tirto.id - Insiden pager explosion atau ledakan perangkat penyeranta dilaporkan terjadi di Lebanon dan Suriah pada Selasa (17/9/2024) sore. Pemerintah Lebanon dan Hizbullah mencurigai bahwa insiden ini merupakan serangan dari Israel.
Melansir laporan Reuters, ledakan serentak perangkat penyeranta yang digunakan oleh ratusan anggota Hizbullah, menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai ribuan orang. Para korban ledakan ini termasuk seorang anak perempuan, pejuang Hizbullah dan duta besar Iran di Beirut.
Menteri Informasi Lebanon, Ziad Makary, mengecam ledakan perangkat penyeranta atau pager yang digunakan oleh Hizbullah dan warga Lebanon lainnya sebagai bentuk "agresi Israel." Sementara itu, Hizbullah menyatakan bahwa Israel akan mendapatkan "balasan yang setimpal" atas serangan tersebut.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, menyampaikan keprihatinannya atas serangan tersebut. Dia menilai serangan itu menunjukkan adanya "eskalasi yang sangat mengkhawatirkan" dalam konflik Hizbullah-Israel.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangkaian ledakan tersebut. Perwakilan Washington mengaku tidak memiliki informasi mengenai pihak yang bertanggung jawab.
AS yang merupakan sekutu Israel turut menyerukan penyelesaian ketegangan antara Israel dan Lebanon melalui jalur diplomatik. AS meminta Iran bersama sekutunya di "Poros Perlawanan", tidak memanfaatkan setiap insiden untuk memperburuk situasi atau meningkatkan ketegangan.
Fakta-Fakta Pager Explosion di Lebanon dan Suriah
Penyebab pasti ledakan besar yang melibatkan pager komunikasi yang digunakan oleh anggota Hizbullah di Lebanon masih belum diketahui dengan jelas.
Ada dugaan kuat bahwa Israel terlibat dalam teror tersebut. Namun, metode pasti yang digunakan untuk meledakkan pager tersebut. belum diungkapkan secara resmi.
Berikut ini fakta-fakta ledakan perangkat penyeranta atau pager di Lebanon dan Suriah yang memakan ribuan korban pada Selasa (17/9/2024):
1. Lokasi ledakan pager di Lebanon dan Suriah
Melansir dari AP News, ledakan terjadi sekitar pukul 3:30 sore waktu setempat. Waktu tersebut adalah waktu kebanyakan orang sedang berbelanja bahan makanan, bersantai di kafe, atau berkendara.
Beberapa jam sebelum ledakan, agen keamanan internal Israel mengumumkan bahwa mereka berhasil menggagalkan rencana Hizbullah membunuh mantan pejabat senior keamanan Israel. Rencana tersebut melibatkan alat peledak yang dipasang dan dapat diaktifkan dari jarak jauh.
Pejabat Hizbullah menyatakan bahwa ledakan terjadi di wilayah-wilayah yang dikenal sebagai basis kuat Hizbullah, terutama wilayah pinggiran selatan Beirut, wilayah Beqaa di Lebanon timur, serta Damaskus di Suriah.
Seorang pejabat Hizbullah memberikan pernyataan tersebut pada AP News secara anonim karena tidak memiliki otoritas untuk berbicara kepada media.
2. Korban termasuk putra anggota Hizbullah dan duta besar Iran
Melansir Al Jazeera Qatar, Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, menyebut bahwa ledakan tersebut menyebabkan kematian setidaknya sembilan orang. Di antara para korban yang tewas ada seorang anak berusia 8 tahun.
Sebagian besar korban tewas adalah anggota Hizbullah, termasuk putra seorang anggota parlemen dari kelompok tersebut. Sekitar 2.750 orang lainnya terluka telah dilarikan ke rumah sakit, dengan 200 di antaranya mengalami kondisi kritis, sebagian besar di wajah, tangan, atau perut.
Adapun salah satu korban yang terluka adalah duta besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, yang menderita “cedera superfisial.”
3. Hizbullah curiga Israel pelaku ledakan pager di Lebanon dan Suriah
Hizbullah mencurigai Israel atas serangan di Lebanon dan Suriah. Hal ini disampaikan oleh perwakilan Hizbullah usai insiden terjadi.
“Kami menganggap musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal yang juga menargetkan warga sipil ini,” ujar Hizbullah, seperti dilansir dari AP News, Rabu (18/9/2024).
Pihak Hizbullah juga menambahkan bahwa Israel ”pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal.”
4. Ahli menjelaskan sabotase perangkat penyeranta yang dikirim ke Lebanon
Dilansir dari PBS News, para ahli telah menganalisis insiden ledakan perangkat penyeranta di Lebanon dan Suriah. Kendati demikian, penyelidikan masih berlangsung dan belum ada kejelasan pasti tentang bagaimana ledakan tersebut terjadi.
Beberapa ahli menjelaskan bahwa ledakan tersebut kemungkinan hasil dari sabotase dalam rantai pasokan. Alat peledak kecil mungkin telah dimasukkan ke dalam pager sebelum pengiriman, dan kemudian diledakkan secara serentak melalui sinyal radio.
Selain itu, ledakan diduga melibatkan alat peledak miniatur yang tertanam dalam baterai pager. Para ahli menyatakan bahwa ukuran peledakan sesuai dengan detonator listrik kecil atau bahan peledak berdaya tinggi yang sangat kecil.
Sebelumnya, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, memperingatkan para anggotanya untuk menggunakan pager sebagai alat komunikasi. Ia juga memperingatkan bahwa ponsel dapat digunakan oleh Israel untuk melacak pergerakan mereka.
Seorang pejabat Hizbullah menyebutkan bahwa perangkat pager yang meledak merupakan merek baru yang belum pernah digunakan sebelumnya oleh kelompok tersebut, namun tidak mengungkapkan nama merek atau pemasoknya.
5. Militer Israel menolak berkomentar
Menurut AP News, militer Israel enggan memberikan komentar tentang ledakan alat komunikasi di Lebanon dan Suriah. Kendati demikian, seorang juru bicara militer Israel menyatakan bahwa Mayor Jenderal Herzi Halevi, kepala staf militer, bertemu dengan perwira senior pada Selasa malam untuk mengevaluasi situasi.
Berkaitan dengan pertemuan tersebut, pihaknya tidak mengumumkan adanya perubahan kebijakan. Ia hanya menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya