tirto.id - Ada banyak cara untuk menyambut momentum akhir tahun 2023 dan memasuki awal tahun 2024. Salah satunya adalah dengan muhasabah akhir tahun 2023 sebagai upaya refleksi diri.
Secara sederhana muhasabah diri dapat dipahami sebagai bentuk introspeksi diri. Secara etimologi, kata muhasabah berasal dari bahasa Arab dari akar kata hasaba-yahsubu-hisaaban yang artinya menghisab atau menghitung.
Muhasabah sebagai wujud evaluasi dalam diri seorang muslim tidak dipandang secara sempit. Namun, muhasabah dalam Islam meliputi hal yang lebih luas karena mengevaluasi diri dari sisi dunia dan akhirat.
Urusan dunia dalam muhasabah diri termasuk dalam dimensi hablu mina nnass. Urusan ukhrawi dalam muhasabah diri termasuk dalam dimensi hablu minallah.
Saat bermuhasabah, setiap muslim diharapkan dapat meluangkan waktunya untuk fokus memikirkan hal-hal yang telah lalu. Hal yang baik haruslah dilanjutkembangkan, sedangkan hal yang buruk jangan sampai kembali terulang.
Muhasabah memiliki keutamaan karena seorang muslim yang mendapat taufik adalah orang yang menjadikan perubahan kondisi sebagai kesempatan untuk ingat, merenungkan, dan mengambil pelajaran. Usai muhasabah, diharapkan seorang muslim bisa menghisab diri, memperbaiki kondisinya, dan meluruskan arah perjalanannya.
Contoh Teks Bacaan Muhasabah Akhir Tahun 2023
Muhasabah akhir tahun 2023 dapat diikuti dengan melafalkan doa. Salah satu adab saat berdoa adalah hamba yang sedang melangitkan doa harus terlebih dahulu memahami apa yang sedang ia mohonkan pada Allah.
Tak lupa doa tersebut harus selalu diiringi dengan ikhtiar maksimal serta tawakal optimal atas keputusan Allah. Berikut contoh doa teks bacaan muhasabah akhir tahun 2023.
Yaa Allah, perkenankanlah kami berserah diri, bermuhasabah seraya bermunajat dengan sepenuh hati, hanya kepada-Mu, Yaa Robbi. Waktu demi waktu melaju. Hari demi hari berganti. Umur bertambah, tetapi sejatinya berkurang karena pintu liang lahat semakin dekat, dan siap membuka setiap saat.
Yaa Allah, di malam pergantian tahun ini, izinkan kami menghadap-Mu dengan segenap harap. Tak lain karena kami adalah hamba yang dhoif, banyak salah, dan dosa. Kesalahan yang telah membuat nurani kami menjadi beku karena sering melalaikan perintah-Mu.
Dosa-dosa telah menjadikan hati kami menjadi layu karena mudahnya kami melanggar larangan-Mu. Sebenarnya, dengan itu semua, kami malu menemui-Mu, tak sanggup bersimpuh, menengadahkan tangan, dan berdoa mengiba.
Tetapi, Yaa Allah, Yaa Ghoffaar. Jika bukan mengadu dan memohon kepada-Mu, kepada siapa lagi kami harus berpaling. Sebab, kami hamba-Mu bersaksi:
Tiada kekuasaan melampaui kekuasaan-Mu. Tak ada keadilan melebihi keadilan-Mu. Tiada kasih-sayang mengatasi kasih-sayang-Mu. Maka, terimalah kami hamba-Mu, menghadap, menghiba, dan meminta kepada-Mu. Engkau Maha Pengampun, ringan mengampuni, dan Maha Mengabulkan Doa.
Yaa Allah, Yaa ‘Aliim. Kami tahu, Yaa Allah. Bahwa kami pasti akan melewati pintu kematian, memasuki alam kubur sambil menunggu hari akhir, dan pada saatnya sampai pada hari perhitungan dengan Engkau sebagai Hakim Tunggal Yang Maha Adil, Yang Maha Bijaksana, dengan saksi malaikat-Mu yang suci, yang tak mungkin ‘terbeli’ sekali pun dengan harga tinggi.
Maafkanlah kami, ampunilah kami atas perilaku kami yang tak pandai bersyukur atas nikmat-Mu yang tak bertepi. Ya Allah yang Maha Pengampun. Ampuni kami yang belum bisa amanah dengan titipan nikmat-Mu.
Mata, telinga, hidung tangan dan kaki yang sering tak kami gunakan untuk lebih mengenal-Mu, membaca ayat-ayat-Mu bahkan sering kali berbuat khilaf, masih saja engkau setia menemani kami dengan pintu maaf yang tak pernah putus, dengan kesabaran yang tak pernah habis, serta dengan kasih-sayang yang tak pernah pupus.
YA Allah, begitu banyak salah dan dosa kami. Oleh karena itu, Yaa Allah. Dengan momentum pergantian tahun malam ini Ya Allah, kami memohon kepada-Mu Allah. Kami memohon kepada-Mu tunjuki kami jalan tunjuki kami jalan yang lurus, jalan orang-orang yang Engkau anugerahi nikmat, dan bukan jalan mereka yang sesat.
Tetapkanlah hati kami pada agama-Mu yang haq. Jadikanlah ridha-Mu puncak tertinggi cita dan cinta kami hamba-Mu. Semoga kami termasuk yang Engkau panggil dengan mesra di QS Al-Fajr, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya.”
Maka, masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Maafkanlah kami, Yaa Afuuw. Kasihanilah kami, Yaa Rahiim. Ampunilah kami, Yaa Ghofuur. Aamiin... ya rabbal ‘alamiin.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani