Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Jenis Majas Perbandingan dan Contohnya: Metafora Hingga Simile

Ada beberapa jenis majas perbandingan. Penting bagi sastrawan mempelajari macam-macam majas ini agar dapat menghasilkan karya yang indah. Simak di sini.

Jenis Majas Perbandingan dan Contohnya: Metafora Hingga Simile
Ilustrasi pembacaan puisi oleh Penyair Sosiawan Leak. Untuk menghasilkan karya sastra seperti puisi hingga novel yang menarik, penulis perlu mempelajari beberapa jenis majas perbandingan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Ada beberapa jenis majas perbandingan. Penting bagi seorang penulis untuk mempelajari macam-macam majas perbandingan ini agar dihasilkan karya sastra yang indah dan menarik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring mendefinisikan majas sebagai “cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan.”

Penggunaan majas dalam karya sastra berfungsi sebagai salah-satu cara menjelaskan maksud penulis namun dengan kalimat yang indah dibaca.

Sebagaimana yang dijelaskan Ulin Nuha Masruchin dalam Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi (2017), bahwa penggunaan majas “bertujuan mempercantik makna dan pesan sebuah kalimat.”

ilustrasi puisi

ilustrasi puisi. foto/istockphoto

Jenis-Jenis Majas Perbandingan dan Contohnya

Majas jamak ditemui di semua jenis karya sastra, mulai dari novel, cerpen, puisi, maupun drama. Terkhusus dalam puisi, majas sering digunakan karena dapat memperpendek penjelasan sebuah pesan.

Terdapat beberapa jenis majas berdasarkan fungsinya, salah satunya majas perbandingan. Majas perbandingan adalah cara menggambarkan sesuatu dengan mengibaratkan atau membandingkan satu objek dengan objek yang lainnya.

Penjelasan jenis-jenis dan contoh majas perbandingan dapat disimak sebagai berikut.

1. Majas Simile

Majas simile adalah perumpamaan yang mengandaikan sebuah hal dengan hal lain yang maknanya sangat berbeda, namun dianggap serupa. Biasanya menggunakan kata bagaikan, bagai, seumpama, bak, seperti, dan laksana.

Berikut ini contoh majas simile:

  • Bekerja keras bagaikan kuda.
  • Tatapannya teduh bagai embun pagi hari.
  • Anak kembar itu bagai pinang dibelah dua.
  • Aku dan kamu ibarat langit dan bumi.
  • Bibirnya seperti buah delima.
  • Laksana nahkoda kehilangan kapal.
  • Bak duri dalam daging.
  • Serupa kucing dan anjing.

2. Majas Metafora

Majas metafora berarti perumpamaan yang menggunakan kata yang tidak dimaknai secara harfiah. Kata-kata yang digunakan sebagai metafora dimaksudkan sebagai perbandingan atau pengandaian saja.

Berikut ini contoh majas metafora:

  • Ibu adalah tulang punggung keluargaku.
  • Ali Moertopo adalah tangan kanan Soeharto.
  • Singa memang kuat, sehingga pantas kalau dijuluki raja hutan.
  • Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Agus.
  • Wajar saja semua warga dijadikan kaki tangan Pak Bowo, mereka mudah sekali meminta bantuan pada orang terkaya itu.
  • Prestasi Burhan yang selalu menjadi bintang kelas semakin membuat bangga ibunya.

3. Majas Personifikasi

Personifikasi merupakan majas yang menggambarkan benda mati sebagai orang atau manusia.

Berikut ini contoh majas personifikasi:

  • Kobaran api melahap puluhan rumah.
  • Angin topan mengamuk, merusak enam rumah penduduk.
  • Dengan lihainya penulis itu berimajinasi dengan pena yang menari-nari di atas kertas.
  • Langit ikut menangis dengan beberapa bencana yang melanda Indonesia beberapa waktu ini.
  • Angin berbisik seolah menyampaikan pesanku untukmu Ayah.
  • Pikirannya pasti melayang kemana-mana karena banyak masalah beberapa waktu belakangan.
  • Ombak berlarian semakin menambah eksotisnya pantai Pandawa.

4. Majas Alegori

Majas alegori merupakan sebuah cerita yang dimaksudkan sebagai perlambangan atau kiasan dan biasanya berisi nilai moral untuk tujuan mendidik.

Berikut ini contoh majas alegori:

  • Hidup ini seperti roda berputar, kadang di atas, kadang di bawah.
  • Merawat anak itu seperti merawat tumbuhan.
  • Kematian ibarat sebuah jembatan.
  • Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik di sana pasti kentara.
  • Memang cantik rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-kumbang lelaki di sekitar.

5. Majas Sinestesia

Majas ini merupakan gaya bahasa yang menggabungkan satu ungkapan yang berkaitan dengan sebuah indera manusia dengan sebuah objek tertentu. Secara harfiah, hubungan dalam majas sinestesia ini seringkali tak berhubungan, namun bermakna lain.

Berikut ini contoh majas sinestesia:

  • Omongan tetangga membuat kupingnya panas (kuping berkaitan dengan indera pendengaran, sedangkan panas berkaitan dengan indera peraba).
  • Lukisan karya Affandi sedap dipandang (Sedap berkaitan dengan indera perasa, pandang berkaitan dengan indera penglihatan).
  • Tutur katanya terdengar begitu pahit.
  • Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai bersolek.
  • Rian tersenyum kecut ketika mendengar dirinya tidak lulus ujian.
  • Obrolan dosenku tidak terlalu pedas di telingaku.
  • Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis.
  • Rasanya pahit sekali melihat wajahnya.

6. Majas Eufemisme

Eufemisme merupakan majas yang digunakan untuk mengubah sebuah ungkapan dengan ungkapan lain yang lebih halus.

Berikut ini contoh majas eufemisme:

  • Aktor itu mati tadi malam.
  • Aktor itu meninggal tadi malam (meninggal digunakan untuk memperhalus kata mati).
  • Ayah sudah tidak berada di tengah-tengah keluarga mereka.
  • Sekolah itu hanya menerima anak-anak berkebutuhan khusus.
  • Tunanetra itu mencari nafkah sebagai seorang pemijat.

Baca juga artikel terkait MAJAS atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Edusains
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif