Menuju konten utama
Tips Keuangan

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Benar agar Tidak Boros

Bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros dan bisa mengaturnya secara baik dan benar? Selengkapnya akan diuraikan di artikel ini.

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Benar agar Tidak Boros
ilustrasi mengelola keuangan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Setiap rumah tangga perlu memahami cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros. Keuangan yang diatur dengan benar dapat menciptakan kondisi finansial yang sehat di lingkungan keluarga.

Namun, bagaimana cara mengatur keuangan yang baik dan benar? Metode mengatur keuangan di dalam rumah tangga biasanya dilakukan secara bulanan. Hal ini karena mayoritas keluarga memperoleh penghasilan secara bulanan.

Cara mengatur keuangan bulanan rumah tangga meliputi identifikasi jumlah pendapatan, kebutuhan, pembuatan anggaran, hingga alokasi dana untuk tabungan dan investasi.

Ada banyak manfaat dari mengatur keuangan rumah tangga. Beberapa di antaranya mengurangi pemborosan, memanfaatkan pendapatan dengan baik, hingga mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Tips Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Benar

Mengatur keuangan rumah tangga yang benar memerlukan perencanaan yang tepat dan disiplin. Tujuan utamanya adalah menghindari pemborosan.

Mencegah pemborosan dan pengendalian pendapatan ini penting bagi kehidupan rumah tangga. Menurut M. Ramli dan M. Apriyanto dalam Jurnal Bappeda Volume 10 (2020) ketidaktahuan dalam mengelola penghasilan dapat menyebabkan pendapatan tidak berbanding lurus dengan kebutuhan.

Hal ini dapat mengancam kondisi keuangan rumah tangga bahkan menjadi pemicu utama terjadinya perceraian. Tentu hal ini dapat dihindari dengan menerapkan cara mengatur keuangan bulanan rumah tangga dengan tepat.

Berikut beberapa tips dan cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros:

1. Mengidentifikasi jumlah pemasukan

Mengidentifikasi jumlah pemasukan penting dilakukan sebelum mengatur keuangan rumah tangga.

Dikutip dari Raising Children, hal ini dilakukan untuk memberi gambaran kemampuan keuangan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Jumlah pemasukan yang bisa diidentifikasi termasuk gaji suami-istri, pendapatan sampingan, pendapatan bunga, hingga bonus periode tertentu.

2. Mengindentifikasi jumlah kebutuhan keluarga

Tips mengatur keuangan lainnya adalah mengidentifikasi jumlah kebutuhan keluarga. Setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Ada kebutuhan sewa, cicilan rumah atau KPR rumah, belanja, transportasi, pendidikan, asuransi, tabungan, dan sebagainya. Pastikan mengidentifikasi jumlah kebutuhan ini secara terorganisir.

Hal ini dilakukan untuk memahami berapa banyak pengeluaran atau uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

3. Menentukan tujuan finansial

Dikutip dari Forbes, cara terbaik untuk mengatur keuangan rumah tangga adalah sudah mengetahui tujuan finansial yang ingin dicapai. Sebagai contoh, dalam waktu tiga tahun keluarga akan menyekolahkan anak ke sekolah dasar.

Maka, yang harus dilakukan keluarga adalah menentukan besaran biaya sekolah anak selama enam tahun dan mulai menabungnya secara bulanan. Angka-angka ini perlu diidentifikasi khususnya sebelum menganggarkan pengeluaran rumah tangga.

4. Membuat rencana anggaran alokasi dana

Jika sudah berhasil menemukan jumlah pendapatan, pengeluaran, dan tujuan finansial, maka rencana anggaran alokasi dana sudah bisa dibuat.

Membuat rencana anggaran alokasi dana sebaiknya mencakup setiap aspek kebutuhan, pengeluaran, dan pendapatan. Pastikan untuk memprioritaskan pengeluaran di kebutuhan-kebutuhan primer alih-alih tersier.

5. Membuat rekening khusus rumah tangga

Membuat rekening khusus kebutuhan rumah tangga sangat disarankan. Rekening khusus rumah tangga bermanfaat agar alokasi dana suatu kebutuhan tidak tercampur-aduk dengan dana kebutuhan lain.

Masih menurut Raising Children, keluarga disarankan untuk menaruh dana kebutuhan rumah tangga di rekening bebas biaya. Pastikan rekening kebutuhan harian ini terpisah dari rekening asuransi, investasi, tabungan pensiun, tabungan pendidikan, dan tabungan lainnya.

6. Membuat sistem pembayaran tagihan otomatis

Pertimbangkan untuk membangun sistem pembayaran tagihan yang otomatis seperti autodebet. Sistem pembayaran tagihan otomatis ini membantu keluarga membayar tagihannya secara tepat waktu.

Hal ini tentu sangat membantu terhindar dari denda karena keterlambatan bayar. Selain itu, sistem pembayaran tagihan otomatis juga membuat pengeluaran menjadi lebih mudah dilacak dan diidentifikasi jika terjadi kebocoran.

7. Mengalokasikan dana untuk keperluan pribadi anggota keluarga

Anggaran alokasi dana tidak hanya dibuat untuk kebutuhan rumah tangga secara umum, tetapi juga personal. Faktanya, setiap anggota keluarga bisa memperoleh anggaran sendiri.

Anggaran personal anggota keluarga bisa dibuat secara spesifik, seperti anggaran uang saku, uang ekstrakulikuler anak, uang les, uang pakaian, dan sebagainya. Pastikan bahwa setiap anggota keluarga mematuhi anggaran tersebut agar tidak terjadi pemborosan.

Menurut DenYelle Baete Kenyon, dkk., dalam The University of Arizona Cooperative Extension anggaran pribadi untuk keluarga sebaiknya diberikan dalam bentuk digital atau cashless.

Contohnya bisa berupa saldo dompet digital, e-money, atau ATM. Hal ini dilakukan agar pengeluaran setiap anggota keluarga bisa dilacak dengan baik.

8. Menginvestasikan sisa anggaran

Ada kalanya anggaran rumah tangga tersisa. Jadikan sisa anggaran rumah tangga ini meningkat nilainya dengan cara diinvestasikan.

Investasi membantu rumah tangga mencapai tujuan finansial yang lebih cepat. Oleh karena itu, cara ini lebih disarankan dibanding menggunakan sisa anggaran untuk hal-hal konsumtif lainnya.

Perlu diketahui sisa anggaran yang dimaksud adalah sisa pendapatan dikurangi anggaran belanja, tabungan, dan pembayaran tagihan lainnya.

Artinya, sisa anggaran ini bukanlah sebagai tabungan, karena tabungan sudah dianggarkan sebelumnya dalam anggaran dasar.

9. Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu

Banyak keluarga mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan rumah tangga karena tingginya pengeluaran. Padahal, jika pengeluaran tidak terkendali dapat membahayakan kondisi finansial di masa depan.

Oleh karena itu, penting untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Sebagai contoh memangkas gaya hidup, bisa berupa mengurangi kebiasaan jajan di luar, menghentikan langganan TV kabel yang jarang dipakai, atau mengurangi kebiasaan belanja online.

Cari tahu pengeluaran-pengeluaran apa saja yang bisa dikurangi sementara atau selamanya sehingga dapat memaksimalkan tabungan.

10. Memilih alternatif yang lebih murah

Belanja barang-barang kebutuhan pokok merupakan pengeluaran yang tidak bisa dihindarkan dalam mengatur keuangan rumah tangga. Bahkan belanja kebutuhan pokok sering kali berada di urutan pertama anggaran terbesar.

Kabar baiknya, pengeluaran barang-barang kebutuhan pokok bisa dikendalikan dengan memilih alternatif yang lebih murah. Cari tahu jenis barang-barang kebutuhan pokok yang bisa diganti dengan merek atau jenis lain yang lebih murah.

11. Menjadwalkan kegiatan belanja secara rutin

Pertimbangkan untuk menjadwalkan kegiatan belanja secara rutin. Rumah tangga, khususnya yang berisi anggota keluarga besar tentu membutuhkan barang kebutuhan pokok yang banyak pula.

Pada kondisi ini, keluarga disarankan untuk berbelanja secara mingguan atau bulanan. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya belanja dan transportasi. Faktanya, membeli barang dalam jumlah besar seperti di pusat grosir jauh lebih hemat dari pada berbelanja barang satuan.

Namun, perlu diperhatikan bahwa kegiatan belanja bulanan atau mingguan ini dikhususkan untuk membeli produk awetan saja yang bisa tahan lama. Sementara itu, produk segar bisa dibeli secara harian sesuai kebutuhan.

12. Menghindari utang

Tips mengatur keuangan rumah tangga yang terakhir adalah mengindari utang. Pastikan untuk menghindari utang yang tidak perlu, seperti penggunaan kartu kredit atau paylater berlebihan.

Utang hanya akan membebani keuangan dengan bunga yang tidak terukur, apa lagi jika terjadi gagal bayar. Oleh karena itu, saat mencoba membangun keuangan rumah tangga yang sehat, sebisa mungkin mengindari utang.

Rumus Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Ada dua rumus khusus yang direkomendasikan para ahli dalam mengatur keuangan rumah tangga. Rumus-rumus tersebut adalah rumus 30/20/30/20 dan rumus 50/30/20.

Kedua rumus ini dapat digunakan untuk membuat anggaran rumah tangga dengan membagi sumber pendapatan. Berikut penjelasan penggunaan kedua rumus tersebut:

1. Rumus 30/20/30/20

Rumus 30/20/30/20 diterapkan dengan membagi sumber pendapatan dengan aturan 30 persen, 20 persen, 30 persen, dan 20 persen. Dhyah Setyorini dalam Perencanaan Keuangan Rumah Tangga (2008) berikut cara menerapkan rumus tersebut:

    • 30 persen pendapatan digunakan untuk membayar biaya hidup utama seperti sewa rumah.
    • 20 persen pendapatan digunakan untuk tabungan dan investasi
    • 30 persen pendapatan digunakan untuk modal operasional sehari-hari, seperti belanja barang keperluan pokok.
    • 20 persen merupakan anggaran tambahan yang digunakan untuk keperluan konsumtif tambahan, seperti belanja pakaian, liburan, ulang tahun, dan sebagainya.

2. Rumus 50/30/20

Rumus 50/30/20 diterapkan dengan membagi sumber pendapatan dengan aturan 50 persen, 30 persen, 20 persen. Menurut United Nations Federal Credit Union (UNFCU) berikut penerapan rumus 50/30/20:

    • 50 persen pendapatan digunakan untuk membayar biaya kebutuhan hidup, termasuk sewa rumah, makan, dan sebagainya.
    • 30 persen pendapatan digunakan untuk membayar keinginan pribadi, seperti hiburan, langganan layanan streaming, dan sebagainya.
    • 20 persen pendapatan digunakan untuk tabungan dan investasi.

Contoh Tabel Perencanaan Keuangan Keluarga

Tabel perencanaan keuangan keluarga bisa dibuat untuk memperbudah proses mengatur keuangan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikut contoh tabel perencanaan keuangan keluarga:

1. Contoh tabel catatan penghasilan

Penghasilan Jumlah Keterangan
Gaji Rp4.500.000 -
Hasil usaha online shop Rp1.500.000 -
Upah lembur Rp300.000 -
Penghasilan lain-lain Rp100.000 Imbal hasil investasi
TOTAL Rp6.400.000

2. Contoh tabel catatan pengeluaran

Pengeluaran Jumlah
Belanja barang kebutuhan Rp1.800.000
Cicilan KPR Rp1.200.000
Biaya pendidikan Rp350.000
Biaya listrik Rp200.000
Biaya air Rp75.000
Biaya asuransi Rp400.000
Investasi Rp200.000
Tabungan pendidikan Rp300.000
Tabungan liburan Rp150.000
Zakat/donasi Rp100.000
Iuran keamanan Rp15.000
Iuran kebersihan Rp15.000
Uang jajan (4 anggota keluarga) Rp450.000
Uang transportasi Rp240.000
Uang BBM Rp200.000
TOTAL Rp5.695.000

3. Contoh tabel catatan harta dan utang

Harta Jumlah Utang Jumlah
Uang di dompet Rp250.000 Kas bon warung Rp15.000
Tabungan Rp10.500.000 Kredit rumah Rp1.200.000
Rumah Rp350.000.000 Pemaiakain kartu kredit Rp200.000
Motor Rp19.000.000
Tanah Rp150.000.000
Perhiasan Rp15.000.000
Surat berharga Rp6.000.000
TOTAL HARTA Rp550.750 TOTAL UTANG Rp1.415.000

4. Contoh tabel catatan sisa hasil usaha

PENGHASILAN
Gaji Rp4.500.000
Hasil usaha Rp1.500.000
Penghasilan lain-lain Rp400.000
Total penghasilan Rp6.400.000
PENGELUARAN
Tabungan Rp450.000
Belanja kebutuhan Rp1.800.000
Biaya pendidikan Rp350.000
Biaya listrik & air Rp275.000
Biaya asuransi Rp400.000
Cicilan rumah Rp1.200.000
Pengeluaran lain-lain Rp1.220.000
Total pengeluaran (Rp5.695.000)
Sisa penghasilan Rp705.000

Baca juga artikel terkait CARA MENGATUR KEUANGAN RUMAH TANGGA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno