Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Sejarah Kerajaan Dharmasraya: Letak, Peninggalan, & Silsilah Raja

Sejarah munculnya Kerajaan Dharmasraya beriringan dengan mulai melemahnya Sriwijaya.

Sejarah Kerajaan Dharmasraya: Letak, Peninggalan, & Silsilah Raja
Peta lokasi Kerajaan Dharmasraya di Sumatera Barat. wikimedia commons/free

tirto.id - Kerajaan Dharmasraya adalah negeri Melayu bercorak Buddha di Sumatera. Sejarah munculnya kerajaan ini beriringan dengan mulai melemahnya Kemaharajaan Sriwijaya, yakni sekitar abad ke-11 sampai 12 Masehi.

Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Dharmasraya adalah penemuan Prasasti Grahi di selatan Thailand. Slamet Muljana dalam Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi (1981) menyebutkan, Prasasti Grahi ditulis dalam bahasa Khmer dan berangka tahun 1105 Saka atau 1183 Masehi.

Prasasti Grahi menjelaskan tentang perintah Raja Dharmasraya, Maharaja Srimat Trailokya Maulibhusana Warmadewa, terkait pembuatan arca Buddha kepada Bupati Grahi, Mahasenapati Galanai.

Tertulis pula, "Empat belas pengikut serta tujuh ratna permata dibawa dari Bumi Jawa ke Suwarnabhumi, ditegakkan di Dharmasraya..."

Dikutip dari tulisan Anna T. N. Bennett bertajuk "Gold in Early Southeast Asia" dalam Archeo Sciences Journal(2009), Suwarnabhumi mengacu kepada wilayah Semenanjung Asia Tenggara, juga kerap dikaitkan untuk menyebut pulau yang kini bernama Sumatera.

Adapun Prasasti Grahi ditemukan di Chaiya, selatan Thailand. Chaiya -yang dulunya bernama Grahi- pernah menjadi bagian dari Kerajaan Tambralingga yang merupakan negeri taklukan Kerajaan Sriwijaya sebelum diambil-alih oleh Kerajaan Dharmasraya.

Bukti lainnya terkait keberadaan Kerajaan Dharmasraya terungkap dalam catatan Cina yakni Zhufan Zhi karya Zhao Rugua yang ditulis pada 1225 M.

Hubungan Dharmasraya dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara kala itu memang sudah terjalin, termasuk dengan beberapa kerajaan di Jawa seperti Kerajaan Singasari yang berpusat Jawa Timur.

Sejarah & Letak Kerajaan Dharmasraya

Setelah Sriwijaya runtuh, Dharmasraya menjadi kerajaan terbesar di Sumatera dan memiliki 15 kerajaan bawahan, mulai dari Semenanjung Malaya, Sumatera dan pesisir timurnya, hingga sebagian daerah Jawa bagian barat.

Kerajaan Dharmasraya didirikan oleh Dinasti Mauli pada 1183 oleh Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya.

Pusat pemerintahan awal kerajaan ini berada di wilayah yang sekarang bernama Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Wilayah pusat Kerajaan Dharmasraya berada di tepi Sungai Batanghari.

Di era Adityawarman bergelar Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa (1347-1375 M), Kerajaan Dharmasraya dipindahkan ke Pagaruyung atau Suruaso (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat).

Adityawarman disebut-sebut sebagai keturunan Melayu yang lahir dari Dara Jingga, salah satu putri Melayu, yang ketika itu disuruh menetap di Singasari yang kelak menjadi Majapahit.

R.M. Mangkudimedja dalam Serat Pararaton (1979) menuliskan bahwa Adityawarman adalah putra dari Dara Jingga, putri dari Kerajaan Dharmasraya. Dara Jingga dan adiknya yang bernama Dara Petak dibawa ke Singasari dalam misi Ekspedisi Pamalayu pada 1293.

Nantinya, Dara Petak yang tidak lain adalah bibi Adityawarman dipersunting oleh Raden Wijaya yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Setelah bertakhta dan memindahkan pusat kekuasaan, Adityawarman kemudian mengubah nama Kerajaan Dharmasraya menjadi Malayapura pada 1347 Masehi. Dengan kata lain, Adityawarman adalah raja terakhir Kerajaan Dharmasraya.

Peninggalan Kerajaan Dharmasraya

1. Prasasti Grahi

Berisi perintah Raja Dharmasraya pertama kepada Bupati Grahi, Mahesanapati Galanai, untuk membuat arca Buddha. Yang ditugaskan oleh bupati tersebut adalah seseorang bernama Mraten Sri Nano.

2. Prasasti Padang Roco (Arca Amoghapasa)

Diberikan oleh Kertanegara dari Kerajaan Singasari kepada Dharmasraya pada masa Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Prasasti ini tertulis dalam Arca Amoghapasa dan membahas tentang harapan Singasari agar Dharmasraya selalu bahagia.

3. Prasasti Suruaso

J.G. de Casparis dalam Kerajaan Melayu dan Adityawarman (235-256) menjelaskan, prasasti ini berisi keberhasilan Adityawarman menyelesaikan pembangunan saluran air yang proyeknya sudah dimulai sejak era raja sebelumnya, Srimat Sri Akarendrawan.

4. Prasasti Kuburajo

Ditemukan pada 1877 di Kuburajo, Tanah Datar, Sumatera Barat. Berisi pujian-pujian terhadap raja Adityawarman yang dituliskan dalam bahasa Sanskerta.

Daftar Raja-raja Dharmasraya

  • Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183-1286 M)
  • Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286-1316 M)
  • Srimat Sri Akarendrawarman (1316-1347 M)
  • Adityawarman atau Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa (sejak 1347 M)

Baca juga artikel terkait SEJARAH KERAJAAN atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya