Menuju konten utama

Nuzulul Quran 2024 Muhammadiyah & NU Jatuh pada Tanggal Berapa?

Nuzulul Quran 2024 Muhammadiyah dan NU jatuh pada tanggal berapa? Karena hari awal puasa berbeda, Nuzululquran juga berbeda, yaitu 26 atau 27 Maret.

Nuzulul Quran 2024 Muhammadiyah & NU Jatuh pada Tanggal Berapa?
Nuzulul Quran 2024 Muhammadiyah dan NU jatuh pada tanggal berapa? Karena hari awal puasa berbeda, Nuzululquran juga berbeda, yaitu 26 atau 27 Maret. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.

tirto.id - Nuzulul Quran 2024 jatuh pada Selasa, 26 Maret 2024 (malam Rabu) untuk versi Muhammadiyah dan Rabu, 27 Maret 2024 (malam Kamis) bagi versi Pemerintah serta Nahdlatul Ulama (NU). Berikut ini pengertian, keistimewaan, amalan, hingga doa nuzulul quran.

Salah satu waktu paling istimewa bagi umat Islam di bulan Ramadhan adalah malam Nuzulul quran. Malam tersebut adalah malam peringatan tentang waktu pertama kali wahyu Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. berupa Surah Al-Alaq ayat 1-5.

Diceritakan, ketika berusia 40 tahun, Muhammad sering berkhalwat di Gua Hira, gua yang terletak sekitar 6 km sebelah utara Makkah di Gunung Jabal Nur.

Muhammad Husain Haikal dalam Sejarah Hidup Muhammad (1935), menjelaskan, pada suatu malam ketika Muhammad tertidur di dalam gua, Malaikat Jibril datang dengan membawa sehelai lembaran seraya berkata, “Iqro (bacalah)”.

Dengan terkejut Muhammad menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”

Jibril lantas mendekap hingga beliau sesak kemudian melepaskan Muhammad sembari berkata lagi, “Bacalah.” Mendengar ini, Muhammad menjawab, “Apa yang akan saya baca?”

Jibril kemudian mendekap untuk kedua kalinya dan berkata, “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya...” (Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5).

Nuzulul Quran Ramadhan 2024 Tanggal Berapa?

Terdapat beberapa pendapat mengenai waktu peringatan peristiwa nuzulul quran di antaranya 7, 8, 21, 18, 19, 21, dan 24 Ramadhan. Namun, pendapat yang lazim digunakan di Indonesia berkaitan peringatan Nuzulul quran adalah 17 Ramadhan.

Pendapat tersebut merujuk pada firman Allah Swt. dalam Surah Al-Anfal ayat 41 sebagai berikut.

اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

in kuntum āmantum billāhi wa mā anzalnā ‘alā ‘abdinā yaumal-furqāni yaumal-taqal-jam‘ān(i), wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).

“.. Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami [Nabi Muhammad] pada hari al-furqān [pembeda], yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,” (Q.S. Al Anfal [8]:41).

Berdasarkan ayat di atas, disebutkan peristiwa Nuzululquran terjadi pada waktu yang sama dengan Hari Furqan, hari kemenangan umat Islam dari kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar. Perang tersebut berlangsung kurang lebih dua jam pada 17 Ramadhan 2 H (17 Maret 624 M).

Di samping itu, terdapat pendapat dari Zaid bin Arqam yang menguatkan malam Nuzulul Qur'an terjadi pada 17 Ramadhan sebagai berikut:

"Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-Quran," (H.R. Ath-Thabrani dan Abu Syaibah).

Apabila sepakat dengan pendapat di atas, malam Nuzulul quran 2024 akan jatuh pada Selasa, 26 Maret 2024 (Malam Rabu bakda Magrib) untuk yang berpuasa mengacu ketetapan Muhammadiyah. Di sisi lain, bagi masyarakat yang berpegang ketetapan Kemenag dan NU, malam Nuzulul quran 2024 akan bertepatan pada Rabu, 27 Maret 2024 (malam Kamis bakda Magrib).

Keistimewaan Malam Nuzulul Quran

Keistimewaan malam Nuzulul quran yang utama adalah waktu ketika wahyu Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Nuzulul quran juga menjadi momentum bagi kaum muslim lebih mencintai, mendalami, membaca, dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah hadis sebagai berikut:

“Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an,” (HR Baihaqi).

Pengamalan Al-Qur'an dapat dimulai semenjak di bulan Ramadhan dan seterusnya secara kontinu. Allah Swt. berfirman mengenai Ramadhan sebagai bulannya Al-Qur'an dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 berikut.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Syahru ramaḍānal-lażī unzila fīhil-qur'ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān(i),

"Bulan Ramadhan adalah [bulan] yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang benar dan yang batil]," (Q.S. Al Baqarah: 185).

Amalan Malam Nuzulul Quran

Malam Nuzulul quran dapat diisi dengan berbagai amalan sunah yang bermanfaat. Terlepas dari keistimewaan malam Nuzulul Quran, dalam sebuah hadis disebutkan amalan-amalan di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya sebagai berikut:

"Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan," (H.R. Bukhari-Muslim).

Amalan pertama yang begitu dianjurkan dilakukan di malam Nuzulul quran adalah tadarus Al-Qur'an. Di samping itu, berikut ini beberapa contoh amalan malam Nuzulul quran lain yang dapat dilakukan umat Islam.

Segera Berbuka Setelah Masuk Waktu Magrib

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pertama, pemimpin yang adil. Kedua, orang yang berpuasa saat dia berbuka. Ketiga, doa orang yang terzalimi,” (HR. Tirmidzi).

Tidak Berlebih dalam Berbuka Puasa

“Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan rothb [kurma basah] sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr [kurma kering]. Dan jika tidak ada yang demikian, beliau berbuka dengan seteguk air,” (HR. Abu Dawud).

Shalat Magrib dan Isya Berjemaah

Dari Abdullah ibn Umar [diriwayatkan], bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat,” (H.R. al-Bukhari no. 609 dan 610, dan Muslim no. 1036 dan 1039).

Shalat Tarawih Berjemaah

“Barangsiapa ibadah [tarawih] pada Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Iktikaf di Masjid

“…Makan dan minumlah hingga jelas bagimu [perbedaan] antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai [datang] malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu [dalam keadaan] beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas [ketentuan] Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 187).

Menjauhi Perbuatan Maksiat

"Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. [Dia] kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan,"(QS. An-Nisa [4]: 14).

Bersedekah

“Dari Anas RA, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan,’” (H.R At-Tirmidzi).

Mendirikan Shalat malam seperti Tahajud

“Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah qiyamul lail [salat lail/tahajud],” (H.R. Muslim).

Berdoa

"Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu [apa yang kamu harapkan]. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk [neraka] Jahanam dalam keadaan hina dina,'" (QS. Al-Gafir [40]: 60).

Doa Nuzulul quran yang dapat dibaca sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Arab Latin:

Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa‘fu ‘annī.

Artinya:

“Tuhanku, sungguh Kau maha pengampun lagi pemurah. Kau menyukai ampunan, oleh karenanya ampunilah aku.”

Salah satu contoh doa Nuzulul quran di atas, merujuk sebuah hadis dari Aisyah Ra. sebagai berikut:

“Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku, jika aku mengetahui waktu malam al-qadr, apa yang akan aku katakan pada waktu itu?” Beliau menjawab: “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun karîm tuhibbul-‘afwa fa’fu ‘anni [wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi maaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku]”.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus