Menuju konten utama

Apa Saja Unsur Budaya Kerja yang Sehat, Ciri, dan Manfaatnya?

Budaya kerja sehat penting diterapkan di setiap perusahaan. Hal ini mencakup aspek nilai, norma, kesejahteraan, keamanan, dan kenyamanan.

Apa Saja Unsur Budaya Kerja yang Sehat, Ciri, dan Manfaatnya?
Ilustrasi budaya kerja sehat. FOTO/iStock

tirto.id - Budaya kerja merupakan kombinasi sikap, keyakinan, dan perilaku, yang membentuk suasana tertentu di lingkungan kerja. Budaya kerja dapat mencakup nilai, karakteristik, dan atribut, yang dimiliki suatu perusahaan dan dijalankan oleh setiap pekerja.

Budaya kerja pada akhirnya menjadi pedoman tingkah laku bagi karyawan di suatu perusahaan untuk mengatasi berbagai masalah, baik internal maupun eksternal, demikian dikutip dari buku Budaya Kerja Direktorat Pembinaan SMA (2018) oleh Umi Wahyuningsih, dkk.

Unsur-unsur budaya kerja secara umum mencakup nilai, kebiasaan, dan norma, yang diterapkan di lingkungan kerja untuk memengaruhi perilaku, pengambilan keputusan, dan hubungan antar-pekerja. Secara akumulatif, budaya kerja dapat terlihat melalui praktik kepemimpinan, perilaku pekerja, fasilitas tempat kerja, serta kebijakan sebuah perusahaan atau organisasi.

Lantas, apa pentingnya budaya kerja yang positif? Budaya kerja yang positif atau sehat akan menyelaraskan antara perilaku pekerja, kebijakan, dan tujuan perusahaan. Namun, pada prinsipnya, budaya kerja sehat tidak boleh mengesampingkan kesejahteraan setiap pekerja di dalamnya.

Ciri Budaya Kerja yang Sehat

Budaya kerja yang sehat erat kaitannya dengan lingkungan kerja yang positif sehingga mendorong produktivitas pekerjanya. Berikut ciri-ciri budaya kerja yang sehat:

1. Mendukung perkembangan pekerja

Budaya kerja sehat mengakui pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pekerjanya. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan, pendidikan, dan dukungan, untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan pekerja.

2. Ada kolaborasi solid sesama pekerja

Budaya kerja yang baik mendorong kolaborasi solid antar-pekerja di dalam suatu tim kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi. Ketika pekerja merasa nyaman, ide-ide dan inovasi cenderung mudah berkembang.

3. Terdapat komunikasi terbuka dan menerima masukan

Dalam budaya kerja yang sehat, komunikasi yang terbuka dan menerima masukan dari pekerja memegang peran signifikan. Hal ini menciptakan lingkungan yang membuat pekerja leluasa membagikan ide-ide dan masalah, tanpa merasa segan atau rendah diri.

4. Memberikan apresiasi dan penghargaan

Memberikan penghargaan kepada pekerja yang berprestasi adalah cara untuk memotivasi dan menghargai kontribusi mereka. Misalnya, terkait pencapaian standar kerja positif. Apresiasi bisa berupa penghargaan secara finansial, pengakuan, atau penghargaan lainnya. Hal ini menjadi salah satu aspek penting dalam unsur budaya kerja yang sehat.

5. Lingkungan kerja produktif

Lingkungan kerja yang nyaman dan produktif akan meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan pekerjaan. Hal ini juga termasuk unsur penting dalam ciri budaya kerja yang sehat. Lingkungan kerja produktif mencakup beberapa aspek, seperti pengaturan tempat kerja, fasilitas yang memadai, kenyamanan fisik, kenyamanan psikologis, serta jaminan keamanan lainnya.

Manfaat Budaya Kerja Sehat

Penerapan budaya kerja yang sehat tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi pekerja. Budaya kerja yang baik juga membawa dampak positif signifikan terhadap produktivitas dan keberhasilan perusahaan.

Dengan demikian tak dapat dimungkiri, budaya kerja sehat memiliki manfaat penting untuk kesejahteraan organisasi secara keseluruhan, baik bagi pemberi kerja maupun pekerjanya. Berikut sejumlah manfaat budaya kerja yang baik:

1. Meningkatkan produktivitas

Pentingnya budaya kerja yang positif salah satunya terlihat dari manfaat berupa peningkatan produktivitas. Ketika pekerja merasa terlibat, dihargai, dan didukung, mereka cenderung bekerja lebih efisien.

2. Meningkatkan kinerja

Budaya kerja yang mendukung dan memotivasi pekerja dapat membantu mereka mencapai potensi terbaiknya. Hal ini dapat mendorong kinerja yang lebih baik secara keseluruhan.

3. Meningkatkan kepuasan kerja

Dalam lingkungan yang baik, pekerja memiliki kecenderungan lebih puas dengan pekerjaan mereka. Hal demikian dapat memengaruhi tingkat komitmen dan motivasi mereka.

4. Meningkatkan kolaborasi tim

Budaya kerja yang sehat mendorong dan meningkatkan efektivitas kolaborasi tim. Manfaat budaya kerja yang baik ini akan secara otomatis membantu pencapaian tujuan bersama dan berkontribusi terhadap sinergi antar-tim.

5. Meningkatkan reputasi perusahaan atau pemberi kerja

Budaya kerja yang sehat sering kali mencerminkan nilai-nilai positif perusahaan. Hal ini dapat membantu peningkatan citra dan reputasi perusahaan di mata pekerja serta masyarakat luas.

6. Menjamin kenyamanan pekerja

Budaya kerja yang positif penting diterapkan demi kenyamanan pekerja. Jika perusahaan mengutamakan terhadap kesejahteraan dan kenyamanan, para pekerjanya akan merasa dihargai, nyaman dan aman, serta diakui atas kontribusi mereka.

Bagaimana Menciptakan Budaya Kerja yang Baik?

Untuk membangun budaya kerja yang sehat, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa cara menciptakan budaya kerja yang sehat agar meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

1. Mengembangkan budaya mengapresiasi

Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada pekerja yang berprestasi adalah langkah penting. Hal ini bisa berupa penghargaan formal, pengakuan terbuka, insentif, dan sebagainya.

2. Mendorong budaya mendengarkan

Cara menciptakan budaya kerja sehat berikutnya adalah menciptakan lingkungan yang membuat pekerja merasa didengar dan dihargai pendapatnya. Hal ini bisa dilakukan melalui forum diskusi terbuka atau saluran komunikasi yang terbuka.

3. Meningkatkan kolaborasi dan partisipasi

Memperkuat kerja sama dan partisipasi aktif pekerja dalam pengambilan keputusan adalah kunci. Kolaborasi dan partisipasi ini menciptakan lingkungan kerja yang solid dan saling mendukung.

4. Meningkatkan partisipasi pekerja

Memberi kesempatan bagi pekerja untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengembangan keterampilan mereka. Partisipasi pekerja ini juga dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan, lokakarya, atau bentuk pelatihan lainnya.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin