tirto.id - Pemungutan suara pemilihan umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) akan berlangsung pada Selasa, 5 November 2024. Siapa yang akan menjadi pemenang Pemilu AS 2024, Kamala Harris vs Donald Trump?
Pemilu AS 2024 merupakan salah satu agenda penting yang berlangsung pekan ini. Pemilu AS 2024 sekaligus menjadi penentu siapa yang akan menjabat sebagai presiden negara tersebut selama empat tahun ke depan.
Pemilihan presiden (Pilpres) AS 2024 sendiri diikuti oleh dua kandidat. Awalnya, kedua kandidat Pilpres AS 2024 adalah mantan Presiden AS Donald Trump dan pertahana Joe Biden.
Trump menjadi perwakilan Partai Republik, sedangkan Biden dari Partai Demokrat. Namun, Biden memutuskan untuk mundur pada Juli 2024. Ia kemudian digantikan oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Menyusul mundurnya Biden dari kontestasi, kedua pasangan calon mengumumkan wakil masing-masing. Trump maju di Pilpres AS bersama JD Vance, sedangkan Kamala Harris maju bersama Tim Walz.
Jadwal Pemilu AS Kapan?
Jadwal Pemilu AS 2024 akan berlangsung pada Selasa, 5 November 2024. Pemungutan suara akan digelar serentak di 50 negara bagian.
Waktu pemungutan suara berbeda-beda pada negara bagian. Namun, waktu penghitungan suara Pemilu Amerika 2024 akan dilakukan serentak pada malam hari.
Melansir Telegraph, jadwal penghitungan suara akan berlangsung sekitar 7 malam waktu setempat. Namun, karena adanya perbedaan waktu yang signifikan, penghitungan suara di Alaska dan Hawaii mungkin akan tertinggal.
Proses penghitungan suara akan berlangsung selama beberapa hari. Umumnya, proyeksi hasil penghitungan cepat akan diumumkan sejumlah lembaga survei segera dalam waktu 24 jam.
Sementara itu, pengumuman resmi akan diproyeksikan dalam waktu beberapa hari kemudian. Kandidat yang menang akan menjabat di Gedung Putih untuk masa pemerintahan 2024 - 2028.
Prediksi Pemenang Pemilu AS 2024 Berdasarkan Survei Terkini
Baik Trump dan Kamala punya peluang yang sama untuk menang di Pemilu AS 2024. Namun, prediksi keunggulan kedua calon bisa dilihat dari hasil survei Pilpres AS terkini.
Melansir The New York Times, survei Pilpres AS terakhir telah diperbarui pada 3 November 2024, pukul 15.00 WIB. Berdasarkan survei rata-rata nasional Harris unggul 1 persen dibanding Trump.
Survei tersebut menyebut bahwa Harris mendapat suara 49 persen, sedangkan Trump 48 persen. Namun, Trump cenderung unggul dalam survei di sejumlah negara yang belum jelas pemenangnya.
"Baik Donald Trump maupun Kamala Harris tidak unggul lebih dari satu poin persentase baik secara nasional maupun di negara bagian medan pertempuran terdekat," kata kepala analis politik Nate Cohn.
Hasil serupa juga disampaikan dalam survei nasional yang dirilis The Guardian, per 31 Oktober 2024. Berdasarkan survei trsebut, Harris unggul dengan 48 persen suara, sedangkan Trump 47 persen.
Survei yang sama juga menemukan bahwa Trump unggul di beberapa negara bagian yang jumlahnya pasti. Menurut Ruth Igelnik, staf editor survei The New York Times, ada tujuh negara bagian yang kemungkinan menentukan hasil Pemilu AS 2024.
Ketujuh negara bagian itu adalah Pesylvania, Wisconsin, Michigan, North Carolina, Georgia, Nevada, dan Arizona. Berdasarkan hasil survei sementara, Trump unggul di sebagian besar negara-negara tersebut.
Berikut gambaran jajak pendapat di ketujuh negara bagian:
- Pensilvania: imbang
- Winsconsin: Harris unggul 1 poin
- Michigan: Harris unggul 1 poin
- North Carolina: Trump unggul 1 poin
- Georgia: Trump unggul 2 poin
- Nevada: Trump unggul 2 poin
- Arizona: Trump unggul 3 poin.
Perlu diketahui bahwa data survei tersebut sangat mungkin berbeda dengan hasil akhir. Hal ini didukung dengan fakta adanya persaingan ketat antara kedua calon di berbagai negara bagian.
Masih menurut Cohn, jika angka dalam survei meleset sedikit saja, maka kemungkinan salah satu kandidat bisa menang telak di seluruh negara bagian.
"Jajak pendapat tidak pernah benar-benar tepat. Jika mereka meleset satu atau dua poin, seperti biasa, maka kedua belah pihak dapat menang dengan selisih yang signifikan," katanya.
Jika Kamala Harris memenangkan Pilpres AS 2024, maka ia akan menjadi Presiden wanita pertama di AS. Sementara itu, jika Donald Trump yang menang, maka ia akan menjadi Presiden AS tertua yang pernah dilantik, di mana posisi ini sebelumnya dipegang oleh Biden.
Editor: Addi M Idhom