tirto.id - Komedian Pandji Pragiwaksono diduga lecehkan suku Toraja karena materi stand-up comedy-nya. Sang komika diminta Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) untuk meminta maaf secara publik.
PMTI dalam keterangannya pada Senin (3/11), menyatakan bahwa pihaknya merasa tersinggung dengan lelucon Pandji Pragiwaksono terkait adat istiadat suku Toraja.
Berdasarkan penelusuran, lelucon yang dipersoalkan oleh PMTI sendiri merupakan materi stand-up comedy lama milik Pandji Pragiwaksono dalam acara spesialnya, "Mesakke Bangsaku", yang diselenggarakan pada 2013 lalu.
Apa Materi Pandji Pragiwaksono yang Diduga Lecehkan Suku Toraja?
Materi Pandji Pragiwaksono yang dinilai melecehkan adat suku Toraja adalah candaannya mengenai prosesi pemakaman Rambu Solo.
Dalam adat istiadat suku Toraja di Sulawesi Selatan, Rambu Solo dilakukan dengan menggelar sejumlah upacara yang melibatkan penyembelihan kerbau belang, kerbau biasa, juga babi.
Upacara ini kerap kali dilakukan dengan biaya yang besar karena jumlah hewan yang dikorbankan dalam prosesi ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan ekor.
Pandji Pragiwaksono memotret besarnya biaya tradisi Rambu Solo itu dalam materi stand-up comedy-nya.
Di atas panggung acara "Mesakke Bangsaku", Pandji menjelaskan bahwa adat ini bisa membuat orang Toraja jatuh miskin setelah menggelar upacara tersebut.
"Di Toraja ... kalau ada anggota keluarga yang meninggal, makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya," kata Pandji dalam acara tersebut.
Ia kemudian melanjutkan candaannya itu dengan menggambarkan orang Toraja yang tidak mampu mengadakan pesta itu. Menurutnya, di sana ada praktik membiarkan jenazah karena tidak mampu membayar biaya pesta.
"Misalnya anggota keluarganya meninggal, enggak punya duit nih, jenazahnya ditaruh aja di ruang TV, di ruang tamu gitu aja," katanya.
Dua pernyataan Pandji Pragiwaksono itulah yang dinilai PMTI telah melecehkan adat Toraja.
Dalam keterangan PMTI, tidak ada praktik membiarkan jenazah secara sembarangan dalam adat Toraja.
Jika ada keluarga yang belum mampu menggelar upacara Rambu Solo, PMTI menjelaskan bahwa jenazah almarhum akan disimpan di ruangan khusus, bukan ruang tamu atau di depan televisi sebagaimana gambaran Pandji.
PMTI juga menjelaskan bahwa di Toraja, keluarga yang tidak mampu menggelar Rambu Solo berunding untuk mencapai kesepakatan bersama tentang upacara pemakaman yang disesuaikan dengan kemampuan.
Oleh karenanya, PMTI menilai bahwa pernyataan Pandji tentang banyak orang Toraja jatuh miskin karena Rambu Solo merupakan hal yang berlebihan dan mengada-ada.
Sementara itu, terkait biaya perayaan Rambu Solo, sebagaimana diulas Tumirin dan Ahim Abdurahim dalam artikel jurnal berjudul "Makna Biaya dalam Upacara Rambu Solo" yang terbit dalam Jurnal Akuntansi Multiparadigma (2015), biaya upacara ini memang tergolong mahal.
Akan tetapi, biaya upacara Rambu Solo itu digolongkan sebagai mahal jika dilihat dari perspektif ekonomi saja.
Jika dilihat dari perspektif lain seperti aspek religiusitas dan sosial-budaya, Tumirin dan Ahim Abdurahim menyebut bahwa upacara itu tidak bisa serta merta dikategorikan sebagai upacara yang mahal.
"Upacara tersebut tetap dilaksanakan berapapun biaya yang dibutuhkan karena pengorbanan biaya tersebut memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tana Toraja," tulis Tumirin dan Ahim Abdurahim.
Dalam artikel jurnalnya, Tumirin dan Ahim Abdurahim menjelaskan bahwa ada makna kekeluargaan yang erat dalam adat tersebut.
Aspek kekeluargaan itu, misalnya, tersirat dari upaya gotong royong yang dilakukan anggota keluarga besar yang masih hidup. Lamanya waktu mempersiapkan Rambu Solo biasa digunakan keluarga besar untuk saling gotong royong mencari biaya.
Selain itu, Tumirin dan Ahim Abdurahim juga menemukan adanya aspek penekanan strata sosial yang lekat dalam upacara ini.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat Toraja percaya bahwa semakin tinggi kasta orang yang meninggal, maka semakin besar pula upacara Rambu Solo yang perlu digelar.
Masuk tirto.id

































