tirto.id - Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata baku diartikan sebagai kata yang menjadi tolak ukur dan berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
Dilansir dari Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (2016), selain dari bahasa Indonesia, kata baku dapat berasal dari bahasa dearah dan bahasa asing. Ragam asal kata baku tersebut, telah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang resmi.
Sebaliknya, kata-kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak mengikuti kaidah dalam bahasa Indonesia. Kaidah ini sudah diakui oleh masyarakat untuk menjadi pedoman. Kata baku digunakan dalam penulisan ilmiah ataupun formal.
Penulisan formal itu seperti, pengadilan, rapat organisasi, presentasi ilmiah, dan lain sebagainya. Kata baku dalam ragam ilmiah maupun formal bertujuan untuk memanfaatkan potensi bahasa Indonesia seperti, memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempat hal tersebut.
Sehingga, maksud dari pemaparan bahasa Indonesia dapat dijelaskan dengan konkret, baik secara lisan maupun tulisan kepada orang lain.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
1. Kata baku
perbaiki
beri tahu
2. Kata tidak baku
bikin baik
kasih tahu
Sementara itu, bahasa Indonesia baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar.
Menurut materi kuliah, Bahasa Indonesia untuk PerguruanTinggi, fungsi pembakuan bahasa yaitu:
- Fungsi pemersatu bagi seluruh bangsa Indonesia, yakni sebagai bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi.
- Fungsi penanda kepribadian yang dijalankan oleh suatu bahasa baku dan bangsa yang beradab akan terlihat jika dipergunakan dalam pergaulan dengan bangsa asing.
- Fungsi penambahan kewibawaan, yakni jika masyarakat mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan internasional, maka kewibawaan bahasa Indonesia juga akan meningkat.
- Fungsi sebagai kerangka acuan (frame of reference), yakni ukuran yang disepakati secara umum tentang tepat tidaknya pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu.
- Perubahan yang bersistem di bidang kosa kata dan peristilahan, dan;
- Perkembangan berjenis ragam dan gaya bahasa di bidang kalimat dan makna.
- Yang diterangkan terletak di depan yang menerangkan (Hukum DM) – rumah makan – sekolah tinggi.
- Bila kata majemuk terdiri dari dua kata yang sama-sama menunjukkan waktu boleh dipertukarkan tempatnya menurut kepentingannya (Jika diletakkan di depan berarti itu lebih penting dari kata yang di belakangnya).
- Bahasa Indonesia tidak mempunyai kata penghubung untuk menyatakan kepunyaan. Jadi ‘rumah guru” bukan “rumah dari guru”.
- Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk pada pokok kata atau kata dasar.
- Bahasa Indonesia tidak mengenal perbedaan jenis kelamin kata.
- Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) memainkan peranan yang penting dalam bahasa Indonesia, sebab imbuhan dapat mengubah jenis kata menjadi jenis lain. Misalnya kata: tunjuk (kata benda), menunjuk (kata kerja aktif), ditunjuk (kata kerja pasif), petunjuk, penunjuk, telunjuk, pertunjukan, dan lain-lain.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Nur Hidayah Perwitasari