tirto.id - Penyakit ain merupakan penyakit yang diakibatkan dari pandangan mata seseorang yang punya sifat dan niat tertentu, seperti iri hati, dengki, dan hasad. Istilah ‘ain’ sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘mata’.
Kini seiring dengan perkembangan teknologi, penyakit ain dapat terjadi tanpa bertatap muka secara langsung. Berada di tengah masifnya interaksi sosial media, penyakit ain bisa saja terjadi melalui mata orang yang iri hati, dengki, dan hasad ketika melihat kebahagiaan orang lain di sosial media.
Pembahasan tentang penyakit ain menjadi salah satu topik di ruang media sosial yang muncul di tengah unggahan momentum bahagia. Ketika seseorang membagikan unggahan tentang prestasi, capaian, momen bahagia, terkadang muncul komentar, “Hati-hati ain…” dan sebagainya.
Lantas, sebenarnya apa itu penyakit ain? Apakah ain disebabkan karena sering pamer di medsos? Simak penjelasannya di artikel ini.
Pengertian Singkat Penyakit Ain

Istilah ‘ain secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘mata’. Menurut pengertian istilah dalam Islam, ain adalah pengaruh negatif dari pandangan mata yang disertai iri, kagum berlebihan, atau rasa dengki hingga berdampak menimbulkan mudarat bagi orang lain.
Terkait pembahasan penyakit ain, Rasulullah saw. menjelaskan dalam sebuah hadis: "Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa," (HR. Muslim).
Bahaya dari penyakit ain dapat dirasakan oleh seseorang yang sedang membagikan pencapaian, prestasi, kebahagiaan, dan sebagainya. Keadaan yang lebih baik ini bisa saja mengundang mata jahat yang penuh rasa iri dan dengki.
Efek dari mata jahat dapat menjalar pada orang yang sedang berbahagia. Dampaknya bisa dirasakan secara fisik, psikologis, hingga hubungan sosial.
Oleh karena itu, Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk banyak berziki dan mendekatkan diri pada Allah Swt. supaya terhindar dari penyakit ain. Perhatikan pula adab ketika hendak memberi pujian pada orang lain.
Ain bisa terjadi disebabkan menyampaikan pujian terhadap orang lain tanpa menyebut nama Allah Swt. Jadi pastikan menyandarkan setiap pujian pada Allah Swt. dengan kalimat-kalimat yang mendekatkan diri pada Allah Swt., seperti ucapan: masyaaAllah, barakallah, dan sebagainya.
Dasar Keberadaan Penyakit Ain dalam Islam

Dasar keberadaan penyakit ain dalam Islam dijelaskan melalui hadis Rasulullah saw. Dalam satu riwayat Rasulullah saw. menjelaskan:
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ
“Ain itu nyata (Haq), kalau saja ada sesuatu yang mendahului takdir, niscaya ‘ain akan mendahuluinya," (HR Muslim).
Melansir laman NU Online, Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalany dalam Fath al-Bari mendeskripsikan ain sebagai pandangan kagum atau takjub yang disertai rasa iri dengki dari seseorang yang bertabiat buruk sehingga membawa bahaya pada orang yang dipandangnya.
Pandangan tentang ain juga disampaikan oleh ulama Al-Munawi dalam kitab Faid al-Qadir. Berikut penjelasannya:
وهي النظر إلى شئ على غلة واستحسانه والحسد عليه من غير ذكر الله
“Ain adalah pandangan pada sesuatu dalam keadaan lalai dengan rasa kagum kepadanya atau rasa dengki tanpa disertai berdzikir kepada Allah” (Al-Munawi, Faid al-Qadir, juz 15, h. 474).
Berdasarkan dua penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua hal yang menyebabkan penyakit ain. Apa saja penyebabnya?
- Pandangan dari orang yang merasa iri dengki terhadap nikmat orang lain dan berkeinginan agar orang yang dilihatnya celaka.
- Pandangan dari orang yang memiliki kekaguman berlebihan, tidak ada rasa dengki, tapi tidak disertai dengan zikir kepada Allah.
وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُواْ الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengarkan Al-Qur’an dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila’,” (QS al-Qalam: 51).
Menurut Imam Ibnu Katsir memaknai kata ‘pandangan’ dalam ayat di atas berarti pandangan yang disertai dengan kekuatan ain. Pandangan jahat dalam ain punya dampak buruk terhadap seseorang.
Efeknya bisa bermacam-macam berupa sakit, celaka, hingga kemungkinan terburuknya sampai mengakibatkan kematian. Sebagaimana yang terjadi pada zaman Rasulullah saw.
Saat itu, sahabat Amir bin Rabiah melihat badan Sahl bin Hanif yang putih dan bersih. Seketika itu Sahl bin Hanif pingsan, para sahabat yang lain akhirnya memanggil Rasulullah saw. Usai melakukan ruqyah pada Sahl bin Hanif, beliau bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Ketika salah satu di antara kalian kagum saat melihat dirinya sendiri, barang miliknya atau saat melihat saudaranya, maka doakanlah dia dengan keberkahan, karena ‘ain itu nyata,” (H.R. Nasa’i dan Hakim).
Kejadian tersebut menunjukkan dampak ain terhadap seseorang. Tak heran jika Rasulullah saw. menyeru umatnya untuk waspada terhadap penyakit ain.
Rasulullah saw. menganjurkan sebuah doa yang berisi bentuk permohonan perlindungan kepada Allah Swt. dari penyakit ain. Sebagaimana lafal doa berikut:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua Setan, Binatang yang beracun dan ‘Ain yang menyakitkan,” (H.R. al-Bukhari).
Melafalkan doa tersebut menjadi salah satu wujud ikhtiar umat Islam supaya terhindar dari penyakit ain. Terus lindungi diri dengan banyak mendekatkan diri pada Allah Swt. dengan zikir dan doa-doa sebagaimana yang Allah Swt. dan Rasulullah saw. perintahkan.
Pamer di Media Sosial dan Potensi Penyakit Ain

Berbagi kebahagiaan di media sosial menjadi hal yang menyenangkan. Kebahagiaan ini diharapkan juga dapat menular pada orang lain di ranah sosial media.
Namun, ternyata tidak semua orang bisa menerima kebahagiaan orang lain dengan perasaan turut berbahagia. Ada kalanya orang-orang merespons kabar bahagia, pencapaian, prestasi, dan momentum indah lain dengan hati yang iri, dengki, penuh kebencian.
Pandangan demikianlah yang menghadirkan mata jahat atau ain yang dampaknya bisa saja dirasakan oleh orang lain. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, selain pandangan dari orang yang iri dan dengki, penyakit ain juga disebabkan oleh ungkapan kagum tanpa disertai zikir kepada Allah Swt.
Janganlah hanya berfokus menasihati orang untuk berhati-hati dalam mengunggah momen kebahagiaan. Unggahan momen bahagia yang diniatkan dengan baik diharapkan menjadi kesempatan untuk berbagi kebahagiaan juga pada orang lain.
Namun, ada orang-orang yang meresponsnya dengan iri dan dengki. Dalam hal ini, bagaimana cara seseorang merespons kebahagiaan orang lain juga patut dipertanyakan.
Biasakanlah untuk menerima kebahagiaan orang lain dengan tanggapan positif juga, bukan malah dengan perasaan iri dan dengki. Tanggapilah prestasi, capaian, dan kebahagiaan orang lain dengan perasaan yang turut berbahagia. Jangan membiasakan diri dan hati berada dalam kubangan rasa iri dan dengki.
Perasaan seperti ini justru akan membuat hati menjadi kotor. Rasa iri dan dengki juga hanya akan membawa pada situasi diri yang makin buruk.
Sementara itu, di sisi orang yang berbagi momentum bahagia dan pencapaian, luruskan dan niatkan hati bukan untuk pamer, melainkan berbagi perasaan bahagia. Jangan membagikan kebahagiaan dengan cara pamer/flexing semata.
Bahkan sampai merendahkan orang lain. Cara ini justru sudah jauh dari esensi utama berbagi kebahagiaan di sosial media. Bijaklah dalam membuat keputusan untuk berbagi momentum bahagia di sosial media dengan niat yang lurus dan tulus.
Ciri-Ciri Terkena Penyakit Ain karena Pamer di Medsos
Orang yang terkena penyakit ain terkadang sulit untuk dideteksi. Gejalanya mirip dengan penyakit fisik atau gangguan psikis lain.
Perubahannya dapat berupa fisik, mental, atau hal lainnya. Meskipun sulit dideteksi, ada beberapa ciri umum terkena penyakit ain.
Berikut ciri terkena penyakit ain:
Ciri Fisik Terkena Ain
Melansir laman NU Online, Al-Hafizh ad-Dzahabi dalam At-Thibbun Nabawi menjelaskan bahwa Rasulullah saw. suatu ketika menemukan tanda saf’ah pada pembantu rumah tangganya yang diakibatkan nadzrah (ain atau gangguan jin).Saf’ah didefinisikan secara berbeda di kalangan para ulama. Namun, secara umum saf’ah diartikan sebagai orang gila. Selain itu, tanda saf’ah juga dapat didefinisikan sebagai tanda hitam di wajah, tanda hitam kemerah-merahan, atau tanda berwarna gelap.
Tanda hitam saf’ah hanya sebagian kecil dari tanda fisik lain dari penyakit ain. Berikut ciri-cirinya:
- Terdapat lingkaran atau tanda hitam di bawah mata
- Kulit wajah menjadi pucat
- Merasakan sakit kepala
- Terjadi perubahan berat badan yang tidak biasa
- Merasa lelah atau sakit yang tak bisa dijelaskan medis
- Tidak sembuh atau tidak ada respons terhadap obat-obatan
- Kehilangan nafsu makan
- Gangguan tidur
- Sering menangis (rewel) jika terjadi pada bayi
Ciri Psikologis dan Emosional
Selain ciri fisik, ciri psikologis dan emosional bisa ditandai. Ain juga berdampak pada keadaan mental seseorang. Berikut ciri penyakit ain dari sisi psikologis:- Perubahan suasana hati atau mood
- Stres
- Mudah merasa cemas
- Mengalami depresi atau rasa tertekan
- Mendadak merasa sedih tanpa sebab
- Merasa tidak tenang
- Merasa sendiri dan menarik diri dari lingkungan
- Tiba-tiba hilang semangat atau motivasi
- Sering bermimpi buruk
Ciri pada Rezeki dan Lingkungan
Ciri pada rezeki dan lingkungan juga dapat ditandai sebagai ciri dari penyakit ain. Dampak ain bisa dirasakan dari kondisi sekitar orang yang terkena penyakit ain. Berikut penjelasan ciri-cirinya:- Apabila sebelumnya mengalami kesuksesan, maka tiba-tiba mendapatkan kegagalan terus-menerus.
- Bisnis atau usaha awalnya lancar, tiba-tiba menjadi surut atau terhambat tanpa alasan jelas/logis.
- Barang yang dipunyai menjadi kerap rusak atau hilang.
- Interaksi keluarga/pertemanan yang awalnya harmonis, tiba-tiba berubah. Sering terjadi pertengkaran hanya karena hal kecil.
Tertarik dengan informasi lain seputar agama Islam? Cek selengkapnya di bawah ini:
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Elisabet Murni P
Masuk tirto.id







































