Menuju konten utama

Cara Menulis Akronim dan Singkatan yang Benar serta Contohnya

Penulisan akronim yang benar mesti diketahui terutama dalam penggunaan formal. Simak penjelasannya di bawah ini.

Cara Menulis Akronim dan Singkatan yang Benar serta Contohnya
Ilustrasi EYD. foto/IStocokphoto

tirto.id - Singkatan dan akronim adalah dua hal yang sering ditemui dalam tatanan bahasa Indonesia. Kedua hal ini terlihat mirip, tetapi sejatinya memiliki makna berbeda.

Sebagai misal, Himapala merupakan akronim dari Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam. Kata tersebut bisa dilafalkan tanpa menyebut setiap hurufnya karena memiliki huruf vokal.

Namun, ada pula singkatan yang dapat dilafalkan tanpa menyebut setiap hurufnya karena memiliki huruf vokal, seperti APEC, ASEAN, dan FIFA. Lalu, apa perbedaan singkatan dan akronim? Bagaimana penulisan akronim yang benar? Penjelasan terkait singkatan dan akronim dapat disimak berikut.

Perbedaan Singkatan dan Akronim

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, singkatan berarti hasil menyingkat atau memendekkan huruf atau gabungan huruf. Biasanya itu digunakan untuk menyingkat nama orang, jabatan, sapaan, gelar, lembaga, dan satuan ukuran.

Secara sederhana, singkatan dapat dikatakan sebagai hasil dari kependekan atau ringkasan huruf maupun gabungan huruf yang dalam pelafalannya dibaca per huruf.

Contoh singkatan adalah Sekolah Menengah Atas yang jika disingkat menjadi SMA. Contoh lainnya ialah istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia, disingkat menjadi NKRI.

Sementara itu, akronim adalah kependekan dari gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata wajar. Akronim biasanya dipakai untuk menyingkat nama atau kumpulan huruf agar mudah diingat.

Akronim sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dan pergaulan sebab memunyai fungsi sebagai media humor dan semboyan. Akronim sebagai media humor biasanya digunakan untuk mempererat hubungan sosial.

Salah satu contoh akronim adalah puskesmas, kependekan dari pusat kesehatan masyarakat.

Akronim juga kerap difungsikan untuk menyingkat sebutan semboyan pemerintah kota dan desa. Contoh akronim dalam hal ini adalah semboyan Kota Jombang, yakni Beriman, bermakna bersih, indah, dan aman. Ada jua semboyan Klaten, yakni Bersinar, artinya bersih, sehat, indah, nyaman, aman, dan rapi.

Dalam pengucapan akronim, kata yang disebutkan memiliki makna yang sebenarnya, sedangkan singkatan tidak. Untuk memahami penulisan akronim yang benar, simak penjelasan berikut.

Cara Penulisan Singkatan Menurut EYD V dan Contohnya

Ketentuan penulisan bahasa Indonesia yang baku diatur sesuai Ejaan Yang Disempurnakan versi kelima atau biasa disingkat EYD V. Keputusan ini berlaku sejak Agustus 2022, menggantikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Menurut EYD V, ada beberapa cara dan panduan penulisan singkatan yang tepat. Hal ini digolongkan berdasarkan penulisan untuk nama orang, jabatan, nama organisasi, ditulis dengan huruf kapital, dan diikuti tanda titik atau tidak.

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat

Singkatan nama orang, gelar, sapaan, ataupun pangkat, mesti ditulis dengan huruf kapital serta diikuti dengan tanda titik di setiap unsur singkatannya. Berikut contoh penulisan singkatan yang benar.

  • W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
  • H. Hamid = Haji Hamid
  • A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
  • M.B.A. = Master of Business Administration
  • S.Kom = Sarjana Komunikasi
  • Sdr. = Saudara
  • S.Sos = Sarjana Sosial
Lalu, bagaimana penulisan singkatan nama belakang yang benar? Penulis nama belakang berlaku dengan prinsip di atas. Contohnya, Suman Hs. yang merujuk pada nama Suman Hasibuan.

2. Singkatan nama dalam bentuk inisial

Singkatan nama dalam bentuk inisial ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh penulisan singkatan yang benar dalam konteks ini yakni:

  • PAT = Pramoedya Ananta Toer
  • SDD = Sapardi Djoko Damono
  • TAS = Tirto Adhi Soerjo

3. Singkatan dan akronim yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis tanpa tanda titik

Singkatan maupun akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata, ditulis dengan huruf kapital tanpa diikuti tanda titik. Berikut contohnya.

  • UGM = Universitas Gajah Mada
  • PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
  • UUD = Undang Undang Dasar
  • WHO = World Health Organization
  • BPJS = Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
  • KPK = Komisi Pemberantasan Korupsi
  • SMA = Sekolah Menengah Atas
  • PT = Perseroan Terbatas
  • KK = Kartu Keluarga
  • KTP = Kartu Tanda Penduduk
  • SIM = Surat Izin Mengemudi
  • NIP = Nomor Induk Pegawai
  • PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini
Lalu, bagaimana penulisan singkatan dalam kurung yang benar? Penulisan singkatan ditulis dengan pedoman sama. Contoh penulisan singkatan dalam kurun yang benar dapat dilihat dalam kalimat berikut: "Orang yang berkendara di jalan raya harus memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)."

4. Singkatan tiga huruf kecil dalam surat-menyurat diikuti tanda titik di akhir

Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf, lazim dipakai dalam dokumen atau surat-menyurat, ditulis tanpa kapital tetapi disertai tanda titik di akhir. Berikut contohnya

  • dsb. = dan sebagainya
  • dll. = dan lain-lain
  • hlm. = halaman
  • ybs. = yang bersangkutan
  • yth. = yang terhormat
  • ttd. = tertanda
  • dkk. = dan kawan-kawan

5. Singkatan terdiri atas dua huruf surat-menyurat diikuti titik pada setiap kata

Dua kata yang lazim dipakai dalam surat-menyurat dapat ditulis dengan singkatan, asalkan masing-masing unsurnya ditulis menggunakan huruf kecil dan diikuti tanda titik di setiap unsurnya. Berikut contoh penulisan singkatan yang benar.

  • a.n. = atas nama
  • d.a. = dengan alamat
  • s.d. = sampai dengan
  • u.b. = untuk beliau
Lalu, bagaimana penulisan sampai dengan yang benar? Penulisan sampai dengan yang benar mengikuti poin di atas, yakni ditulis huruf kecil dan diiringi tanda titik di setiap hurufnya. Berikut penulisan yang benar: s.d.

6. Singkatan dalam penulisan alamat

Singkatan yang umum dipakai dalam penulisan alamat dapat ditulis dengan dua huruf atau lebih dan disertai tanda titik di akhir singkatan. Berikut contoh penulisannya yang benar.

  • Gd. Tabrani = Gedung Tabrani
  • Jl. Rawamangun = Jalan Rawamangun
  • Gg. Kelinci = Gang Kelinci
  • Kav. 5 = Kaveling 5

7. Penulisan singkatan untuk lambang kimia dan satuan ukuran

Kata yang mempresentasikan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, dapat disingkat tanpa diikuti tanda titik. Dalam poin ini, berikut contoh penulisan singkatan yang benar.

  • Na = Natrium
  • Mg = Magnesium
  • cm = sentimeter
  • mA = milliampere
  • C = celcius
  • km = kilometer
  • l = liter
  • kg = kilogram
  • Rp = Rupiah

Cara Penulisan Akronim yang Benar

Sama seperti pedoman singkatan, penulisan akronim yang benar juga merujuk pada EYD V. Selain yang tergabung dengan pedoman singkatan dalam poin 3 subjudul di atas, ada dua kategori penulisan akronim yang tepat.

1. Menulis akronim menggunakan huruf kapital di awal kata

Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata ditulis dengan huruf awal kapital. Hal sama juga berlaku bagi akronim gabungan suku kata dari deret kata yang. Berikut contoh akronim dan cara penulisannya yang benar.

  • Bulog = Badan Urusan Logistik
  • Suramadu = Surabaya-Madura
  • Mabbim = Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia
  • Kaltim = Kalimantan Timur
  • Kowani = Kongres Wanita Indonesia
  • Sumbar = Sumatra Barat

2. Menulis akronim dengan huruf kecil

Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata, ditulis menggunakan huruf kecil. Berikut contoh penulisan akronim yang benar.

  • sinetron = sinema elektronik
  • puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
  • rudal = peluru kendali
  • tilang = bukti pelanggaran
  • iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
Lalu, bagaimana penulisan pemilu yang benar? Penulisan pemilu yang benar mengikuti poin di atas, yakni ditulis tanpa kapital.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dewi Rukmini

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Dewi Rukmini
Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Fadli Nasrudin