Menuju konten utama

Penyebab Banjir Bandang di Korsel, Wilayah Terdampak, & Korban

Sebanyak 19 orang tewas dalam bencana banjir di Korsel, Juli 2025. Ketahui penyebab, wilayah terdampak, dan situasi terkini.

Penyebab Banjir Bandang di Korsel, Wilayah Terdampak, & Korban
Warga membersihkan dan memperbaiki rumah mereka yang terendam banjir di Yesan-gun, Korea Selatan, pada 18 Juli 2025. Reuters/Seung-il Ryu/NurPhoto

tirto.id - Korea Selatan dilanda bencana banjir dan tanah longsor usai hujan deras yang mengguyur selama lima hari sejak 16 Juli 2025. Akibat bencana ini, 19 orang dikonfirmasi tewas.

Dikutip dari Korea Herald, sebanyak 9.887 rumah tangga, terdiri dari 14.166 penduduk di 15 kota dan wilayah provinsi, telah dievakuasi sementara hingga Minggu (20/7/2025) pukul 21.00 waktu setempat.

Sementara itu, sebanyak 19 orang itu ditemukan tewas akibat tanah longsor, rumah, dan kendaraan yang terendam banjir. Rinciannya yakni 10 orang tewas di Provinsi Gyeongsang Selatan, 5 di Provinsi Gyeonggi, 3 di Provinsi Chungcheong Selatan, dan 1 di Gwangju.

Namun, pihak berwenang menyebut, jumlah korban dapat meningkat seiring upaya pencarian dan penyelamatan yang terus berlanjut di wilayah-wilayah yang terdampak parah.

Apa Penyebab Banjir & Longsor di Korea Juli 2025?

Banjir dan longsor di Korea Selatan (Korsel) pada Juli 2025 ini disebabkan hujan deras yang terjadi selama lima hari sebelumnya. Korsel dilanda cuaca ekstrem, yakni saat hujan deras mengguyur sejumlah wilayah. Intensitas hujan deras ini mencetak rekor tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1904.

Menurut Badan Meteorologi Korea Selatan (KMA), beberapa daerah di Provinsi Chungcheong Selatan mengalami intensitas hujan per jam yang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun. Wilayah Seosan di bagian barat provinsi tersebut menjadi lokasi terparah dengan intensitas curah hujan mencapai 114,9 milimeter per jam.

Adapun fenomena hujan ekstrem ini disebabkan arus udara hangat dan lembap yang mengalir di sepanjang tepi utara Samudera Pasifik yang memicu ketidakstabilan atmosfer yang kuat. Tahun ini, tekanan tinggi dari utara Samudera Pasifik menyebabkan musim hujan mulai dan berakhir lebih cepat, serta menyebabkan benturan udara ekstrem yang menghasilkan hujan deras.

Daerah Mana Saja yang Terdampak?

Banjir dan longsor akibat hujan lebat ini mengakibatkan kerusakan di berbagai tempat. Wilayah terdampak paling parah adalah Sancheong yang berada di Provinsi Gyeongsang Selatan bagian barat. Di wilayah ini, ribuan jalan dan bangunan rusak atau terendam banjir. Tidak hanya itu, lahan pertanian juga terdampak, disusul dengan laporan kematian massal hewan ternak.

Provinsi Gyeonggi, Provinsi Chungcheong Selatan, dan Gwangju juga melaporkan korban jiwa. Di kota resor Gapyeong yang ada di Provinsi Gyeonggi, longsor menyebabkan beberapa properti di kawasan ini tertimbun tanah. Kemudian, di wilayah Chungcheong, sebuah desa tertimbun tanah dan puing akibat tanah longsor pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Bagaimana Situasi Terkini di Korsel?

Situasi terkini di Korea belum pulih sepenuhnya. Pemerintah berjanji akan berupaya semaksimal mungkin untuk memulihkan kehidupan sehari-hari warga terdampak.

“Pemerintahan Lee Jae Myung akan segera meninjau penetapan zona bencana khusus dan memberikan subsidi khusus untuk memenuhi tanggung jawabnya. Kami juga mendesak pemerintah daerah untuk melakukan segala upaya pemulihan dan pencegahan banjir,” kata juru bicara kepresidenan Kang Yu-jung, Senin (21/7/2025) sore, dikutip Korea Herald.

Menteri Dalam Negeri, Yoon Ho-jung, mengumumkan bahwa kementerian akan memberikan dukungan untuk memastikan pemerintah daerah dapat sepenuhnya memanfaatkan sumber daya mereka, seperti anggaran kota dan instrumen perpajakan. Hal ini sebagai upaya pemulihan dan menjanjikan bantuan kepada mereka yang terdampak hujan lebat.

Kementerian juga menginformasikan kepada pemerintah daerah bahwa fasilitas umum seperti balai komunitas dan gimnasium lokal dapat disediakan sementara secara gratis bagi warga terdampak sebagai tempat penampungan darurat.

Selain itu, warga yang tergusur juga akan menerima berbagai dukungan keuangan, seperti pembebasan pajak perolehan, pendaftaran, dan perizinan untuk rumah baru, kandang ternak, kendaraan, mesin, dan peralatan pertanian; pengurangan biaya utilitas publik; dan penangguhan pembayaran pajak daerah.

Kemudian, kementerian bekerja sama dengan Samsung Electronics dan LG Electronics juga mulai mengerahkan tim perbaikan gratis atas permintaan pemerintah daerah. Semua peralatan rumah tangga yang rusak akibat bencana baru-baru ini, yang diproduksi oleh kedua raksasa teknologi Korea tersebut berhak mendapatkan perbaikan.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Elisabet Murni P