saw pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan,".

Berdasarkan keterangan Bukhari dan Muslim,"Rasulullah (setelah wajibnya puasa Ramadhan) berkata barang siapa menghendaki maka ia boleh berpuasa Asyura sedangkan yang tidak mau puasa maka tidak mengapa."

Baca juga artikel terkait 10 MUHARRAM atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani