tirto.id - Lailatul qadar Ramadhan 2024 diperkirakan akan berlangsung pada malam ganjil 10 hari terakhir bulan puasa. Umat Islam dianjurka untuk mendapatkan malam tersebut, yang digambarkan sebagai malam yang lebih mulia daripada malam 1.000 bulan. Untuk kalangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang memulai puasa pada hari berbeda, kapankah lailatul qadar Ramadhan tahun ini?
Malam lailatul qadar merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadhan. Dalam pemaknaan bahasa, lailatul atau lailah berarti malam. Sedangkan qadar diartikan sebagai ketetapan. Lailatul qadar adalah malam ketetapan turunnya Al Quran dari Allah Swt. Secara lebih luas, lailatul qadar diartikan sebagai Malam Kemuliaan.
Allah Swt berfirman dalam Surah Al Qadr ayat 1 hingga 3 bahwa malam lailatul qadar memiliki kemuliaan yang tinggi.
Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i)
Wa mā adrāka mā lailatul-qadr(i).
Lailatul-qadri khairum min alfi syahr(in).
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Keterangan ini dilanjutkan dalam ayat berikutnya, Surah Al Qadr 4 dan 5, bahwa malam lailatul qadar akan jatuh di antara bulan Ramadan dan berlangsung hingga terbitnya fajar.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Kapan Perkiraan Malam Lailatul Qadar 2024?
Tidak dijelaskan secara pasti kapan malam lailatul qadar tiba setiap tahunnya. Namun, Nabi Muhammad saw. memiliki kebiasaan untuk beritikaf atau mendekatkan diri kepada Allah SWT pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Diriwayatkan dari jalur Aisyah, bahwa "Ketika memasuki 10 malam terakhir (Ramadhan), Rasulullah tetap terjaga di malam hari (untuk salat dan beribadah), membangunkan keluarganya, dan mempersiapkan diri untuk beribadah (dengan lebih semangat)" (H.R. Muslim)
Selama 10 malam terakhir Ramadhan, Rasulullah diriwayatkan beritikaf hingga dahinya menghitam. Nabi menganjurkan untuk umat Muslim mencari malam lailatul qadar pada malam-malam ganjil seperti diriwayatkan Aisyah. Oleh karenanya kemungkinan lailatul qadar jatuh pada malam ke-21, 23, 25, 27, hingga 29.
“Carilah malam qadar di malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (H.R. Bukhari)
Selain lailatul qadar, terdapat pula peringatan nuzulul Quran yang biasanya diperingati pada malam ke-17 Ramadan. Dalam pengertiannya, nuzulul Quran sering diartikan sebagai pertama kalinya wahyu diturunkan kepada Rasulullah melalui Surah Al Alaq ayat 1-5.
Sejumlah ahli berpendapat, nuzulul Quran jatuh pada malam ke-17 Ramadan dan kemudian Al Quran diturunkan secara berangsur di bumi, ayat demi ayat pada waktu yang berbeda. Pada saat Surat Al Alaq turun, Rasulullah telah berusia 40 tahun. Para ahli menjelaskan, bahwa sebelum turun ke bumi, Al Quran lebih dulu turun secara menyeluruh di langit, dikumpulkan jadi 1 di Baitul Izzah.
Pada Ramadhan 1445 H ini, umat Islam di Indonesia memulai bulan puasa dari tanggal berbeda. Hari pertama untuk kalangan Muhammadiyah adalah pada Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, hari pertama bagi NU pada Selasa, 12 Maret 2024.
Kapan Lailatul Qadar 2024 dalam Kalender Muhammadiyah?
Berikut ini kalender Ramadhan 1445 H untuk kalangan Muhammadiyah terkait nuzulul quran dan lailatul qadar. Sebagai catatan, dalam kalender kamariyah, awal hari tidak berlangsung sejak pukul 00.00, tetapi sejak matahari terbenam pada hari sebelumnya.
| Tanggal Hijriah | Tanggal Masehi |
| 16 Ramadhan 1445 H 17 Ramadhan 1445 H 18 Ramadhan 1445 H 19 Ramadhan 1445 H 20 Ramadhan 1445 H 21 Ramadhan 1445 H 22 Ramadhan 1445 H 23 Ramadhan 1445 H 24 Ramadhan 1445 H 25 Ramadhan 1445 H 26 Ramadhan 1445 H 27 Ramadhan 1445 H 28 Ramadhan 1445 H 29 Ramadhan 1445 H 30 Ramadhan 1445 H | Selasa, 26 Maret 2024 Rabu, 27 Maret 2024 Kamis, 28 Maret 2024 Jumat, 29 Maret 2024 Sabtu, 30 Maret 2024 Minggu, 31 Maret 2024 Senin, 1 April 2024 Selasa, 2 April 2024 Rabu, 3 April 2024 Kamis, 4 April 2024 Jumat, 5 April 2024 Sabtu, 6 April 2024 Minggu, 7 Aprl 2024 Senin, 8 April 2024 Selasa, 9 April 2024 |
Kapan Lailatul Qadar 2024 dalam Kalender NU?
Berikut ini kalender Ramadhan 1445 H untuk kalangan Nahdlatul Ulama (NU) terkait nuzulul quran dan lailatul qadar.
| Tanggal Hijriah | Tanggal Masehi |
| 16 Ramadhan 1445 H 17 Ramadhan 1445 H 18 Ramadhan 1445 H 19 Ramadhan 1445 H 20 Ramadhan 1445 H 21 Ramadhan 1445 H 22 Ramadhan 1445 H 23 Ramadhan 1445 H 24 Ramadhan 1445 H 25 Ramadhan 1445 H 26 Ramadhan 1445 H 27 Ramadhan 1445 H 28 Ramadhan 1445 H 29 Ramadhan 1445 H | Rabu, 27 Maret 2024 Kamis, 28 Maret 2024 Jumat, 29 Maret 2024 Sabtu, 30 Maret 2024 Minggu, 31 Maret 2024 Senin, 1 April 2024 Selasa, 2 April 2024 Rabu, 3 April 2024 Kamis, 4 April 2024 Jumat, 5 April 2024 Sabtu, 6 April 2024 Minggu, 7 Aprl 2024 Senin, 8 April 2024 Selasa, 9 April 2024 |
Bagaimana Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar?
Malam lailatul qadar ditandai dengan berbagai ciri. Sejumlah hadis menjelaskan, beberapa ciri di antaranya ialah langit tampak cerah. Kemudian, di pagi harinya matahari terbit dengan sinar yang tak terlalu memancar ke segala penjuru.
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (H.R. Muslim)
Hadis lain menyebutkan, jika udara pada malam lailatul qadar tidak terlalu panas, namun juga tidak terlalu dingin.
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan." (H.R. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi)
Sepanjang malam lailatul qadar, umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan sejumlah amalan. Seperti di antaranya melakukan salat sunnah, berzikir, membaca Al Quran, hingga ber'itikaf. Sebab dijelaskan dalam hadis, terdapat kemuliaan saat menjalankan ibadah di malam lailatul qadar.
Diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena keimanannya yang tulus dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (H.R. Bukhari)
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus
