tirto.id - Dalam studi bahasa Indonesia, istilah majas atau kiasan seringkali disebutkan. Secara umum, majas ini sering digunakan dalam tulisan, kebanyakan karya sastra, sebagai gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Sutji Harijanti dalam Analisis Pembangun Puisi (2020:14) menuliskan, dalam karya sastra (misalnya puisi), biasanya terjadi pemadatan ekspresi. Oleh karena media yang digunakan adalah bahasa, maka makna yang mengalami pemadatan tersebut bisa meluas dari makna yang sebenarnya.
Sebagai cara atau langkah pemadatan, biasanya menggunakan majas atau kiasan. Majas itu sendiri terdiri dari berbagai macam jenis, salah duanya adalah majas personifikasi dan metafora. Lalu, apa pengertian dari dua majas tersebut serta apa perbedaannya?
Majas Personifikasi
Ernawati Haridah dalam Kumpulan Majas, Pantun, dan Pribahasa plus Kesusastraan Indonesia (2014:12) menuliskan, personifikasi merupakan gaya bahasa yang membuat benda mati seolah punya sifat manusia.
Dengan menggunakan majas ini, penulis biasanya mencantumkan unsur kemanusiaan (insani) kepada benda-benda mati di sekitarnya. Berikut ini beberapa contoh tulisan majas personifikasi:
- Matahari tampak bahagia pagi ini
- Galon itu berteriak nyaring saat ditepuk budi
- Rumput tersebut bergoyang mengirimkan pesan
- Angin menampar keras pipi orang yang berjalan
- Api itu marah dan membakar seluruh kota
- Roda itu tampak senang berputar-putar
- Pohon itu merasa sedih hingga meneteskan embun
Majas Metafora
Berdasarkan definisi KBBI Daring Kemdikbud, metafora dijabarkan sebagai kata atau kelompok kata yang ditulis bukan merupakan arti sebenarnya.
Lebih lengkapnya, dapat diartikan sebagai bentuk perumpamaan sesuatu yang hampir sama dengan hal lain, misalnya tulang punggung (penyokong) yang bukan tulang punggung dengan arti (tulang yang ada sebagai penyokong tubuh).
Berikut ini contoh majas metafora:
- Bunga desa itu menjadi sorotan orang-orang yang lewat (bunga desa: perempuan idaman di sebuah desa)
- Seorang pasien Covid-19 menjadi buah bibir di lingkungan sekitarnya (buah bibir: bahan omongan)
- Tuyul terkenal panjang tangan (panjang tangan: suka mencuri sesuatu)
- Raihan punya anak yang kutu buku (kutu buku: suka membaca/rajin belajar)
Perbedaan Majas Personifikasi dan Metafora
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa majas personifikasi dan metafora memiliki perbedaan. Kendati sama-sama tergabung dalam bahasa kiasan, hal yang diungkap pada masing-masing majas berbeda.
Pada majas personifikasi, gaya bahasa yang digunakan adalah sifat alami yang hanya dapat dirasakan oleh manusia namun seolah-olah benda mati yang merasakan hal tersebut.
Sedangkan majas metafora, tersurat sebuah perumpamaan yang memiliki arti bukan sebenarnya. Kita dapat melihat hal tersebut dari kasus bunga desa (bunga yang ada di desa) dengan bunga desa (perempuan idaman di sebuah desa). Kendati kata yang digunakan sama, namun maknanya mengalami perluasan.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto