tirto.id - Hujan deras yang mengguyur Kota Tangerang Selatan sejak Senin (7/7/2025) sore mengakibatkan bencana hidrometeorologi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 22 titik banjir dengan ketinggian air mencapai 140 sentimeter dan satu kejadian longsor.
Dian Wiryawan, Penata Layanan Operasional Danton Pemadam dan Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Tangsel, membeberkan ada 1.516 kepala keluarga (KK) yang terdampak bencana hidrometeorologi. Bahkan, sebagian di antaranya terpaksa dievakuasi dari rumah mereka.
Menurut BPBD Tangsel, banjir terjadi akibat luapan Kali Serua, Kali Kedaung, serta drainase lingkungan yang tidak mampu menampung debit air. Genangan juga diperparah oleh hujan berintensitas tinggi yang mengguyur secara merata.
“Curah hujan tinggi sejak siang memicu luapan sungai dan saluran mampet. Beberapa titik seperti Maharta dan Jombang terendam cukup dalam. Kami siagakan tim penyelamatan, pompa portabel, dan bantuan logistik sejak sore,” kata Dian.
Genangan terparah terjadi di Perumahan Pondok Maharta RW 9 dan RW 10, Kecamatan Pondok Aren, dengan air mencapai 140 sentimeter dan merendam sekitar 200 KK. Di Kampung Masjid, Jombang, ketinggian sempat menyentuh 130 sentimeter, dan masih tersisa sekitar 100 sentimeter pada malam hari.
Selain merendam permukiman, banjir juga melumpuhkan sejumlah akses jalan seperti jalan Raya Totitoti di Serua Indah. Genangan air mencapai 30 sentimeter dan menyulitkan kendaraan melintas.
Sementara itu, satu kasus longsor dilaporkan terjadi di Perumahan Puri Pamulang, RT 04 RW 09, Kelurahan Bambu Apus. Tembok turap di kawasan tersebut ambrol, berdampak pada 16 KK. Tidak ada korban jiwa, namun BPBD menetapkan status siaga penuh dan terus melakukan pemantauan di titik rawan.
Untuk percepatan penanganan banjir, Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Tangsel mengaktifkan seluruh unit pompa statis dan portabel. Di titik-titik parah seperti Maharta dan Taman Mangu, dua pompa tambahan didatangkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
“Pompa lokal tidak cukup menangani air di dua titik itu karena kontur lahan rendah dan debit sangat tinggi. Kami minta bantuan pusat untuk percepatan,” ujar Eka Pribawa, Kepala Bidang Sumber Daya Air SDABMBK Tangsel.
Eka menambahkan, kondisi topografi Tangsel yang banyak memiliki cekungan mempercepat terjadinya genangan saat curah hujan tinggi. Dalam banyak kasus, genangan hanya bisa surut setelah dilakukan penyedotan intensif.
Pemerintah Tetapkan Siaga 24 Jam, Masyarakat Diimbau Waspada
BPBD bersama SDABMBK, kelurahan, relawan, dan OPD teknis lainnya menetapkan status siaga 24 jam. Tim gabungan melakukan penyedotan air, pendataan korban, dan evakuasi warga. Bantuan logistik juga disalurkan ke sejumlah lokasi yang masih tergenang.
Masyarakat diminta aktif melaporkan genangan baru dan tetap menjaga saluran air agar tidak tersumbat. Warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah cekungan diminta waspada terhadap potensi banjir susulan.
“Kami imbau masyarakat tetap siaga. Jika air naik, segera evakuasi mandiri atau hubungi layanan darurat BPBD,” kata Dian.
Daftar Lokasi Genangan:
- Pondok Maharta, RW 9 & 10, Pd. Aren: 140 sentimeter, 200 KK terdampak, dibantu dua pompa portable BBWSCC;
- Kampung Masjid, Jombang, Ciputat: 130 sentimeter, menyisakan 100 cm saat malam;
- Perumahan Bintaro Indah, Jombang: 110 sentimeter, 200 KK terdampak;
- Green Hills Serua: 50 cm, belum surut;
- Bukit Nusa Indah, Serua Indah: 10–25 sentimeter, limpasan Kali Cibenda;
- Kampung Empang Sari, Ciputat: 50–70 sentimeter, terdampak limpasan Kali Kedaung;
- Jl. Totitoti, Serua Indah: 30 sentimeter, gangguan lalu lintas;
- Perum Ciputat Baru & Puri Kristal: 25–50 sentimeter, proses penyedotan;
- Jl. Setiabudi – Kp. Bulak: 20 sentimeter, ditangani dengan pompa portable.
Penulis: Tangsel_Update
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































