Menuju konten utama

Hikmah Nuzulul Qur'an & Amalan Mengisi Malam 17 Ramadhan 2022

Hikmah Nuzulul Qur'an dan amalan untuk mengisi malam 17 Ramadhan 2022.

Hikmah Nuzulul Qur'an & Amalan Mengisi Malam 17 Ramadhan 2022
Ilustasi Muhammad. foto/IStockphoto

tirto.id - Nuzulul Qur'an adalah peristiwa diturunkannya Al-Qur'an untuk pertama kali kepada Nabi Muhammad saw. berupa Surah Al-Alaq 1-5. Pada tahun ini, bagi yang memulai puasa pada 2 April 2022, momen malam nuzulul quran pada Minggu, 17 April 2022, sedangkan yang memulai puasa 3 April 2022, peringatan nuzulul quran berlangsung Senin, 18 April 2022.

Kapan Malam Nuzulul Quran?

Sebelum mendapatkan pewahyuan pertama, Muhammad sudah sering merenung di Gua Hira, Jabal Nur, utara Makkah. Usia Muhammad ketika itu sekitar 40 tahun. Ia memiliki ketertarikan yang kuat untuk mencari Kebenaran. Di sisi lain, Muhammad menilai dunia yang menyelimutinya tidaklah ideal.

Dalam Sejarah Hidup Muhammad, disebutkan oleh Muhammad Husain Haekal bahwa Muhammad berpikir masyarakat di sekitarnya sudah tersesat, hidup kerohanian mereka rusak karena tunduk pada berhala-berhala.

Nuzulul Qur'an terjadi ketika Muhammad yang sedang merenung di Gua Hira, Jabal Nur, ditemui oleh Malaikat Jibril. Muhammad diberi perintah "Bacalah!". Muhammad menjawab, "Saya tidak dapat membaca". Namun, perintah itu tidak berhenti, malah berulang hingga 3 kali, diikuti dengan turunnya Surah Al-Alaq 1 hingga 5.

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Pewahyuan pertama ini dipastikan berlangsung pada bulan Ramadhan, seperti firman Allah dalam Surah Al-Baqarah:185.

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

Terdapat berbagai pendapat tentang tanggal pasti pewahyuan tersebut, di antaranya 7, 8, 17, dan 21 Ramadhan. Misalnya, Safiur Rahman Mubarakpuri, dengan mempertimbangkan kalender Kamariah menyebut wahyu pertama tersebut berlangsung pada Senin, 21 Ramadan yang bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi.

Sementara itu, yang berpendapat bahwa Nuzulul Quran berlangsung pada 17 Ramadhan, merujuk pada tafsir Surah al-Anfal 41 yang berbunyi “... jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan (Al-Qur'an) kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqaan, yaitu hari bertemunya dua pasukan."

Hari Furqan (hari bertemunya 2 pasukan) dalam ayat tersebut ditafsirkan sebagai hari Perang Badar. Peristiwa ini terjadi pada 17 Ramadhan 2H atau Selasa 13 Maret 624M. Mengingat hari furqan ditafsirkan bertepatan dengan 17 Ramadan, maka "malam turunnya Al-Qur'an" disebutkan berlangsung pada tanggal tersebut.

Proses Turunnya Al-Qur'an

Secara umum, terdapat beberapa pendapat soal turunnya Al-Qur'an. Yang pertama, Al-Quran turun secara sekaligus ke Baitul Izzah, lalu secara bertahap dalam 23 tahun, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sesuai dengan peristiwa yang megiringi sejak beliau diutus sebagai nabi hingga wafat. Rujukannya adalah ucapan Ibnu Abbas, "Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailatulkadar. Kemudian, setelah itu, ia diturunkan selama dua 20 tahun."

Pendapat kedua, permulaan turunnya Al-Quran dimulai pada lailatulkadar, malam seperti malam 1.000 bulan. Setelahnya, secara bertahap Al-Qur'an diturunkan. Dari pendapat ini, hanya ada satu macam cara turun Al-Qur'an kepada Rasulullah. Pendapat ini merujuk pada Surah Al-Isra:106, "Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap."

Pendapat ketiga, Al-Qur'an diturunkan ke langit dunia selama 20 lailatulkadar. Dari jumlah untuk setahun (untuk sekali turun) tersebut, Al-Qur'an secara berangsur-angsur diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Di antara ketiga pendapat tersebut, yang paling populer adalah yang pertama dan kedua.

Hikmah Nuzulul Quran

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dalam dua periode yang disebut periode Makkah atau sebelum hijrah (Makkiyah) dan periode Madinah atau setelah hijrah (Madaniyah). Secara keseluruhan, Al-Quran diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.

Hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Nuzulul Quran di antaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, sebagai keistimewaan bagi Rasulullah. Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad saw. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang meneguhkan hati beliau dalam berdakwah. Terdapat pula ayat-ayat yang menghibur Nabi ketika dalam kesedihan atau kesulitan.

Kedua, Al-Qur'an adalah jawaban bagi permasalahan umat Islam. Ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan secara bertahap sesuai dengan problematika dan kondisi kaum muslimin.

Ketiga, sebagai arahan dalam proses dakwah Islam. Ayat-ayat Makkiyah bertemakan tauhid sebagai jawaban akan tantangan terhadap Nabi dari kaum musyrikin Makkah.

Sementara itu, ayat-ayat Madaniyah, yang lahir ketika kaum muslimin sudah berkembang sebagai kelompok yang solid, berisi hukum terkait berbagai aspek kehidupan.

Amalan Yang Bisa Dilakukan pada Malam Nuzulul Quran

Beberapa amalan yang dapat dilakukan pada malam Nuzulul Quran di antaranya adalah sebagai berikut.

Melaksanakan Shalat Malam

Shalat malam pada bulan Ramadhan bukan hanya shalat tarawih semata. Seseorang masih bisa menambah shalat-shalat lain, yang tidak terikat waktu Ramadan, misalnya shalat hajat dan shalat tahajud pada sepertiga terakhir malam.

Membaca Al-Qur'an

Dalam Kitab Al-Adzkar, Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi berpendapat bahwa membaca Al-Qur'an, dalam sehari-hari, yang paling utama adalah dalam shalat.

Jika di luar shalat, yang paling utama adalah pada malam hari, dan lebih utama lagi setelah tengah malam. Selain itu, membaca Al-Qur'an antara shalat maghrib dan isya juga disukai.

Berzikir dan Berdoa

Berzikir dan berdoa dapat dilakukan pada setiap malam, tidak terkecuali pada bulan Ramadhan.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya