Menuju konten utama

Cara Penulisan Angka Romawi yang Sesuai PUEBI

Angka Romawi biasa digunakan sebagai lambang bilangan ataupun nomor.

Cara Penulisan Angka Romawi yang Sesuai PUEBI
Ilustrasi menulis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Angka romawi merupakan sistem penomoran yang berasal dari Romawi kuno. Angka romawi biasa digunakan dalam angka jam, bab buku, ataupun lainnya.

Sistem penomoran romawi berasal dari bangsa Romawi kuno dan telah berkembang kurang lebih pada permulaan tahun 100 SM. Dahulu, bangsa Romawi menggunakan angka untuk perhitungan.

Sistem penulisan angka romawi didasarkan pada sistem pengulangan, penjumlahan, serta pengurangan. Sedangkan untuk membacanya dimulai dari kiri ke kanan. Angka romawi biasa digunakan sebagai lambang bilangan ataupun nomor.

Penulisan angka romawi menggunakan huruf alfabet untuk melambangkan angka. Angka yang lebih besar dari 5000, di atas simbol diberikan garis horizontal. Garis tersebut berarti perkalian terhadap angka 1.000.

Cara mudah untuk menulis angka romawi adalah dengan menulis angka ribuan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan ratusan, puluhan, serta satuan.

Sistem angka Romawi yang saat ini digunakan merupakan modernisasi sistem adisi dari sistem yang lama. Sejak tahun 260 SM sistem romawi telah terbentuk. Namun sistem romawi yang berkembang saat ini masih belum lama ada.

Misalnya dalam penulisan angka lima adalah “V” yang menggantikan penulisan “IIIII”, serta angka seratus yang ditulis dengan huruf “C”.

Meskipun saat ini masih banyak digunakan, sebenarnya angka romawi memiliki kekurangan, di antanya adalah:

  • Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
  • Tidak terdapat angka nol
  • Terbatas untuk bilangan kecil saja.
Angka romawi menjadi salah satu penulisan angka yang diatur di Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia atau biasa dikenal dengan PUEBI. PUEBI dibentuk untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD).

Melalui pedoman ini, diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang berkembang pesat karena kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

PUEBI saat ini telah memasuki edisi keempat yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016.

Berikut adalah contoh penulisan angka romawi sesuai dengan PUEBI:

Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

Angka romawi: I, II, III, IV, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000).

Mengutip dari Rumus Super Lengkap Matematika kelas 4, 5, dan 6. Terdapat beberapa aturan dalam penulisan angka romawi, di antaranya adalah:

  • Bila angka romawi diikuti dengan bilangan yang sama atau lebih kecil daripada bilangan romawi tersebut, maka nilai bilangan romawi yang mengikutinya harus ditembah dengan nilai bilangan yang diikuti.
Misal: LXI = 61

Caranya adalah nilai L= 50, ditambah dengan nilai X= 10, llau ditambahkan dengan bilangan romawi I = 1. Maka hasilnya dalah L+X+I= 50+10+1= 61

  • Bila angka romawi diikuti dengan bilangan yang nilainya lebih besar, maka bilangan yang mengikuti harus dikurangi dengan bilangan yang diikuti tersebut.
Misalnya: IX = 9

Caranya adalah angka romawi X=10, harus dikurangi dengan bilangan romawi I yang bernilai 1. Maka masilnya adalah X-I atau 10-1= 9.

  • Sistem pengulangan angka romawi hanya dapat dilakukan sebanyak tiga kali. Misalnya adalah VIII=8 dan IX=9.
  • Pengulangan angka romawi tidak berlaku untuk bilangan V, L, dan D.

Baca juga artikel terkait CARA MENULIS ANGKA ROMAWI atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Nur Hidayah Perwitasari