tirto.id - Terdapat doa khusus untuk menyambut malam lailatul qadar berdasarkan riwayat Aisyah, dan dicantumkan Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar. Seorang muslim memang dianjurkan untuk memperbanyak amalan dalam 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Tahun ini, 10 malam terakhir Ramadhan 2022 dimulai pada Kamis, 21 April 2022 atau Jumat, 22 April 2022.
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Lailatul qadar adalah malam istimewa yang lebih baik daripada malam 1.000 bulan. Kata lailah adalah malam, sedangkan qadar dapat dimaknai dengan beberapa arti, yaitu penetapan, kemuliaan, atau sempit.
Lailatul qadar dimaknai sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup makhluk selama setahun. Ini merujuk firman Allah dalam Surah Ad-Dukhan:3-4, "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah."
Qadar juga dapat bermakna kemuliaan. Dengan demikian, lailatul qadar bermakna malam kemuliaan, karena malam tersebut adalah malam diturunkannya Al-Qur'an. Selain itu, adanya kemuliaan khusus bagi mereka yang beribadah dengan khusyuk pada lailatul qadar.
Qadar juga bisa berarti sempit. Dalam hal ini, pada lailatul qadar, begitu banyak malaikat yang turun sehingga bumi menjadi penuh sesak seakan-akan sempit.
Jumhur ulama berpendapat, Al-Qur'an diturunkan dua kali. Yang pertama, Al-Qur'an diturunkan sekaligus pada lailatul qadar ke Baitul Izzah. Barulah kemudian, Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. secara bertahap selama 23 tahun sesuai dengan berbagai hal yang dialami Rasulullah sejak diangkat sebagai rasul hingga wafat.
Ini merujuk pada riwayat Ibnu Abbas, bahwa "Al-Quran diturunkan pada lailatul qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu diturunkan secara berangsur-angsur".
Rasulullah saw. menganjurkan umat Islam untuk mencari lailatul qadar dalam 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan dari jalur Aisyah, ia berkata, "Rasulullah saw. senantiasa ber'itikaf pada 10 hari terakhir Ramadjan dan beliau bersabda, 'Raihlah lailatul Qodar pada 10 hari terakhir'." (H.R. Tirmidzi).
Terdapat riwayat lain bahwa Nabi Muhammad saw. menyebut "raihlah Lailatul Qodar pada sepuluh malam terakhir pada malam yang ganjil". Dalam riwayat yang berikutnya, lailatul qadar bisa diraih pada malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, dan ke-29, serta malam terakhir bulan Ramadhan.
Untuk mendapatkan lailatul qadar, umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan sepanjang 10 malam terakhir Ramadhan, termasuk dengan i'tikaf atau berdiam diri di masjid dengan niat khusus menghadap ridha Allah.
Doa Malam Lailatul Qadar
Terdapat doa khusus yang diajarkan Nabi Muhammad saw. kepada orang-orang yang mencari lailatul qadar.
Dalam Kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan "Kami riwayatkan dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain dari sanad yang sahih bahwa Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, doa apakah yang kuucapkan bila aku menjumpai lailatul qadar?"."
Rasulullah menjawab, ‘Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi menyukai sikap pemaaf, maka maafkanlah aku semua.).’
Dalam tulisan Arab, bacaan doa tersebut adalah sebagai berikut:
Disunahkan untuk memperbanyak doa ini pada lailatul qadar.
Amalan Menyambut Malam Lailatul Qadar
Selain membaca doa Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’, Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar juga menyebutkan ada amalan lain yang dapat dilakukan umat Islam.
Disunnahkan membaca Al-Qur'an, membaca semua zikir dan doa yang disunnahkan pada waktu dan tempat yang dimuliakan.
Imam Syafi’i menyebutkan, disunnahkan agar umat Islam bersungguh-sungguh menjalankan ibadah pada siang hari, seperti halnya ia bersungguh-sungguh beribadah pada malam hari.
Dalam lailatul qadar, disunnahkan memperbanyak doa yang menyangkut hal-hal penting kaum muslim karena ini merupakan tanda orang yang saleh dan hamba Allah yang arif.
Editor: Iswara N Raditya