tirto.id - Perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer pada dasarnya dapat dilihat dari dua hal, yaitu struktur tulisan dan penggunaan bahasa. Perbedaan paling jelas ada di struktur tulisan.
Jika ditinjau dari segi bentuk publikasinya, ada setidaknya delapan jenis karya ilmiah, yakni artikel, makalah, kertas kerja (work paper), paper, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel ilmiah populer.
Lantas, apa yang menjadi perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer selain ditinjau dari medium publikasinya? Penjelasan selengkapnya dapat dijumpai dalam bagian ketiga artikel ini.
Pengertian Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer
Sebelum masuk ke pembahasan apa saja perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer, ada baiknya untuk memahami pengertiannya masing-masing. Adapun pengertian karya ilmiah dan karya ilmiah populer ialah sebagai berikut:
1. Pengertian Karya Ilmiah
Pengertian karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, serta berbasis pada data dan fakta. Definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia itu menegaskan bahwa proses penyusunan karya ilmiah melibatkan metode observasi, eksperimen, atau kajian pustaka.
Karya ilmiah (scientific paper) juga sering disebut sebagai academic writing. Sebab, biasanya karya ilmiah juga dihasilkan oleh mahasiswa dan dosen, baik sebagai tugas akhir maupun publikasi rutin.
Beberapa sifat yang melekat dengan karya ilmiah, mengutip Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia (2020) terbitan Kemendikbudristek, yakni sebagai berikut:
- Sistematis: susunan teks memiliki pola yang baku dan teratur. Logis artinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat;
- Objektif: pernyataan-pernyataan didasarkan pandangan umum, jauh dari pandangan pribadi penulis (subjektif);
- Faktual berarti kebenaran di dalam karya tulis berdasarkan kenyataan atau temuan yang sesungguhnya.
Selama ini ada beberapa jenis karya ilmiah. Secara umum, ada dua kelompok kategori dari karya ilmiah, demikian mengutip e-modul Membuat Karya Tulis Ilmiah, Yuk! (2017) dari Kemendikbud.
Kategori pertama adalah karya ilmiah sebagai laporan hasil penelitian, dan yang kedua adalah hasil pemikiran yang bersifat ilmiah. Keduanya dapat disajikan dengan beragam bentuk laporan, seperti buku, modul, makalah, artikel jurnal, hingga artikel di media massa.
2. Pengertian Karya Ilmiah Populer
Karya ilmiah populer sebenarnya bagian dari karya ilmiah itu sendiri. Ilmiah populer lahir tidak lain sebagai sarana diseminasi informasi kepada masyarakat awam yang tetap didasarkan pada proses pengamatan, riset, dan pengumpulan fakta.
Sasaran Karya Ilmiah Populer adalah pembaca awam. Oleh karena itu dibutuhkan sudut pandang yang unik dan menarik, sekaligus menggugah rasa keingintahuan khalayak, dalam penyusunan karya ilmiah populer.
Mengingat karya ilmiah populer ditujukan untuk dibaca oleh khalayak umum, publikasinya selama ini lebih sering melalui media massa, baik cetak maupun online. Dengan begitu, masyarakat umum pun lebih mudah mengaksesnya.
Meski begitu, karya ilmiah populer tidak mereduksi kualitas informasi yang juga didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah. Hanya saja, ada penyesuaian dari segi bahasa sehingga lebih menarik dan mudah dipahami. Maka itu, ada penyematan kata “populer” setelah istilah “karya ilmiah.”
Apa Perbedaan Karya Ilmiah dan Ilmiah Populer?
Berikut ini sejumlah perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer seperti dikutip dari artikel bertajuk “Pemakaian Bahasa Dalam Karya Ilmiah Populer” yang diterbitkan Jurnal Arbitrer (Vo. 1, No. 1, 2013).
1. Struktur Tulisan
Struktur karya ilmiah memiliki susunan yang pasti. Struktur itu, secara berurutan, biasanya terdiri atas Pendahuluan atau Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaatnya, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, serta Daftar Pustaka.
Sementara itu, struktur karya ilmiah populer pada umumnya tidak memiliki komponen struktur yang pasti. Akan tetapi, struktur tulisannya minimal dapat menjawab komponen 5W + 1H (What, Why, When, Where, Who and How), dan disertai analisis berdasarkan pengamatan penulis.
2. Kalimat Pendek dan Panjang
Umumnya karya ilmiah cenderung menggunakan kalimat-kalimat panjang untuk mengungkapkan proposisinya. Sementara itu, dalam karya ilmiah populer, kalimat panjang dan kalimat pendek bisa dikombinasikan untuk menghasilkan ulasan yang menarik bagi pembaca. Dengan begitu, kalimat-kalimat kompleks yang sulit dipahami bisa diminimalisir keberadaannya di karya ilmiah populer.
3. Penggunaan Kutipan Langsung
Dalam karya ilmiah populer, temuan atau fakta akan ditulis dengan gaya bercerita dan penuturan langsung dari narasumber atau informan. Karena itu, bisa muncul kutipan langsung dari sumber.
Sebaliknya, di karya ilmiah, penulis cenderung akan mendeskripsikan dalam kalimat tak langsung dan ditutup dengan sitasi sumber yang digunakan.
4. Pemakaian Kata Ganti
Jika diperhatikan, pemakaian kata ganti dalam karya ilmiah dan ilmiah populer jelas berbeda meski tujuannya sama-sama menggambarkan posisi penulis dengan pembacanya.
Di karya ilmiah populer, penulis cenderung menggunakan kata ganti orang pertama jamak seperti, kita. Akibatnya, ada kesan interaktif.
Lain halnya di karya ilmiah, penulis akan sebisa mungkin menghindari kemunculan identitas atau sudut pandang pribadinya. Sebagai gantinya, karya ilmiah akan cenderung menggunakan kalimat-kalimat pasif.
5. Penggunaan Metafora dan Simile
Metafora dan simile jarang sekali muncul dalam karya ilmiah. Namun, keduanya bisa bertebaran di karya ilmiah populer.
Sebab, untuk memudahkan pembaca mengimajinasikan permasalahan yang dipaparkan, penulis karya ilmiah populer cenderung akan menggunakan analogi-analogi sederhana.
Analogi-analogi tersebut dalam ilmu sastra kerap disebut dengan metafora dan simile. Penggunaan kata indah atau majas yang tidak bermakna sebenarnya bisa menarik perhatian pembaca.
6. Pemakaian Kata-kata Ragam Percakapan
Tulisan yang interaktif adalah karakteristik utama dari karya ilmiah populer. Maka itu, penulis karya ilmiah populer kerap menggunakan kata-kata dari ragam percakapan untuk menciptakan suasana keakraban.
Penggunaan kata-kata dari ragam percakapan tidak akan ditemui dalam karya ilmiah. Hal tersebut karena fokus penulisan karya ilmiah adalah penyajian laporan secara formal yang menggambarkan hasil kajian.
7. Pemanfaatan Anekdot dan Permainan Bahasa
Anekdot dan permainan bahasa pasti susah ditemukan di karya ilmiah. Kedua hal itu lebih sering muncul dalam karya ilmiah populer.
Untuk memikat mata pembaca, banyak penulis karya ilmiah populer gemar menyertakan anekdot, kalimat-kalimat jenaka, atau bahkan pantun di bagian pembuka dan penutup. Penggunaan teknik penulisan esai yang luwes juga umum terjadi dalam penyusunan karya ilmiah populer.
8. Topik yang Diangkat
Dikutip dari tulisan Icol Dianto berjudul “Penulisan Ilmiah Murni dan Populer (Teori dan Praktik)” yang diterbitkan Jurnal Al-Mau'zhah (Volume 5 Nomor 1, Juni 2019), perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer berdasarkan bahasan topiknya ialah sebagai berikut:
- Tulisan ilmiah populer biasanya membahas isu-isu yang relevan dengan kehidupan masyarakat sekitar;
- Karya ilmiah murni cenderung berfokus pada bidang keilmuan yang lebih spesifik dan kurang terjangkau oleh khalayak umum.
9. Karakteristik Karya Ilmiah dan Ilmiah Populer
Masih dikutip dari tulisan Icol Dianto, adapun perbedaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer berdasarkan karakteristiknya secara lengkap sebagai berikut:
No | Ilmiah Murni | Ilmiah populer |
1 | Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif | Penulis berupaya untuk menarik perhatian pembaca, yang dapat juga dikatakan bersifat persuasif |
2 | Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruktur, dan baku | Kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum |
3 | Menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang sama | Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu |
4 | Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif | Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif |
5 | Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku | Gaya penulisan tidak baku |
6 | Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalambentuk khusus yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual pembaca | Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi |
7 | Tulisan bersifat bebas dari opini penulis | Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, balk aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang bersangkutan |
8 | Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji | Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu |
Penulis: Galih Ayu Palupi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis