tirto.id - Kitab peninggalan masa Hindu-Budha di Indonesia merujuk pada beberapa karya tulisan yang disusun pada rentang waktu abad ke 4 sampai 16 Masehi. Pada masa itu, sejumlah pujangga, cendekiawan, hingga agamawan yang sebagian mengabdi pada kerajaan aktif menulis sejumlah karya yang hingga kini masih ada jejaknya.
Sudrajat dalam Diktat Kuliah Sejarah Indonesia Masa Hindu Budha (2012) menerangkan, tanda dimulainya sejarah masa kerajaan Hindu-Budha di Indonesia adalah Prasasti Yupa. Prasasti itu merupakan bukti sejarah Kerajaan Kutai di Kalimantan pada sekitar abad ke-4 M.
Pada masa yang sama juga tumbuh Kerajaan Tarumanegara di wilayah Jawa bagian barat. Setelah itu, muncul lebih banyak lagi kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang bukti sejarah keberadaannya lestari hingga kini, termasuk beberapa kitab atau lontar.
Misalnya adalah Kerajaan Kaling, Sriwijaya, Mataram Kuno (Medang), Kahuripan, Kediri, Singasari, hingga Majapahit. Keruntuhan Majapahit pada abad 15 M menandai perubahan drastis di nusantara, yakni kemunculan era kesultanan-kesultanan Islam.
Peninggalan Masa Hindu-Budha di Indonesia
Masa Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beragam peninggalan bersejarah. Berbagai jenis peninggalan masa Hindu-Budha di Indonesia itu adalah:
- Candi (misalnya: Candi Borobudur, Prambanan, Mendut, dan lain-lain);
- Gapura (misalnya: Wringin Lawang);
- Pentirtaan (misalnya: Jolotondo dan Tirtha Empul);
- Arca (misalnya: Patung Ken Dedes, Dewa Wisnu, Raja Airlangga, dan lain-lain);
- Relief (Misalnya: pahatan di Candi Prambanan dan Borobudur);
- Prasasti (misalnya: Prasasti Yupa, Ciaruteun, Mantyasih, daln lain-lain);
- Kitab (mislanya: Negarakertagama, Sutasoma, dan lain sebagainya).
Kitab Peninggalan Masa Hindu Budha di Indonesia
Khusus karya tulis, ada banyak contoh kitab peninggalan masa Hindu-Budha di Indonesia yang dokumennya masih terjaga hingga kini sehingga bisa dipelajari para peneliti.
Daftar contoh kitab peninggalan masa Hindu-Budha yaitu sebagai berikut:
1. Kitab Sutasoma
Pengarang Kitab Sutasoma adalah Mpu Tantular. Di dalam Kitab Sutasoma, terdapat kata "Bhinneka Tunggal Ika" yang saat ini menjadi semboyan Negara Republik Indonesia. Kitab Sutasoma merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Majapahit.Mpu Tantular menyusun Kitab Sutasoma pada masa kejayaan Majapahit atau tahun 1300-an (abad ke-14 Masehi). Waktu penulisan kitab ini bertepatan dengan masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, penguasa Majapahit yang paling sukses. Sutasoma pun memaparkan berbagai detail kondisi Majapahit pada abad 14.
2. Kitab Negarakertagama
Pengarang Kitab Negarakertagama adalah Mpu Prapanca. Sama dengan Sutasoma, Kitab Negarakertagama juga menjadi salah satu bukti sejarah Kerajaaan Majapahit.Menurut catatan Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Negara Kertagama (2006), tulisan Mpu Prapanca ini mengisahkan pendahulu Majapahit yang bernama Kerajaan Singhasari, beserta silsilah raja-raja dari wangsa Rajasa.
Kakawin Nāgarakrtāgama atau Kitab Negarakertagama juga memuat banyak sanjungan buat Raja Hayam Wuruk. Kitab yang sama menggambarkan pula kondisi kehidupan sosial, agama, politik, kebudayaan, sampai pemerintahan di Majapahit.
3. Kitab Pararaton
Kitab Pararaton kemungkinan disusun pada sekitar tahun 1535 Saka (1613 M). Pengarang Kitab Pararaton hingga kini belum diketahui.Sebagaimana Negarakertagama, Kitab Pararaton juga mengisahkan riwayat dari Kerajaan Singasari dan Majapahit. Namun, Pararaton menyajikan versi cerita agak berbeda.
Dalam Kitab Pararaton, terdapat kisah hidup Ken Arok, sosok yang disebut sebagai pendiri Wangsa Rajasa yang berkuasa di Singasari dan Majapahit. Nama ini tidak terdapat dalam Kitab Negarakertagama.
4. Kitab Bharatayudha
Mpu Sedah dan Mpu Panuluh adalah pengarang Kitab Bharatayudha yang disusun ketika masa Raja Jayabaya (1135-1159) berkuasa di Kerajaan Kediri.Kitab ini selesai disusun pada tahun 1157 M (1079 Saka). Karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tersebut berisi gubahan cerita perang Pandawa dan Kurawa di Padang Kurusetra.
5. Kitab Arjuna Wiwaha
Kakawin Arjunawiwāha atau Kitab Arjuna Wiwaha adalah karya sastra kuno yang dikarang pada masa kekuasaan Raja Airlangga di Kerajaan Kahuripan (Medang-Kahuripan). Adapun Pengarang Kitab Arjuna Wiwaha adalah Mpu Kanwa.Mpu Kanwa menyusun kitah Arjunawiwaha pada 1030 M. Isi Kitab Arjunawiwaha adalah gubahan salah satu episode kisah dalam Kitab Mahabharata, yakni Wanaparwa. Kisah ini menceritakan pertapaan Arjuna di Gunung Mahameru untuk mendapatkan senjata yang akan memenangkan Pandawa dalam perang Bharatayuda.
6. Kitab Tantu Panggelaran
Kitab Tantu Panggelaran adalah karya sastra Jawa kuno yang ditulis pada tahun 1557 M. Ditulis dalam rupa prosa, kitab ini menggunakan bahasa Jawa Pertengahan. Pengarah Kitab Tantu Panggelaran tidak diketahui.Isi Kitab Tantu Panggelaran mengisahkan asal-usul Pulau Jawa menurut versi pemikiran masyarakat Jawa pada era akhir Majapahit. Tantu Panggelaran juga menjadi sejenis buku panduan tentang semua bangunan suci (dharma) yang ada di Pulau Jawa.
Kitab Tantu Panggelaran mengisahkan asal mula keberadaan manusia di Jawa, ajaran tata kehidupan, hingga cerita pemindahan gunung mahameru dari India ke Pulau Jawa.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Addi M Idhom