Menuju konten utama

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024 Segmen 5-6 Lengkap

Debat Capres 2024 putaran kedua dihelat pada Jumat (22/12) malam. Untuk membaca transkrip lengkap hasil Debat Cawapres 2024 segmen 5-6, simak artikel ini.

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024 Segmen 5-6 Lengkap
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

tirto.id - Hasil Debat Cawapres 2024, Jumat (22/12/2023), memuat beragam gagasan dan pernyataan menarik yang disampaikan oleh ketiga calon wakil presiden (cawapres).

Debat Capres 2024 putaran kedua digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Tema yang dibahas malam itu adalah ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Debat yang diselenggarakan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut diikuti oleh tiga cawapres. Gibran Rakabuming Raka merupakan pasangan calon (paslon) nomor urut 2. Mohammad Mahfud Mahmodin alias Mahfud MD, cawapres nomor urut 3. Sementara itu, Muhaimin Iskandar, biasa dikenal Cak Imin, dari paslon 1.

Dimoderatori oleh Liviana Cherlisa dan Alfito Deannova, Debat Capres 2024 putaran kedua berlangsung cukup panas. Adu gagasan antar-paslon kian intens saat memasuki segmen 5-6.

Transkrip Hasil Debat Cawapres 2024 Segmen 5-6 Lengkap

Debat Capres 2024 putaran kedua, yang mempertemukan tiga cawapres, dihelat pada Jumat (22/12) malam. Berikut transkrip hasil Debat Cawapres 2024 segmen 5-6 lengkap.

A. Transkrip hasil Debat Cawapres 2024 segmen ke-5

Simak transkrip Debat Capres 2024 putaran kedua segmen ke-5 di bawah ini:

Moderator 1 (Liviana Cherlisa): "Anda kembali bersama kami di Debat Kedua Calon Wakil Presiden Pemilu 2024. Kita akan lanjutkan segmen tanya-jawab antarcalon wakil presiden. Jika sebelumnya kita mulai dengan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 yang bertanya, di segmen ini kita akan mulai dengan sebaliknya, yakni Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3 yang akan bertanya kepada Cawapres Nomor Urut 2. Namun, kami akan kembali mengingatkan kepada para calon wakil presiden untuk melakukan tanya-jawab sesuai dengan tema debat malam hari ini, yakni ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, pajak, pengelolaan APBN dan APBD, investasi, perdagangan, infrastruktur, dan perkotaan. Untuk itu, kami undang kembali para calon wakil presiden untuk kembali menempati podium masing-masing."

Moderator 2: "Kita dengarkan pertanyaan dari Cawapres Nomor Urut 3 kepada Cawapres Nomor Urut 2. Sama role-nya seperti tadi Pak Mahfud, waktu Anda, kami persilakan 1 menit."

Mahfud: "Baik, terima kasih moderator. Anda mengingatkan agar kembali ke tema debat karena tadi pertanyaannya itu Carbon Capture, itu nanti debat keempat tanggal 21 Januari. Tapi, saya tahu, itu kan untuk menghindari tidak adanya regulasi sekarang ini, agar tidak lagi terjadi penggundulan karena food estate, seperti yang terjadi. Saya sekarang mau bertanya dalam topik debat ini. Di dalam visi dan misi Anda, disebut kalau rasio pajak dinaikkan menjadi 23 persen. Dalam simulasi kami, angka itu hampir tidak masuk akal. Karena pertumbuhan ekonomi bisa 10. Padahal selama ini, pertumbuhan ekonomi 5, 6, gitu. Itu kalau Anda bisa menaikkan rasio pajak sampai segitu, bisa 10 persen. Lalu, bagaimana Anda mau menaikkan pajak? Orang mau, apa namanya, insentif pajak saja orang enggak ngambil. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Moderator 1: "Silakan Cawapres Nomor Urut 2 untuk menjawab! Waktu Anda 2 menit."

Gibran: "Prof. Mahfud, yang namanya menaikkan rasio pajak dan menaikkan pajak itu beda. Satu. Gimana caranya menaikkan penerimaan pajak atau menaikkan rasio pajak. Saya tadi sudah bilang di segmen sebelumnya. Kita akan membentuk Badan Penerimaan Pajak, dikomandoi langsung oleh Presiden, sehingga akan mempermudah koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait. Jadi, DJP dan Bea Cukai akan dilebur jadi satu, sehingga fokus dalam penerimaan negara saja, tidak akan mengurusi lagi masalah pengeluaran. Lalu, sekali lagi, digitalisasi penting. Saya melihat, di kementerian keuangan juga sudah menyiapkan. Tapi mungkin aplikasinya masih pada tahap testing enrichment. Kita melihat, sudah ada Cortex System yang akan disiapkan. Ini nanti akan mempermudah proses bisnis, mempermudah proses administrasi, memperbaiki pelayanan pajak. Misalnya, sekarang, nanti ketika sistemnya itu keluar, ketika kita akan melaporkan SPT tahunan, kita tidak perlu lagi mengisi dan menghitung, karena sistemnya sudah pre-populated, sehingga tinggal klik, klik, klik. Tinggal konfirmasi, selesai. Mempermudah. Lalu, untuk masalah pertumbuhan ekonomi, Pak, tadi saya bicara masalah hilirisasi, bicara masalah investasi. Sekali lagi, Pak, tadi saya baru bicara masalah nikel. Kita belum bicara masalah tembaga, bauksit, timah, bioetanol, bioavtur, biodiesel. Woh, kita kalau serius ya, Pak, ya, kita benar-benar bisa menjadi raja energi dunia, Pak. Tapi kita harus serius, dan harus fokus, dan ada harus ada keberlanjutan, dan penyempurnaan. Matur nuwun, Prof. Mahfud."

Moderator 1: "Harap tenang! Kita lanjutkan. Kita beri kesempatan kepada bapak Mahfud MD untuk menanggapi. Waktunya 1 menit. Silakan, Bapak!"

Mahfud MD: "Ya, Mas Gibran yang terhormat. Apa, sih, perbedaan antara penerimaan pajak dan tax ratio? Anda bicara 23 persen. 23 persen dari apa ini? Kalau Anda bicara bahwa beda antara penerimaan pajak dan tax ratio atau rasio pajak. Kan kalau persen kaitannya dengan PDB. Apa 23 persen dari APBN atau apa? Kalau 23 persen dari APBN, itu salah. Karena sekarang saja sudah 82 persen, dengan tax ratio sekarang hanya 10,5, sumbangan terhadap APBN itu 20 persen. Saya ingin tanya, 23 persen itu dari apa? 23 persen dari PDB? Atau dari APBN? Atau apa? Untuk menaikkan pajak. Hati-hati, lho! Rakyat itu sensitif kalau pajak dinaikkan. Karena kita sudah berkali-kali menawarkan taxamnesty juga enggak jelas hasilnya. Kemudian, insentif pajak sudah ditawarkan oleh pemerintah, tapi ndak ada yang mau karena diperas-peras juga. Jadi alat nego di kantor pajak. Nah, oleh sebab itu, ini harus jelas. 23 persen dari apa?

Moderator 2: "Mohon tenang, masih lanjut, masih lanjut. Silakan!"

Gibran: "Pak, yang saya klarifikasi tadi adalah, tax ratio dan menaikkan pajak itu beda. Kita ini tidak ingin berburu di dalam kebun binatang. Kita ingin memperluas kebun binatangnya. Kita tanami, binatangnya kita gemukkan. Artinya apa? Membuka dunia usaha baru. Sekarang NPWP. Yang punya NPWP ini baru 30 persen. Artinya apa? Kita harus melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi. Saya tahu, pasti pada negative thinking. Tidak, kita tidak akan memberatkan UMKM. Yang di bawah omsetnya 500 juta, pajaknya nol. Pengen modal 200 juta, KUR tanpa agunan. Enggak ada yang memberatkan, Pak. Terima kasih."

Moderator 1: "Baik. Harap tenang, kita lanjutkan. Kali ini saya akan mempersilakan untuk Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1 untuk memberikan pertanyaan ke Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3. Bapak Muhaimin Iskandar, waktu Anda untuk bertanya adalah 1 menit. Saya persilakan."

Muhaimin: "Terima kasih. Pak Mahfud yang saya hormati, pemasukan negara itu salah satunya adalah dari kepemilikan lahan yang luas. Banyak kepemilikan lahan yang berlebihan. Akumulasi kekayaan hanya di segelintir orang dan selalu menjadi topik yang belum pernah selesai sampai hari ini. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya dinikmati oleh segelintir orang karena akses kepemilikannya juga terbatas. Pemerataan menjadi kata yang tidak bermakna. Maka, saya ingin pendapat Pak Mahfud, bagaimana mewujudkan keadilan sosial dimulai dari pemerataan kepemilikan tanah, akses, dan lahan? Karena kalau sampai hari ini begitu, maka tidak akan pernah ada kemampuan rakyat untuk mengakses modal ekonomi. Terima kasih."

Moderator: "Baik, silakan Pak Mahfud untuk menjawab. Waktu Anda untuk menjawab 2 menit, kami persilakan!"

Mahfud: "Cak Imin, itu diskusi sudah lama. Sejak zaman Bung Karno itu dulu, mengeluarkan undang-undang landreform, redistribusi lahan itu tadi, yang sampai sekarang itu tidak jalan meskipun undang-undangnya masih berlaku. Kenapa? Lagi, saya katakan ini pada aparat, pada kedisiplinan kita, pada penegakan hukum kita. Itu masalahnya sebenarnya. Coba, sekarang ini, kalau data yang pernah saya dengar dari Pak Prabowo beberapa tahun lalu, satu persen penduduk menguasai 75 persen lahan. 99 persen penduduk berebut mengelola hanya 20 persen lahan sisanya. Memang timpang. Oleh sebab itu, upaya-upaya pemerataan itu harus terus dilakukan. Nah, caranya. Saya sebelum masuk ke caranya tadi. Caranya tentu kita lihat fakta yang ada di lapangan. Betapa sekarang ini banyak lahan itu diperoleh secara kolusi yang tidak jelas. Saya pernah dikritik, Pak, 'Kenapa ini pemerintah ini sekarang, kok, lahannya tidak jelas?' Diserahkan ke orang semua. Rakyat tidak kebagian. Saya tanya, mana daftar lahan? Saya minta ke Kementerian Pertanahan. Oh, ini dibuat tahun sekian, ini tahun sekian, ini tahun sekian, tahun sekian. Saya tahu, di mana masalahnya dan siapa yang membuat ini. Ini yang harus ditertibkan. Apalagi sekarang, lahan-lahan ini tiba-tiba diduduki orang. Sampai puluhan tahun, negara diam aja. Bahkan, mau diberi ampun kemarin itu, diberi pengampunan pajak. Saya bilang, ini harus pidana, masuk itu. Dia menguasai tanah 22 tahun enggakbayar pajak, lalu diberi ampun asal mulai baik-baik kembalikan seandainya pajak. Enggak bisa, saya bilang. Nah sekarang, dia ini sudah masuk pidana dan sudah inkracht. Nah, itu saya kira, jalan keluarnya itu kedisiplinan kita menegakkan aturan. Itu saja saya kira, jawaban yang menurut saya simpel dan tepat."

Moderator 2: "Silakan Pak Muhaimin untuk memberikan tanggapan dari jawaban Pak Mahfud tadi!"

Muhaimin: "Terima kasih. Yang disampaikan Pak Mahfud kurang satu hal saja, yaitu harus ada political will, kemauan politik yang sungguh-sungguh, sekaligus memanfaatkan instrumen hukum yang memadai. Saya ingat, di Debat Pilpres 5 tahun yang lalu, ada komitmen untuk membagi lahan dengan menggunakan landreform, dengan istilah waktu itu--kita istilahkan dengan--distribusi kepemilikan lahan. Sehingga yang ingin saya tegaskan dari jawaban Pak Mahfud tadi adalah instrumen-instrumen hukum harus dipakai secara optimal, diikuti dengan kemauan dan kesungguhan politik, bukan hanya retorika politik. Oleh karena itu, agar tanah-tanah yang dikuasai oleh segelintir orang terdistribusi dan rakyat ikut menikmati, terutama untuk lahan-lahan pertanian yang lebih produktif. Terima kasih."

Moderator 2: "Silakan langsung ditanggapi, Pak Mahfud!"

Mahfud MD: "Ya, memang begitu, 'kan, dari program yang kami lakukan? Kita akan melakukan redistribusi tanah. Dulu, dalam 5 tahun terakhir ini, bahkan ada, 'kan, pembagian tanah untuk rakyat agar merata? Lalu, ada sejuta sertifikat. Setahu saya sejuta sertifikat itu memang sudah dibagi, tetapi itu untuk mereka yang memang sudah menempati tanah itu. Menempati itu, lalu diberi sertifikat. Lahan yang lain, itu belum dibagi terhadap orang yang belum punya. Nah, itulah yang akan kita kerjakan besok dalam rangka redistribusi tanah itu. Itu betul. Pak Muhaimin betul 100 persen. Bahwa masalahnya political will. Di antara political will, yang paling penting itu adalah penegakan hukum. Political will untuk menegakkan hukum. Itu adalah kuncinya. Aturannya semua sudah ada. Tapi kemudian bocor di mana-mana. Tidak jalan di mana-mana. Banyak tanah orang tidak pernah dijual, tiba-tiba dirampas orang lain, dan dia tidak berdaya. Nah, itulah masalahnya, Cak Imin."

Moderator 1: "Kita lanjutkan. Sekarang adalah waktu untuk Cawapres Nomor Urut 2 bertanya kepada Cawapres Nomor Urut 1. Bapak Gibran Rakabuming Raka, Anda dipersilakan untuk bertanya kepada Bapak Muhaimin Iskandar. Waktu bertanya 1 menit, saya persilakan!"

Gibran: "Baik, terima kasih karena Gus Muhaimin ini adalah ketua umum dari partai PKB, saya yakin sekaligus Gus Muhaimin paham sekali untuk masalah ini. Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE. Terima kasih. SGIE."

Moderator 1: "Cukup, bapak Gibran? Cukup. Baik, silakan Bapak Muhaimin untuk menjawab. Waktu Anda 2 menit, silakan!"

Muhaimin: "Terus terang, SGIE saya enggak paham. SGIE itu apa?"

Moderator 2: "Ada lagi pertanyaan? Atau, ini waktu Anda untuk memberikan jawaban, waktunya 2 menit. Kalau Anda menggunakan untuk bertanya, waktu akan habis. Tidak apa-apa?"

Muhaimin: "Tidak apa-apa, karena saya tidak pernah mendengar istilah SGIE."

Moderator 2: "Oke, disetop. Kita alihkan ke Pak Gibran. Waktu Anda 1 menit."

Gibran: "Baik, Gus. Kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah. Otomatis, kita harus ngerti juga masalah SGIE. SGIE itu adalah State of Global Islamic Economy. Misalnya, sekarang yang sudah masuk peringkat 10 besar adalah makanan halal kita, skin care halal kita, fashion kita. Nah, itu yang saya maksud, Gus. Dan, ya, mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit, ya, Gus! Terima kasih."

Moderator 2: "Waktu Anda, Pak Muhaimin, 1 menit untuk menanggapi."

Muhaimin: "Terima kasih. Memang pertanyaan ini sungguh penting, karena Indonesia dengan jumlah umat Islam yang terbanyak di dunia. Sekaligus bukan saja sebagai pasar ekonomi syariah, pasar pariwisata halal, pasar perbankan syariah. Tapi, sekaligus punya potensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Nah, posisi kita yang masih di bawah ini membutuhkan langkah-langkah penting agar yang disebut SGIE ini menjadi kita menaikkan peringkat kita. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Yang pertama, yang harus dilakukan pemerintah adalah menyiapkan seluruh perangkat regulasi agar tumbuh-kembang seluruh industri halal, termasuk bagaimana membantu sertifikasi secara murah bahkan gratis, terutama bagi UMKM kita."

Moderator 2: "Habis waktunya. Kita berikan applause dulu kepada ketiga calon wakil presiden yang sudah berinteraksi. Kita berikan apresiasi yang meriah. Sudah ada tiga fase yang kita lewati. Menyampaikan visi dan program kerja, kemudian menjawab pertanyaan dari panelis, dan berinteraksi satu sama lain. Masih ada satu sesi lagi yang kita sisakan. Memberikan pernyataan penutup. Tapi, itu nanti kita tahan dulu. Kami akan kembali di Debat Kedua Calon Wakil Presiden Pemilu 2024."

B. Transkrip hasil Debat Cawapres 2024 segmen ke-6

Anda bisa membaca transkrip hasil Debat Cawapres 2024 segmen 6 selengkapnya di bawah ini.

Moderator 2: "Ini adalah sesi terakhir, di mana kita akan mendengarkan pernyataan terakhir, closing statement, pernyataan pamungkas yang disampaikan oleh calon wakil presiden yang sudah berdebat malam hari ini dengan berbagai topik, dalam topik besar Ekonomi. Kesempatan pertama kami berikan pada Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1, Bapak Muhaimin Iskandar, untuk menyampaikan pernyataan penutup. Waktu Anda 2 menit."

Muhaimin: "Terima kasih. Sarung adalah simbol kesetaraan dan keadilan. Sarung itu lembut. Tapi di tangan orang yang baik, bisa jadi slepet atas ketidakadilan dan kecurangan. Yang tidak ada dalam kebijakan ekonomi kita saat ini adalah keberanian untuk mewujudkan aturan main yang adil dan keberanian untuk berpihak kepada rakyat. Itulah kenapa kami menggagas slepetnomic sebagai solusi ekonomi kita. Segala ketidakadilan kita slepet. Slepetnomic adalah gagasan ekonomi yang sudah diuji oleh para pakar dan berbasis pada pengalaman batin dan juga pengalaman rasa. Ke depan, proyek yang menyedot begitu banyak uang rakyat, hanya untuk memenuhi selera tertentu, kita harus slepet. Kita hadirkan perubahan-perubahan berupa pemerataan dan pembangunan kota-kota dan desa-desa di seluruh Indonesia. Ke depan, kecurangan pembuat aturan yang merangkap sekaligus pemain bisnis harus kita slepet, kita bangun kesetaraan bagi semua pelaku usaha untuk maju bersama. Dengan slepetnomic, kita pastikan pembangunan ekonomi Indonesia dikerjakan pakai hati, pakai otak. Sekali lagi, pembangunan Indonesia dilaksanakan pakai hati, pakai otak. Mari kita berdoa semoga insyaallah saya dan Mas Anies memimpin Indonesia. Kita kerjakan pembangunan dengan menggunakan, pakai hati, pakai otak. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk mewujudkan perubahan bagi bangsa kita. Amin."

Moderator 1: "Kita lanjutkan ke Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Bapak Gibran Rakabuming Raka, untuk menyampaikan pernyataan penutup. Waktunya 2 menit, kami persilahkan, Bapak!"

Gibran: "Indonesia ini negara besar. Kita harus bersyukur di tahun 2020 sampai 2030 nanti, kita akan mendapatkan bonus demografi. Saat itulah, sebagian besar penduduk kita ada pada usia produktif. Ini kesempatan kita untuk meningkatkan produktivitas nasional. Peluang untuk menuju Indonesia emas makin terbuka lebar. Tapi, bapak, ibu, yang saya hormati, teman-teman sesama anak muda, ingat kesempatan ini hanya datang sekali. Kesempatan ini tidak akan terulang lagi. Untuk itu, kita harus kerja keras, kerja fokus, berani melakukan lompatan. Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Prabowo yang sudah memberikan saya kesempatan untuk ikut andil dalam kontestasi ini. Saya sangat bangga sekali, saya menjadi bagian dalam perjalanan menuju Indonesia emas. Saya ucapkan terima kasih juga kepada Prof Mahfud, Gus Muhaimin. Saya sangat senang sekali bisa satu panggung dengan orang-orang hebat seperti ini. Senang sekali, anak muda bisa bertukar pikiran dengan ketua umum partai dan seorang profesor. Sekali lagi, terima kasih. Anak-anak muda harus saling mendukung, anak-anak muda harus saling bergandengan tangan. Saya yakin, Indonesia emas bisa tercapai. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat Natal dan Tahun Baru!"

Moderator 2: "Kami persilakan selanjutnya Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3, Bapak Mahfud MD, untuk menyampaikan pernyataannya!"

Mahfud: "Saudara-saudara seluruh Bangsa Indonesia, kami, Ganjar dan Mahfud, ingin memastikan untuk menyelenggarakan negara yang bersih melalui penegakan hukum tanpa pandang bulu. Ganjar-Mahfud menyiapkan 21 program unggulan senilai 2.500 triliun rupiah selama 5 tahun, yaitu: (1) 17 juta lapangan kerja; (2) 1 Desa, 1 faskes, 1 nakes; (3) Uang saku Kader Posyandu; (4) 10 juta hunian, punya rumah semudah punya motor; (5) Sekolah dapat gaji, lulus pasti kerja; (6) Satu keluarga miskin, satu sarjana; (7) Perempuan maju; (8) buruh naik kelas; (9) Kuliah gratis untuk anak prajurit dan bhayangkara; (10) mudah berusaha, termasuk UMKM dan koperasi; (11) masjid sejahtera, pengurus masjid terlindungi; (12) guru ngaji dan guru agama lain digaji; (13) pasokan pangan aman harga enak di kantong; (14) lansia bahagia, anak cucu gembira; (15) petani bangga bertani; (16) Di laut kita jaya, nelayan sejahtera; (17) Disabilitas mandiri berprestasi, satu desa, satu mobil akses; (18) Internet super cepat, gratis, dan merata; (19) Bansos pasti lanjut, tapi harus tepat sasaran; (20) Sikat KKN, (21) Dan terakhir, KTP Sakti. Segala kebijakan pemerintah harus mengetahui mengutamakan kemakmuran dan kesetaraan rakyat, termasuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar seperti ketentuan Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Dasar. Semoga niatan baik dan keikhlasan kami mendapat ganjaran Ilahi dan tercatat di lauhulmahfuz. Selesai."

Moderator 2: "Kita berikan apresiasi yang paling meriah untuk ketiga calon wakil presiden kita. Saya undang pak Muhaimin, pak Gibran, dan Pak Mahfud untuk ada di tengah. Kami juga memohon agar Pak Anies, Pak Prabowo, dan Pak Ganjar mendampingi calon-calon wakil presiden masing-masing. Ini adalah calon-calon pemimpin kita yang dapat Anda pilih nanti di tanggal 14 Februari 2024. Kami juga mengundang Ketua KPU dan seluruh Anggota KPU untuk bergabung bersama kita di sini. Mudah-mudahan, debat kedua kali ini dapat menjadi referensi bagi Anda untuk menentukan siapa yang Anda pilih."

Moderator 1: "Kami juga mengingatkan kepada Anda untuk jangan lupa menggunakan hak pilih Anda pada Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang. Karena suara Anda akan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Kami tutup debat malam ini. Sampai jumpa."

Link Download PDF Debat Cawapres 2024

Berikut link download PDF hasil Debat Cawapres 2024 lengkap, mulai segmen 1 hingga 6.

Hasil Debat Cawapres 2024 lengkap PDF

Baca juga artikel terkait DEBAT CAWAPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Fadli Nasrudin

tirto.id - Politik
Penulis: Fadli Nasrudin
Editor: Addi M Idhom