Menuju konten utama

Konsep Green Mining dan Tujuannya dalam Pertambangan

Artikel berikut akan mengulas tentang konsep green mining dan tujuannya dalam pertambangan. Simak pembahasannya di bawah ini.

Konsep Green Mining dan Tujuannya dalam Pertambangan
Ilustrasi Green Mining. Pekerjaan restorasi di daerah pertambangan tembaga dengan danau di lubang tambang terbuka dan dikelilingi pohon pinus di pegunungan Troodos, Siprus. foto/istockphoto

tirto.id - Industri pertambangan adalah salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Selain menyebabkan penggundulan hutan, industri ini juga menimbulkan polusi, mencemari air tanah, dan menimbulkan masalah kualitas udara.

Berkaitan dengan hal tersebut, green mining diklaim sebagai pendekatan inovatif dalam industri pertambangan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Konsep ini mengutamakan efisiensi energi dan material, serta penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Pendekatan ini juga mencakup perencanaan yang matang untuk reklamasi lahan setelah penutupan tambang, memastikan lahan tersebut bisa digunakan kembali secara berkelanjutan.

Lantas, apa itu green mining? Untuk memahami seputar green mining, simak penjelasan berikut yang mengulas pengertian, tujuan, dan konsep penerapan green mining.

Apa Itu Green Mining?

Dilansir dari situs Mining Events, green mining adalah metode atau pendekatan ramah lingkungan untuk mengekstraksi, memproses, dan mendistribusikan mineral, logam, serta bahan bakar fosil secara berkelanjutan.

Green mining atau penambangan hijau melibatkan penerapan praktik yang meminimalkan limbah, mengurangi konsumsi energi, mengurangi penggunaan air, dan mendorong reboisasi. Praktik ini diklaim tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga membantu industri menjadi lebih hemat biaya dan berkelanjutan secara ekonomi.

Praktik green mining dianggap penting untuk mengurangi dampak dari penambangan konvensional. Pasalnya, penambangan secara konvensional berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca yang mendorong kenaikan suhu secara global.

Venkata Kanaka Srivani, dkk., dalam publikasi Green Mining Techniques to Curb Environmental Problems (2021) mengulas bahwa hampir semua negara menggunakan inisiatif penambangan hijau untuk mengurangi dampak lingkungan dan membersihkan lokasi setelah selesai penampangan. Dengan menerapkan metode ini, perusahaan mendapatkan lebih banyak keuntungan serta dapat meminimalisir kerusakan lingkungan.

Tujuan Green Mining

Masih dalam situs Mining Events, tujuan dari green mining adalah untuk menerapkan praktik-praktik penambangan yang ramah lingkungan dalam ekstraksi, pemrosesan, dan distribusi mineral, logam, dan bahan bakar fosil.

Terkait hal tersebut, pendekatan green mining bertujuan untuk secara signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang terkait dengan metode penambangan konvensional. Selain itu, pendekatan ini juga sekaligus untuk memastikan keberlangsungan sumber daya untuk generasi mendatang.

Selaras dengan hal itu, dilansir dari situs Mining & Mineral Today, green mining bertujuan untuk menciptakan industri pertambangan yang lebih berkelanjutan dengan menekankan pada efisiensi operasional dan perlindungan lingkungan.

Pendekatan inovatif ini mengutamakan kelestarian alam tanpa mengorbankan produktivitas industri. Tujuannya adalah untuk mengurangi limbah, memanfaatkan energi terbarukan, dan meningkatkan praktik pemulihan yang lebih efisien, sehingga mengurangi jejak ekologis dan mendukung konservasi lingkungan.

Konsep Penerapan Green Mining

Konsep penerapan green mining berfokus pada pengintegrasian praktik-praktik berkelanjutan ke dalam operasi pertambangan untuk meminimalkan dampak lingkungan dan mendorong tanggung jawab sosial. Pendekatan holistik ini diadopsi secara global, dengan berbagai strategi dan kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah tertentu.

Lebih lanjut, dikutip dari riset berjudul Green Mining-A Holistic Concept for Sustainable and Acceptable Mineral Production (2017) oleh Pekka Nurmi, konsep penerapan green mining mencakup beberapa hal berikut:

1. Efisiensi material dan energi

Green mining bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan material dan energi, sehingga mengurangi jejak lingkungan dari produk berbasis mineral. Untuk mencapai ini, perlu dikembangkan metode yang menghemat energi dan material dalam proses penambangan dan pengayaan mineral.

Tujuannya adalah untuk memanfaatkan semua mineral dan produk sampingan yang bermanfaat, serta meminimalkan jumlah limbah yang dihasilkan. Selain itu, green mining juga fokus pada pengembangan solusi untuk mengurangi konsumsi air dan energi.

2. Menjamin ketersediaan sumber daya mineral di masa depan

Green mining bertujuan untuk memastikan ketersediaan sumber daya mineral bagi generasi mendatang. Hal ini dilakukan dengan terus melakukan pemetaan geosains dan penelitian, serta berinvestasi dalam eksplorasi tambang dengan terus meminimalkan dampak lingkungan penambangan.

3. Meminimalkan dampak lingkungan dan sosial

Green mining berupaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan struktur sosial di semua tahap operasional. Hal ini dicapai dengan mengembangkan metode pengendalian dan pengukuran yang lebih baik, serta melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

Green mining juga memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosial dari aktivitas penambangan dibagikan secara adil kepada semua pemangku kepentingan. Dengan hal ini, green mining dapat menciptakan dampak positif jangka panjang bagi pengembangan wilayah.

4. Meningkatkan praktik kerja dan organisasi

Green mining menekankan keselamatan kerja dengan menyusun pekerjaan agar aman dan bermanfaat bagi karyawan. Konsep ini diterapkan melalui otomatisasi proses dan pengembangan teknologi untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja serta meningkatkan keselamatan.

Dalam hal ini, standar dan praktik keselamatan yang ketat sangat penting, demikian juga pendidikan untuk membangun budaya kerja yang baik.

5. Menjamin penggunaan lahan yang berkelanjutan pasca penutupan tambang

Green mining memastikan bahwa setelah tambang ditutup, area tersebut dikembalikan ke kondisi yang aman dan siap untuk penggunaan lahan yang berkelanjutan.

Perencanaan penutupan tambang dan tindakan yang tepat dimulai jauh sebelum operasi tambang dimulai. Konservasi lahan ini direncanakan sepanjang siklus proyek dengan partisipasi luas dari penduduk setempat dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga artikel terkait PERTAMBANGAN atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno