Menuju konten utama

Kronologi Blackmores Digugat di Australia & Benarkah Beracun?

Blackmores  digugat di Australia, diduga karena beracun dalam kandungan vitamin B6. Simak kronologi kasusnya dan bagaimana tanggapan BPOM.

Kronologi Blackmores Digugat di Australia & Benarkah Beracun?
Ilustrasi Obat. foto/Istockphoto

tirto.id - Perusahaan produsen suplemen Australia, Blackmores, menghadapi gugatan atas dugaan kandungan vitamin B6 berlebih. Perusahaan yang juga menjual produknya di Indonesia itu diduga mengakibatkan komplikasi kesehatan akibat kandungan suplemennya.

Melansir News.com.au pada Minggu (20/7/2025), dalam gugatan tersebut, kandungan vitamin B6 dalam suplemen Blackmores diduga berlebihan dan kemungkinan ada pada taraf "beracun".

Gugatan ini diajukan oleh seorang pengguna suplemen. Namun, peristiwa ini berpotensi membuat Blackmores berpotensi menghadapi gugatan class action, yakni gugatan yang diajukan secara kelompok.

Kronologi Laporan Blackmores Diduga Beracun

Gugatan atas produk Blackmores yang diduga beracun ini berawal dari keluhan medis yang dialami oleh penggugat utama, Dominic Noonan-O'Keeffe. Ia merupakan pengguna suplemen Blackmores sejak Mei 2023 dalam rangka menjaga kebugaran tubuh.

Melansir News.com.au pada Minggu (20/7/2025), Dominic Noonan-O'Keeffe menyatakan bahwa ia mulai merasakan gejala kesehatan yang mencurigakan pada Agustus 2023.

Ia merasakan gejala seperti kelelahan ekstrem, sakit kepala, hipersensitivitas, detak jantung tak teratur, hilangnya sensasi tubuh, gangguan penglihatan, kejang otot, hingga nyeri syaraf (neuralgia).

Kondisinya tak kunjung membaik hingga Dominic Noonan-O'Keeffe mengalami gangguan konsentrasi dan tidur. Ia juga sempat mengalami gangguan kemampuan berjalan.

Setelah menjalani pemeriksaan, petugas medis mendiagnosa Noonan-O'Keeffe dengan neuropati, yakni kerusakan saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dengan anggota tubuh.

Noonan-O'Keeffe semula tak menyadari apa yang salah dari dirinya hingga petugas medis menduga kondisi tersebut diakibatkan karena akumulasi vitamin B6 melampaui asupan harian yang direkomendasikan.

Petugas medis dan Dominic kemudian menduga bahwa konsumsi vitamin B6 berlebihan itu disebabkan oleh suplemen Blackmores jenis Super Magnesium+ dan Ashwagandha+.

Firma hukum selaku wakil penggugat, Polaris Lawyers, menyatakan bahwa mereka menemukan dugaan produk magnesium yang dikonsumsi klien mereka mengandung 29 kali lipat dosis harian yang direkomendasikan.

Hingga kini, gejala medis yang diderita Noonan-O'Keeffe tetap ia rasakan kendati telah menghentikan konsumsi suplemen buatan Blackmores tersebut pada awal 2024 lalu.

Pendiri Polaris Lawyers, Nick Mann, menyatakan bahwa mereka tengah menjajaki kemungkinan gugatan class action untuk kasus ini.

"Apa yang dialami Dominic sungguh tragis, namun ia bukan satu-satunya. Kami mendapat laporan bahwa kadar B6 berlebih dalam suplemen ini mungkin telah menyebabkan cedera permanen pada ratusan warga Australia," tutur Nick.

Juru bicara Blackmores menanggapi isu ini dengan menyatakan bahwa perusahaannya diproduksi sesuai regulasi Therapeutic Goods Administration (TGA).

"Semua produk kami, termasuk yang mengandung vitamin B6, dikembangkansesuai dengan regulasi ketat TGA, termasuk dosis maksimum harian yang diizinkan," katanya.

Tanggapan BPOM terkait Blackmores di Indonesia

Blackmores memiliki produk yang dipasarkan di Indonesia. Total, ada lima jenis produk multivitamin yang dipasarkan perusahaan tersebut di Indonesia.

Kelima jenis tersebut diperuntukkan untuk kesehatan sehari-hari; daya tahan tubuh; kesehatan jantung; kesehatan wanita, ibu dan anak; serta kesehatan khusus.

Seturut keterangan komposisi yang ditampilkan di laman web Blackmores Indonesia, terdapat sejumlah produk yang menggunakan vitamin B6. Berikut suplemen Blackmores Indonesia dan kandungan vitamin B6 di dalamnya:

  • Multivitamin + Minerals with Habbatussauda (1,3 mg),
  • Multivitamin + Minerals (8 mg),
  • Multivitamin + Body Shield (20,6 mg),
  • Blackmores Koalakids Study Buddy Advanced (0,82 mg),
  • Koalakids Multi Chewables (650 mcg).
Di tengah gugatan terhadap Blackmores di Australia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa jenis suplemen yang digugat di Australia tidak terdaftar di Indonesia.

Dalam gugatan yang tengah terjadi di Australia, jenis suplemen yang diduga mengandung kandungan vitamin B6 berlebih adalah Super Magnesium+ dan Blackmores Ashwagandha+.

"Produk Blackmores Super Magnesium+ tidak terdaftar dan tidak memiliki izin edar di Indonesia. Produk tersebut hanya dipasarkan khusus di Australia," keterangan resmi BPOM, dikutip Selasa (22/7/2025).

Sementara, BPOM juga menelusuri marketplace di Indonesia dan menemukan beberapa tautan penjualan daring produk tersebut. BPOM berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) terkait hal ini.

"Yang terdeteksi menjual produk tersebut untuk melakukan penurunan/takedown tautan penjualan serta mengajukan daftar negatif [negative list]/pemblokiran terhadap produk dimaksud," tulis BPOM.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Edusains
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan