tirto.id - Etika profesi dalam dunia kerja perlu diterapkan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk manajemen perkantoran. Penerapan etika profesi berperan penting dalam mengatur perilaku dan tindakan individu di lingkungan kerja.
Lantas, apa itu etika profesi kerja? Pengertian etika profesi secara umum adalah panduan moral dan perilaku yang harus ditaati setiap pekerja dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya.
Prinsip etika profesi meliputi nilai-nilai seperti integritas, objektivitas, kompetensi, hingga profesionalisme. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa etika profesi sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Adapun alasan dan tujuan etika profesi yang pertama membantu seseorang mengembangkan kepribadian yang baik sesuai nilai dan norma.
Kedua membantu pekerja selalu memiliki integritas dan kredibilitas. Alasan ketiga, menjaga kepecayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.
Contoh etika profesi bisa digambarkan lewat tindakan kongkrit. Sebagai contoh seorang akuntan menolak untuk memalsukan laporan keuangan meskipun ada tekanan dari pihak lain.
Pengertian Etika Profesi Manajemen Perkantoran
Pengertian etika profesi manajemen perkantoran adalah suatu panduan moral dan perilaku yang harus ditaati pekerja yang bekerja di bidang manajemen perkantoran.
Tri Sulistiowati dalam Dasar-Dasar Ilmu Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisinis (2022) menjelaskan bahwa etika profesi sama dengan kode etik profesi.
Lebih lanjut, Sulistiowati juga menyebutkan bahwa etika profesi manajemen perkantoran meliputi sikap tanggung jawab, adaptif, disiplin dalam tindakan, teliti, dan loyalitas terhadap profesi.
Namun, perlu diketahui bahwa karakter tersebut hanya bisa diperoleh pekerja apabila etika profesi diterapkan secara konsisten.
Sementara itu, pengertian mengenai etika profesi juga dijabarkan oleh para ahli dengan cara berbeda. Berikut ini beberapa pengertian apa itu etika profesi menurut para ahli:
1. Pengertian etika profesi menurut Suhrawardi Lubis (1994)
Pengertian etika profesi dijabarkan oleh Suhrawardi Lubis melalui buku Etika Profesi Hukum (1994)
Menurut Lubis, etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan ketertiban penuh dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
2. Pengertian etika profesi menurut Abintoro Prakoso (2015)
Abintoro Prakoso dalam Etika Profesi Hukum (2015) juga menjelaskan apa itu etika profesi kerja.
Menurut Prakoso, etika profesi adalah etika khusus yang mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya.
3. Pengertian etika profesi menurut Masrudi Muchtar (2016)
Pengertian etika profesi juga dijabarkan oleh Masrudi Muchtar melalui Etika Profesi dan Hukum Kesehatan Perspektif Profesi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan di Indonesia (2016).
Muchtar menjelaskan bahwa etika profesi merupakan aturan perilaku yang memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi.
Prinsip Etika Profesi Dunia Kerja
Prinsip etika profesi dalam dunia kerja menjadi pedoman bagi setiap pekerja dalam berperilaku dan bersikap.
Menurut Fatma Sarie, dkk. dalam Etika Profesi (2023) prinsip etika profesi membantu individu menjaga integritas, kredibilitas, dan kepercayaan masyarakat terhadap profesinya tersebut.
Lebih lanjut, setidaknya ada Sarie, dkk. menyebut setidaknya ada tujuh prinsip etika profesi dalam dunia kerja. Berikut daftar ketujuh prinsip etika profesi:
1. Integritas
Integritas adalah sikap yang membantu pekerja menjaga martabat dirinya. Integritas berkaitan dengan sikap jujur, berani, dan konsisten terhadap tindakan, perkataan, maupun perilaku.
Setiap profesi, termasuk profesi di bidang manajemen perkantoran perlu menanamkan prinsip integritas.
2. Kompetensi
Prinsip etika profesi yang kedua adalah kompetensi. Kompetensi berkaitan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu profesi.
Kompetensi diperoleh lewat pelatihan dan pendidikan. Melalui prinsi kompetensi, para pekerja diharapkan selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya.
3. Objektivitas
Objektivitas adalah prinsip etika profesi yang ketiga. Objektivitas membantu seseorang membuat keputusan secara tepat, netral, dan berkeadilan tanpa dipengaruhi pihak manapun.
Prinsip objektivitas juga mencegah pekerja melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri, namun merugikan orang lain.
4. Kepentingan publik
Kepentingan publik juga merupakan prinsip etika profesi yang tidak kalah penting. Prinsip ini merujuk pada tindakan yang selalu memprioritaskan masyarakat atau klien dalam memperoleh pelayanan.
Prinsip kepentingan publik membantu para pekerja berkomitmen untuk selalu memberi pelayanan yang profesional sesuai bidang kerjanya.
5. Kerahasiaan
Prinsip etika profesi selanjutnya adalah kerahasiaan. Prinsip ini merujuk pada tindakan perlindungan informasi pribadi dan rahasia yang diberikan kepada klien atau pasien.
Pekerja yang menjunjung etika profesi tidak akan sembarangan menyebarkan data pribadi milik kliennya tanpa persetujuan atau instruksi legal lainnya.
6. Profesionalisme
Profesionalisme juga termasuk prinsip etika profesi. Profesionalisme adalah sikap bagaimana seorang pekerja menempatkan diri selama berada di lingkungan kerja.
Profesionalisme mencakup perilaku menghormati sesama pekerja dan klien serta komitmen untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas dengan baik.
7. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah prinsip etika profesi yang terakhir. Pekerja yang menjunjung etika profesi bersedia bertanggung jawab atas tindakan maupun keputusan yang diambil.
Ini termasuk menerima konsekuensi dari kesalahan yang diperbuat dengan lapang dada.
Contoh Etika Profesi dalam Dunia Kerja
Contoh etika profesi dalam dunia kerja bisa digambarkan lewat peristiwa yang bisa terjadi sehari-hari. Berikut ini contoh penerapan etika profesi dalam dunia kerja:
- Seorang auditor menolak diberikan sejumah uang untuk menutupi kasus kecurangan di sebuah perusahaan. Auditor tersebut menerapkan prinsip etika profesi berupa integritas.
- Seorang wartawan menjaga kerahasiaan informasi narasumbernya untuk alasan privasi dan keamanan. Wartawan tersebut menerapkan prinsip etika profesi kerahasiaan.
- Seorang manajer sumber daya manusia memecat seorang karyawan yang terbukti melanggar etika profesi meskipun ia adalah orang terdekatnya. Manajer tersebut menjalankan prinsip objektivitas dalam etika profesi.
- Seorang agen asuransi bersedia diskors dan membuat surat permohonan maaf akibat melakukan kesalahan yang merugikan klien. Agen asuransi tersebut menerapkan prinsip pertanggungjawaban.
- Seorang dokter bedah dan dokter spesialis bekerja sama menyelamatkan nyawa pasien di ruang operasi meskipun keduanya sempat berselisih beberapa jam sebelumnya. Keduanya menerapkan prinsip profesionalisme.
- Seorang guru membagi waktunya untuk mengajar dan melanjutkan pendidikan S2. Guru tersebut menerapkan prinsip kompetensi dalam etika profesi.
Editor: Dhita Koesno