tirto.id - Ajaran Islam senantiasa menekankan pentingnya keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam membelanjakan harta. Umat Islam wajib menjaga keseimbangan dalam membelanjakan harta.
Islam melarang keras hidup berfoya-foya. Dalam istilah Islam, israf merupakan tindakan berlebihan yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama.
Gaya hidup mewah dan berlebih-lebihan sangatlah jauh dari ajaran Islam. Ini bisa menjerumuskan seseorang dalam sikap sombong dan lalai terhadap kewajiban agama.
Bahkan seseorang bisa melupakan tanggung jawab sosial jika bersikap foya-foya dalam membelanjakan harta. Larangan berfoya-foya dijelaskan dalam dalil tentang berfoya-foya dalam Islam.
Beberapa dalil tentang berfoya-foya dapat dijumpai dalam Al-Qur’an dan hadis. Artikel ini menjelaskan daftar dalil tentang berfoya-foya dalam Al-Qur’an dan hadis.
Pengertian Berfoya-Foya Menurut Islam

Pengertian berfoya-foya menurut Islam perlu diperjelas sebelum memahami dalil berfoya-foya dalam Islam. Foya-foya adalah perilaku menghamburkan harta atau menggunakan sesuatu secara berlebihan untuk kesenangan pribadi, tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan maslahat.
Perilaku foya-foya dalam Islam dikenal dengan istilah ‘israf’ yang berarti melampaui batas dalam segala hal, termasuk makanan, pakaian, hiburan, hingga konsumsi harta benda. Islam melarang umatnya bersikap berlebih-lebihan dalam segala aspek.
Kendati demikian, sebenarnya Islam tidak melarang umatnya untuk menikmati rezeki yang halal dan baik. Namun, Islam tetap mengajarkan untuk hidup sederhana dan menjauh dari pemborosan.
Gaya hidup konsumtif akan mengikis kepekaan sosial dan melemahkan iman seseorang. Selain itu, berfoya-foya juga membuat seseorang memiliki sikap buruk lainnya, seperti sombong dan kikir.
Dalil dari Al-Qur’an tentang Larangan Berfoya-Foya

Dalil dari Al-Qur’an tentang larangan berfoya-foya wajib dijadikan pengingat supaya tidak bertindak foya-foya. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an secara tegas mengingatkan umat Islam agar tak berlebihan dalam kehidupan.
Apa saja dalil dari Al-Qur’an tentang larangan berfoya-foya? Simak satu per satu dalil tentang berfoya-foya dalam Al-Qur’an.
1. QS. Al-A'raf [7]: 31
۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَࣖ ٣١Yâ banî âdama khudzû zînatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulû wasyrabû wa lâ tusrifû, innahû lâ yuḫibbul-musrifîn
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Ayat di atas dengan tegas menjelaskan bahwa Allah Swt. mencintai keseimbangan dan membenci pemborosan. Bertindak foya-foya dalam kehidupan termasuk perilaku pemborosan yang dibenci Allah Swt.
Kandungan ayat ini wajib menjadi pengingat bahwa Allah Swt. membenci tindakan berlebihan. Allah Swt. tidak menyukai perilaku berlebihan.
2. QS. Al-Isra’ [17]: 26-27
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا ٢٦Wa âti dzal-qurbâ ḫaqqahû wal-miskîna wabnas-sabîli wa lâ tubadzdzir tabdzîrâ
“Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
نَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا ٢٧
Innal-mubadzdzirîna kânû ikhwânasy-syayâthîn, wa kânasy-syaithânu lirabbihî kafûrâ
“Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa tindakan boros (tadzbir) menyerupai perilaku setan. Ini menunjukkan sikap tidak bersyukur dan meremehkan nikmat Allah Swt.
Dua ayat tersebut menegaskan betapa perilaku boros itu dilarang Allah Swt. Para pemboros merupakan saudara setan dan setan sangatlah ingkar kepada Tuhannya.
Dalil dari Hadis tentang Berfoya-Foya

Dalil tentang berfoya-foya juga terdapat dalam hadis. Beberapa hadis tentang berfoya-foya perlu dipahami supaya dapat senantiasa menjauhi pemborosan. Berikut ini beberapa hadis tentang berfoya-foya:
1. Larangan Berlebih-lebihan
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَالْبَسُوا وَتَصَدَّقُوا فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلَا مَخِيلَةٍNabi saw. bersabda: "Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebih-lebihan dan tanpa kesombongan,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kandungan hadis ini menunjukkan bahwa Islam melarang umatnya dari perilaku berlebih-lebihan. Islam juga memberikan seruan untuk tidak berlaku sombong.
2. Allah Swt. Membenci Kesombongan
Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai jika nikmat-Nya nampak pada hamba-Nya, tetapi Allah membenci kesombongan dan berlebihan,” (HR. Tirmidzi).Hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt. menyukai jika nikmat-Nya tampak pada hamba-Nya. Namun, Allah Swt. membenci perilaku sombong dan berlebihan.
Ini menunjukkan bahwa Allah Swt. memperbolehkan hamba-Nya untuk menikmati rezeki. Namun, tetap dalam rasa syukur dan kesederhanaan.
Cara Menghindari Berfoya-foya sesuai Ajaran Islam

Berbagai cara dapat diupayakan untuk menghindari berfoya-foya. Apa saja cara menghindari berfoya-foya sesuai ajaran Islam?
1. Menyadari Harta sebagai Amanah
Cara menghindari berfoya-foya sesuai ajaran Islam adalah menyadari bahwa harta sebagai amanah. Setiap harta yang Allah Swt. berikan harus dipertanggungjawabkan kelak.Penggunaan harta harus dipertimbangkan betul supaya terhindari dari perilaku foya-foya. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memanfaatkan harta dengan penuh tanggung jawab.
2. Hidup Sederhana
Hidup sederhana menjadi cara kedua untuk menghindari berfoya-foya. Rasulullah saw. sebagai uswatun khasanah dikenal sebagai pribadi yang sederhana.Gaya hidup sederhana Rasulullah saw. wajib dijadikan teladan nyata dalam kehidupan modern. Hidup sederhana perlu dibiasakan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga bisa menjadi gaya hidup.
3. Memprioritaskan Sedekah dan Infak
Memprioritaskan sedekah dan infak menjadi salah satu cara menghindari berfoya-foya. Sedekah merupakan kewajiban setiap muslim sehingga perlu dijadikan perhatian penting.Mengalihkan sebagian harta untuk membantu orang lain juga menjadi bentuk rasa syukur. Cara menjaga diri dari kesenangan dunia yang berlebihan.
4. Evaluasi Kebutuhan VS Keinginan
Cara menghindari berfoya-foya selanjutnya, yakni terus mengevaluasi kebutuhan dan keinginan. Membedakan kebutuhan dan keinginan menjadi fondasi utama untuk menyusun skala prioritas.Setiap akan membelanjakan sesuatu, biasakanlah untuk mempertimbangkan antara kebutuhan atau keinginan. Utamakan untuk memenuhi kebutuhan terlebih dahulu. Baru selanjutnya bisa beranjak pada keinginan. Cara ini penting dilakukan supaya terhindar dari perilaku foya-foya.
Dalil tentang berfoya-foya menunjukkan Islam begitu menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Foya-foya merupakan perilaku yang mengikis nilai diri seseorang.
Ajaran Islam selalu mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana, penuh rasa syukur, dan senantiasa memanfaatkan harta untuk kebaikan. Memahami larangan berfoya-foya dan dalil berfoya-foya akan membantu umat Islam untuk selalu menghindar dari foya-foya.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































