tirto.id - Cara menghitung malam lailatul qadar dapat dilakukan dengan mencari tanggal-tanggal ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan dan memperkirakan melalui jatuhnya awal puasa. Dapatkah kira memperkirakan lailatul qadar kapan terjadi pada Ramadhan 2024 ini?
Lailatul qadar adalah salah satu malam yang paling ditunggu umat Islam sepanjang Ramadhan. Keutamaan malam lailatul qadar, salah satunya disebutkan dalam Surah Al-Qadr ayat 2-5 sebagai berikut.
Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?
Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.
Keistimewaan malam lailatul qadar yang pertama adalah waktu diturunkannya Al-Qur'an dari Lauh Al-Mahfuz ke Baitul Izzah (langit dunia). Allah Swt. berfirman mengenai peristiwa tersebut dalam Surah Al-Qadr ayat 1 sebagai berikut.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i)"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur’an] pada Lailatulqadar."
Salah satu keistimewaan malam lailatul qadar lainnya adalah waktu ketika Allah Swt. memutuskan segala keadaan untuk satu tahun ke depan. Allah Swt. berfirman mengenai hal tersebut dalam Surah Ad-Dukhan ayat 4 sebagai berikut.
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ
Fīhā yufraqu kullu amrin ḥakīm(in)“Pada malam tersebut [Lailatul Qadar] dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah."
Cara Menghitung Malam Lailatul Qadar
Tidak ada manusia yang tahu secara pasti kapan malam lailatul qadar akan terjadi. Meskipun demikian, Rasulullah Saw. telah memberitahukan waktu yang mungkin akan terjadi malam lailatul qadar, salah satunya sebagai berikut:
"Carilah Lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan," (HR. Bukhari).
Apabila merujuk hadis di atas, malam lailatul qadar berkemungkinan terjadi pada malam 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan.
Namun lebih dari itu, beberapa kitab memberikan perkiraan jatuhnya malam lailatul qadar berdasarkan awal puasa. Perkiraan tersebut diambil dari pengalaman para ulama yang pernah menemui malam lailatul qadar.
1. Kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal
- Apabila awal puasa Minggu atau Rabu, lailatul qadar pada malam ke-29
- Apabila awal puasa Senin, lailatul qadar pada malam ke-21
- Apabila awal puasa Selasa atau Jumat, lailatul qadar pada malam ke-27
- Apabila awal puasa Kamis, lailatul qadar pada malam ke-25
- Apabila awal puasa Sabtu, lailatul qadar pada malam ke-23.
Beliau mengatakan, "Semenjak saya menginjak usia dewasa lailatulqadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut."
2. Kitab Hasyiyah al-Bajuri
- Apabila awal puasa Jumat atau Senin, lailatul qadar pada malam ke-29
- Apabila awal puasa Sabtu, lailatul qadar pada malam ke-21
- Apabila awal puasa Minggu atau Kamis, lailatul qadar pada malam ke-27
- Apabila awal puasa Kamis, lailatul qadar pada malam-malam ganjil 10 hari terakhir Ramadhan.
Terlepas dari perhitungan lailatul qadar, kaum muslim harus terus menjalankan ibadah untuk menggapai waktu kemuliaan tersebut. Dalam hadis dari Aisyah Ra., diceritakan Rasulullah saw. beribadah lebih tekun di 10 malam terakhir Ramadhan.
"Rasulullah saw. bersungguh-sungguh [beribadah apabila telah masuk] malam kesepuluh [terakhir] yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lain." (H.R. Muslim).
Amalan Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar dapat direngkuh dengan berbagai amalan sunah. Berikut ini beberapa amalan yang sebaiknya dilakukan di 10 hari terakhir Ramadhan untuk menggapai malam lailatul qadar:
1. Datang ke Masjid atau Musala untuk Shalat Magrib dan Isya Berjemaah
Dari Abdullah ibn Umar, Rasulullah Saw bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan 27 derajat,” (H.R. al-Bukhari).
2. Dirikan Shalat Rawatib Qabliyah atau Bakdiyah Isya
Dari Ummi Habibah, ia mendengar Nabi bersabda, "Barangsiapa yang shalat [sunah rawatib] 12 rakaat dalam sehari semalam, niscaya dibuatkan bagi mereka sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim).
3. Mendirikan Shalat Tarawih Berjemaah
“Barangsiapa ibadah [tarawih] pada Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
4. Iktikaf di Masjid
Diceritakan dalam riwayat Aisyah Ra., Sesungguhnya Nabi Saw. melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan iktikaf sepeninggal beliau,” (H.R. al-Bukhari)
5. Tadarus Al-Qur'an
Dikisahkan dalam riwayat Abdullah bin Abbas Ra., "Nabi saw. adalah orang yang paling gemar memberi. Semangat beliau dalam memberi lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya pada Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul saw. adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
6. Mendirikan Shalat Tahajud Sedikitnya 2 rakaat
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah qiyamul lail [shalat lail/tahajud],” (HR. Muslim).
7. Berdoa
Bacaan doa yang disampaikan saat mencari lailatul qadar adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Arab Latinnya:
Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tukhibbul Afwa Fa’fu ‘Anni.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha pemaaf dan engkau menyukai ampunan maka ampunilah aku.”
Doa Lailatulqadar di atas merujuk hadis dari Aisyah Ra., ia berkata sebagai berikut:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya:
“Aku berkata: Wahai Rasulullah, apa pendapat engkau jika aku mengetahui malam apa yang disebut lailatul qadar itu, apa yang aku baca padanya?. Beliau bersabda: Katakan, 'Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni," (H.R. At-Tirmidzi).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus