tirto.id - Ciri-ciri penyakit ain patut diketahui oleh umat Islam agar senantiasa waspada dan kehidupannya bisa lebih tenang. Penyakit ain memang tidak dapat terdeteksi secara medis, tapi dampaknya bisa sangat berbahaya.
Penyakit ain sangat mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era modern yang penuh dengan budaya pamer dan unjuk diri di media sosial. Ketika seseorang menampilkan pencapaian, keindahan, atau kekayaan, hal itu bisa memancing pandangan “mata jahat” dari orang lain.
Pandangan seperti inilah yang dalam Islam diyakini sebagai penyakit ain dan dapat membawa pengaruh negatif begi kehidupan seseorang. Dampaknya pun tak main-main, efeknya bisa dirasakan secara fisik, psikologis, bahkan berpengaruh pada hubungan sosial maupun bisnis.
Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari atau bahkan tidak mempercayai keberadaan penyakit ain. Padahal, Rasulullah SAW sudah dengan tegas mengungkapkan bahwa ain itu benar-benar nyata meski tidak terlihat dan sulit dideteksi.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami apa itu ain, penyebab, ciri-ciri, serta bagaimana cara mencegah maupun mengobatinya.
Apa Itu Penyakit Ain?

Penyakit ain mungkin masih sering diabaikan oleh banyak orang, bahkan tak sedikit yang tidak percaya bahwa penyakit ain benar-benar nyata. Lalu, apa itu penyakit ain dan bagaimana dalilnya dalam Al-Qur’an maupun hadis? Simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Penyakit Ain Menurut Islam
Penyakit ain adalah penyakit non-medis yang diyakini kebenarannya (haq) dan telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai hadis. Secara bahasa, ain merujuk pada "mata" atau "pandangan".Secara istilah, ain adalah gangguan yang timbul akibat pandangan mata yang disertai dengan pengaruh buruk, baik dari pandangan orang yang iri hati maupun dari pandangan kekaguman yang berlebihan. Oleh karena itu, ain kerap disebut sebagai mata jahat atau evil eye.
Dikutip dari laman NU Online, Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalany dalam Fath al-Bari mendeskripsikan ain sebagai pandangan kagum atau takjub yang disertai rasa iri dengki dari seseorang yang bertabiat buruk sehingga membawa bahaya pada orang yang dipandangnya.
Sementara ulama Al-Munawi dalam kitab Faid al-Qadir menjelaskan bahwa penyakit ain adalah pandangan terhadap sesuatu dalam keadaan lalai yang disertai rasa kagum terhadapnya, dan tidak disertai dzikir pada Allah SWT.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada dua hal yang bisa menyebabkan penyakit ain:
- Pandangan dari orang yang memiliki rasa iri dengki terhadap nikmat orang lain, serta memiliki keinginan agar orang yang dilihatnya celaka.
- Pandangan dari orang yang memiliki kekaguman berlebihan, tidak ada rasa dengki, tapi tidak disertai dengan dzikir kepada Allah.
Dalil Al-Qur’an dan Hadis tentang Penyakit Ain
Meski tidak terlihat dan sulit dibuktikan, penyakit ain benar-benar nyata dalam kehidupan. Hal ini juga sudah ditegaskan dalam beberapa ayat maupun hadis sehingga keberadaannya patut untuk diwaspadai. Berikut kumpulan dalil tentang penyakit ain, baik menurut Al-Qur’an maupun hadis:1. Dalil Al-Qur'an tentang ain
وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُواْ الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengarkan Al-Qur’an dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila’.” (QS. Al-Qalam: 51)
2. Penyakit ain itu nyata dan bisa mendahului takdir
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ
“Ain itu nyata (haq), kalau saja ada sesuatu yang mendahului takdir, niscaya ‘ain akan mendahuluinya” (HR. Muslim).
3. Kekaguman harus disertai doa baik
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Ketika salah satu di antara kalian kagum saat melihat dirinya sendiri, barang miliknya atau saat melihat saudaranya, maka doakanlah dia dengan keberkahan, karena ‘ain itu nyata” (HR. Nasa’i dan Hakim).
4. Berlindung hanya pada Allah dari penyakit ain
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang yang beracun, dan ‘ain yang menyakitkan” (HR. Bukhari).
5. Ruqyah untuk menyembuhkan ain
كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَسْتَرْقِيَ مِنَ العَيْنِ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain.” (HR. Muslim)
6. Sabda Rasulullah SAW ketika bertemu Asma’ binti Umais
ما لي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي ضَارِعَةً تُصِيبُهُمُ الحَاجَةُ؟ قالَتْ: لَا، وَلَكِنِ العَيْنُ تُسْرِعُ إليهِم، قالَ: ارْقِيهِمْ
“Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Beliau berkata, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka.” (HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi)
Ciri-Ciri Orang yang Terkena Penyakit Ain

Ciri-ciri orang yang terkena penyakit ain sering kali tidak mudah dikenali karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit fisik atau gangguan psikis. Orang yang terkena ain dapat mengalami perubahan, baik dari segi kesehatan fisik, mental, atau hal lain di sekitarnya.
Mengingat bahaya penyakit ain, penting bagi umat Islam untuk mengenai tanda-tandanya agar bisa segera memohon perlindungan Allah SWT sekaligus mencari pengobatan sesuai tuntunan syariat.
Ciri Fisik yang Sering Terlihat
Dilansir dari NU Online, Al-Hafizh ad-Dzahabi dalam At-Thibbun Nabawi menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mendapati tanda saf’ah pada pembantu rumah tangganya yang diakibatkan nadzrah (ain atau gangguan jin).Definisi tentang saf’ah sedikit berbeda-beda di kalangan para ulama, tapi memiliki esensi yang serupa. As-saf’ah dapat diartikan sebagai orang gila. Tanda saf’ah juga dapat didefinisikan sebagai tanda hitam di wajah, tanda hitam kemerah-merahan, atau tanda berwarna gelap.
Tanda hitam ini hanya sebagian kecil dari tanda fisik penyakit ain. Secara keseluruhan, berikut ciri-ciri orang yang terkena penyakit ain:
- Lingkaran atau tanda hitam di bawah mata
- Kulit wajah tampak pucat
- Sakit kepala
- Perubahan berat badan yang tak biasa
- Kelelahan atau sakit yang tak bisa dijelaskan medis
- Tidak sembuh atau tidak ada respons terhadap obat-obatan
- Kehilangan nafsu makan
- Gangguan tidur
- Sering menangis (rewel) jika terjadi pada bayi
Ciri Psikologis dan Emosional
Penyakit ain juga bisa berdampak pada mental seseorang. Adapun ciri-ciri penyakit ain dari sisi psikologis adalah sebagai berikut:- Perubahan mood
- Stres
- Mudah cemas
- Merasa depresi atau tertekan
- Mendadak sedih tanpa sebab
- Merasa tidak tenang
- Merasa sendiri dan menarik diri dari lingkungan
- Tiba-tiba hilang semangat atau motivasi
- Sering bermimpi buruk
Ciri pada Rezeki dan Lingkungan
Tak hanya berdampak pada fisik dan mental, tanda dari “mata jahat” ini juga bisa dilihat dari kondisi di sekeliling orang yang terkena penyakit ain, berikut beberapa di antaranya:- Jika sebelumnya mengalami kesuksesan, kegagalan tiba-tiba datang terus-menerus.
- Bisnis atau usaha yang awalnya lancar, mendadak surut atau terhambat tanpa alasan jelas/logis.
- Barang yang dimiliki sering rusak atau hilang.
- Hubungan keluarga maupun pertemanan yang semula harmonis, tiba-tiba berubah. Sering terjadi pertengkaran hanya karena hal kecil.
Contoh Penyakit Ain dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, penyakit ain bisa muncul dalam berbagai bentuk tanpa disadari. Ain tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga bisa memengaruhi suasana hati, hubungan sosial, bahkan harta dan rezeki. Di bawah ini adalah beberapa contoh penyakit ain dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh pada Diri Sendiri
Salah satu tanda yang bisa muncul pada diri sendiri adalah merasa sakit setelah mendapat banyak pujian. Misalnya, seseorang awalnya tampak sehat dan bersemangat, tapi setelah banyak dipuji karena sesuatu (misal, penampilan), tiba-tiba merasa sakit kepala, lemas, atau kelelahan tanpa sebab medis yang jelas.Contoh lainnya adalah kehilangan semangat atau fokus secara tiba-tiba. Misalnya, seseorang yang baru saja meraih pencapaian tertentu, misalnya kenaikan jabatan atau keberhasilan akademik, bisa tiba-tiba merasa malas, cemas, atau tidak tenang.
Jika sebelumnya selalu merasa termotivasi dan berambisi meraih sesuatu, mendadak kehilangan rasa semangat dan cenderung malas untuk belajar/bekerja lagi.
Contoh pada Anak-Anak
Penyakit ain tidak mengenal usia dan juga bisa menimpa anak-anak, bahkan bayi yang tidak berdosa. Hal ini karena mereka termasuk golongan yang rentan terhadap pandangan kagum dari orang-orang sekitarnya.Sebagai contoh, anak yang semula ceria tiba-tiba sering rewel, menangis, atau demam/sakit setelah banyak dipuji orang lain. Banyak orang tua yang tanpa sadar membiarkan orang lain mengagumi anaknya tanpa mengucapkan doa, padahal hal itu bisa menjadi celah munculnya ‘ain.
Contoh lain yang umum adalah bayi yang sulit tidur setelah dijenguk banyak tamu. Bayi yang tadinya tenang bisa menjadi gelisah atau menangis tanpa sebab.
Contoh pada Harta dan Usaha
Salah satu contoh ain yang menimpa harta atau rezeki adalah usaha yang semula ramai, tiba-tiba sepi setelah mendapat sorotan besar di media sosial. Barang dagangan yang rusak atau tidak laku secara tiba-tiba juga bisa menjadi salah satu bentuk pengaruh ain.Bagi pekerja/pegawai kantoran pun juga bisa merasakannya. Jika sebelumnya memiliki performa yang unggul dan mendapat banyak perhatian dari rekan-rekan kerja, prestasinya mendadak merosot, mengalami mental block secara tiba-tiba, dan semua pekerjaan mendadak terasa sulit.
Cara Menghindari dan Mengobati Penyakit Ain

Penyakit ain dapat menimpa siapa saja, baik secara sadar maupun tanpa disengaja. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa waspada dan mengambil langkah perlindungan agar terhindar dari dampak buruknya.
1. Membiasakan Doa dan Dzikir saat Melihat Hal yang Mengagumkan
Meminta perlindungan dari Allah SWT adalah senjata utama untuk menangkal ain, contohnya doa dan dzikir. Rasulullah SAW juga mengajarkan doa untuk terhindar dari ain:أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Arti: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang yang beracun dan ‘ain yang menyakitkan.
Doa untuk melindungi anak dari ain:
أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ
Artinya: “Aku menyerahkan perlindunganmu dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.”
Sementara dari sisi orang yang memandang, kita sendiri terkadang secara tidak sadar bisa menyebabkan ain ketika mengagumi sesuatu atau seseorang.
Salah satu cara untuk mencegah penyakit ain adalah membiasakan diri membaca doa keberkahan saat melihat sesuatu yang indah atau mengagumkan. Misalnya mengucapkan baarakallahu fiik atau baarakallahu laka yang artinya semoga Allah memberkahimu.
2. Menjaga Hati dari Rasa Iri dan Dengki
Penyakit ‘ain sering muncul karena hati yang tidak bersih, terutama saat melihat kenikmatan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk melatih diri agar selalu bersyukur dan berprasangka baik.Dalam Islam, iri dan dengki merupakan penyakit hati yang dapat merusak amal serta mendatangkan keburukan bagi diri sendiri. Dengan memperbanyak istighfar dan doa agar dijauhkan dari sifat hasad, seseorang bisa menjaga diri dari menjadi penyebab ain bagi orang lain.
3. Tidak Berlebihan Menunjukkan Nikmat dan Keberhasilan
Di era media sosial seperti sekarang, seseorang bisa dengan mudah menunjukkan keberhasilan, pencapaian, harta yang dimiliki, atau sekadar memperlihatkan penampilannya lewat berbagai foto.Islam mengajarkan agar seorang muslim tidak terlalu menonjolkan kenikmatan duniawi secara terbuka. Hal ini bukan berarti dilarang bersyukur atau mengekang kebebasan berekspresi, tapi semata-mata untuk mencegah timbulnya rasa iri dari orang lain yang bisa memicu ain.
4. Ruqyah
Sesuai dengan hadis Nabi, ruqyah bisa menjadi ikhtiar untuk mengobati penyakit ain. Ruqyah bisa diawali dengan doa-doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:باسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
Arti: Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ain. (HR. Muslim: 2185)
بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اَللَّهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيْكَ – رَوَاهُ مُسلِمٌ
Arti: Dengan nama Allah, aku membacakan ruqyah bagimu dari segala yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa, atau mata yang dengki. Allah akan menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu. (HR. Muslim: 2186)
Setelah itu, perbanyak membanyak ayat-ayat suci Al-Qur’an seperti surah Al-Fatiha, ayat kursi, ayat-ayat terakhir surah Al-Baqarah, surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, hingga surah An-Naas.
Demikian penjelasan tentang penyakit ain, baik itu pengertian, ciri-ciri, contoh, hingga cara mencegahnya. Kesadaran akan keberadaan ain dapat membantu kita lebih berhati-hati dalam bersikap, menjaga hati, serta tidak memamerkan nikmat secara berlebihan. Dengan demikian, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang lain di sekitar kita.
Butuh informasi tentang penyakit ain atau hal-hal lain seputar agama Islam? Temukan ragam info tentang doa, tuntunan ibadah, hingga berbagai wawasan Islam di tautan berikut ini:
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































