tirto.id - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) secara resmi meluncurkan aturan Ejaan Bahasa yang Disempurnakan (EYD) Edisi V tahun 2022 yang diatur melalui SK Kepala Badan Bahasa Kemdikbud Republik Indonesia Nomor 0424/I/BS.00.01/2022.
“Ini merupakan wujud komitmen Badan Bahasa dalam memberikan layanan kebahasaan dan kesastraan yang makin berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman,” ujar Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz seperti yang dikutip dari Antara News.
EYD Edisi V merupakan pembaruan dari edisi keempat yang sebelumnya bernama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan yang terdapat pada EYD Edisi V ini adalah penambahan kaidah baru dan kaidah yang telah ada. Selain itu, terdapat pula perubahan redaksi, contoh, dan tata cara penyajian.
EYD versi terbaru ini memuat berbagai aturan penulisan dalam Bahasa Indonesia, salah satunya penggunaan tanda titik dan koma. Bagi yang ingin mengakses EYD Edisi V versi PDF bisa diunduh melalui link ini.
Aturan Penggunaan Tanda Titik dalam EYD V
Dikutip dari situs ejaan.kemdikbud.go.id, berikut merupakan aturan penggunaan tanda titik dan koma dan penjelasannya:
Tanda Titik
1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan, misalnya:
- Mereka duduk di sana.
- Dia akan datang pada pertemuan itu.
2. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru.
3. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar, perincian, tabel, atau bagan. Contoh penggunaan tanda titik dalam daftar:
I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
- Kedudukan
- Fungsi
- Kedudukan
- Fungsi
C. Bahasa Asing
- Kedudukan
- Fungsi
Contoh penggunaan tanda titik dalam perincian:
I. Patokan Umum
II. Patokan Khusus
Contoh penggunaan tanda titik dalam tabel:
Nomor | Kata Kerja | Kata Benda |
1. | Makan | Rumah |
2. | Mandi | Meja |
4. Tanda Titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret nomor dalam perincian.
Contohnya:
BAB II
Kerangka Teori
2.1 Bahasa
2.1.1 Fonologi
2.1.2 Morfologi
2.1.3 Sintaksis
2.2 Sastra
2.2.1 Puisi
2.2.2 Prosa
2.2.3 Drama
BAB II
Kerangka Teori
II.A Bahasa
II.A.1 Fonologi
II.A.2 Morfologi
II.A.3 Sintaksis
II.B Sastra
II.B.1 Puisi
II.B.2 Prosa
II.B.3 Drama
5. Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam perincian. Contohnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi sebagai, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional,
c) alat pemersatu bangsa, dan
d) sarana perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya;
2) bahasa negara ...
6. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
- Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
- Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
- Bagan 2 Struktur Organisasi
- Bagan 2.1 Bagian Umum
- Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia
- Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
- Gambar 1 Gedung Cakrawala
- Gambar 1.1 Ruang Rapat
7. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik. Contohnya:
- Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
- 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
- 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
- 00.00.30 jam (30 detik)
8. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misalnya:
- Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
- Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
- Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
9. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
- Dia lahir pada tahun 1998 di Bandung.
- Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi V), halaman 1553.
- Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
- Dia diangkat sebagai PNS dengan NIP 199701112015041002.
10. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul.
- Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1995)
- Gambar 3 Alat Ucap Manusia
- Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
11. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat penerima surat serta tanggal surat.
Yth. Rahmat Hidayat, S.T.
Jalan Sumbawa 1/18
Sumurbandung
Aturan Penggunaan Tanda Koma dalam EYD V
1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau bilangan.
Contohnya:
• Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang mewah lagi.
• Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
• Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.
• Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan. Misalnya:
• Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
• Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
• Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Misalnya:
• Kalau diundang, saya akan datang.
• Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
• Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
4. Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak kalimat. Contohnya:
• Saya akan datang kalau diundang.
• Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
• Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
5. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Contohnya:
• Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
• Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, dia berhasil menjadi penulis terkenal.
• Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
6. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya:
• O, begitu?
• Wah, bukan main!
• Hati-hati, ya, jalannya licin!
• Nak, kapan kuliahmu selesai?
• Siapa namamu, Dik?
• Dia baik sekali, Bu.
7. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya:
• Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."
• "Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia adalah makhluk sosial."
8. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat yang mengikutinya. Contohnya:
• "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
• "Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
• "Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.
9. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan. Contohnya:
• Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/18, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumurbandung, Bandung 40113
• Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jl. Pangeran Diponegoro No. 71, Jakarta 10430
• Surabaya, 10 Mei 1960
• Sofifi, Maluku Utara
10. Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat kami), dan nama jabatan penanda tangan surat. Misalnya:
• Dengan hormat,
• Salam sejahtera,
• Salam takzim,
• Hormat kami,
• Kepala Badan,
• Rektor,
• a.n. Kepala Badan
Sekretaris Badan,
(tanda tangan)
Hurip Danu Ismadi
NIP 19611005198803100
11. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, nama keluarga, atau nama marga.
• B. Ratulangi, S.E.
• Ny. Khadijah, M.A.
• Bambang Irawan, M.Hum.
• Siti Aminah, S.H., M.H.
• Dr. dr. Rahayu Ningtyas, Sp.A., Subsp.End.(K).
• Prof. Dr. Muh. Muhlis, S.E., M.A., Ph.D.
Catatan:
a. Bandingkan Siti Khadijah, M.A. (Siti Khadijah, Master of Arts) dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
b. Spasi digunakan untuk memisahkan unsur nama dan singkatannya serta antargelar dan singkatannya.
12. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:
• 12,5 m
• 27,3 kg
• Rp500,50
• Rp750,00
13. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. Contohnya:
• Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
• Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti pelatihan paduan suara.
• Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
• Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari.
14. Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian. Misalnya:
• Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
• Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
• Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
• Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yantina Debora