Menuju konten utama

Tips Mengelola Keuangan dengan Baik untuk Para Orang Tua

Orang tua bertanggung jawab atas kebutuhan pokok, pendidikan, dan kesehatan anak-anaknya sehingga perlu mengelola keuangan dengan baik, simak tipsnya.

Tips Mengelola Keuangan dengan Baik untuk Para Orang Tua
Ilustrasi Menabung. foto/rilis amar

tirto.id - Mengelola keuangan adalah keahlian yang harus dimiliki oleh siapa saja, tidak terkecuali orang tua yang memiliki anak. Orang tua bertanggung jawab atas kebutuhan pokok, pendidikan, dan kesehatan anak-anaknya.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain kebutuhan pokok anak, orang tua juga bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan pengeluaran tidak terduga lainnya.

Tidak sedikit kasus di mana para orang tua terpaksa menggunakan uang kebutuhan anak karena situasi yang tidak diinginkan. Padahal bisa jadi uang tersebut seharusnya digunakan untuk biaya pendidikan atau membayar imunisasi anak.

Akibatnya, pengeluaran bulanan menjadi tidak terkontrol dan pendapatan seolah cepat habis sehingga tidak sempat menabung. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara yang baik untuk mengelola keuangan.

Berikut beberapa tips yang dapat dipertimbangkan oleh orang tua dalam mengelola keuangan dengan baik:

1. Buat Anggaran Pengeluaran

Anggaran perlu dilakukan untuk mengetahui ke mana saja uang akan digunakan. Melansir Antara anggaran pengeluaran digunakan untuk mencegah kebobolan pada pos pengeluaran.

Rinci daftar pengeluaran selama sebulan, baik yang bersifat pokok dan tambahan, seperti biaya pendidikan, biaya listrik, biaya belanja, biaya tansportasi, dan pengeluaran lainnya.

Tentukan besaran yang harus dikeluarkan setiap kebutuhan dan sisihkan pendapatan bulanan sesuai jumlah pengeluaran tersebut. Pembuatan anggaran bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari menulisnya secara manual, membagi uang dalam amplop terpisah, atau memanfaatkan aplikasi manajemen keuangan.

2. Rencanakan Tujuan Masa Depan

Mengelola keuangan tidak hanya digunakan untuk membutuhi kebutuhan anak di masa sekarang saja, tetapi juga masa depan. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya sudah mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan anak di masa depan.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perencanaan ini bisa disebut juga dengan rencana keuangan jangka menengah. Perencanaan jangka menengah ini digunakan untuk tujuan keuangan dalam rentang waktu 2 hingga 5 tahun.

Misalnya, setelah anak lahir rinci di usia berapa anak akan masuk sekolah. Pertimbangkan perlu tidaknya memberikan anak pendidikan pra sekolah atau kursus. Tujuan-tujuan tersebut harus segera dirinci agar bisa disediakan biayanya.

3. Sisihkan Sebagian untuk Dana Darurat

Dana darurat adalah dana yang dapat digunakan untuk kondisi tidak terduga, yang menyebabkan orang tua tidak bisa memperoleh pendapatan seperti biasanya.

Ini bisa terjadi akibat peristiwa khusus seperti bencana alam, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan sebagainya. Dana ini membantu orang tua tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup anak dan keluarga secara normal dalam situasi tidak terduga sekalipun.

Dana darurat yang harus dimiliki setidaknya cukup untuk menopang hidup sekeluarga selama enam bulan. Tentu jumlahnya tidak sedikit, sehingga dana darurat sebaiknya dialokasikan sedikit demi sedikit dari pendapatan bulanan.

Menyiapkan dana darurat bisa dilakukan dengan membuka rekening tabungan khusus yang ditabung setiap bulannya.

4. Investasikan Biaya Pendidikan

Biaya pendidikan atau uang sekolah anak umumnya selalu meningkat setiap tahun. Biaya pendaftaran sekolah yang sebelumnya hanya Rp1 juta di tiga tahun berikutnya bisa naik menjadi Rp3 juta atau lebih. Kondisi ini bisa terjadi karena inflasi.

Oleh karena itu, pertimbangkan untuk menginvestasikan biaya pendidikan anak dalam instrumen investasi yang minim risiko. Menurut HDFC Fund berinvestasi dapat membantu orang tua membangun kekayaan khususnya jika terjadi inflasi.

Tidak hanya untuk biaya pendidikan dasar, orang tua juga bisa memanfaatkan investasi untuk tujuan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi seperti kuliah. Beberapa orang tua memanfaatkan produk asuransi pendidikan, sedangkan tidak sedikit yang menginvestasikannya dalam deposito atau reksadana pasar uang.

5. Hindari Berhutang

Ketika ingin mengelola keuangan dengan baik sebisa mungkin hindari pinjaman atau hutang. Meskipun hutang memberikan bantuan saat terdesak hal ini terbukti merugikan di masa depan, khususnya jika tagihan kian menumpuk.

Hutang yang diberikan oleh sebagian besar penyedia jasa biasanya memiliki bunga dan konsekuensi denda yang cukup berat. Jika tidak segera dilunasi, maka hutang yang harus dilunasi semakin membengkak sehingga mengacaukan kondisi finansial.

Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari penggunaan produk berbasis hutang, seperti kartu kredit, paylater, atau pinjaman online.

6. Dapatkan Asuransi

Asuransi membantu orang tua dan anak memperoleh perlindungan ketika terjadi sesuatu, seperti sakit atau meninggal dunia. Jenis asuransi yang direkomendasikan untuk orang tua adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.

Asuransi kesehatan bekerja dengan cara mengkover sebagian atau seluruh biaya perawatan ketika tertanggung memerlukan tindakan medis tertentu. Ini nantinya dapat berguna ketika anak atau orang tua sakit sehingga dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan.

Sementara, asuransi jiwa manfaatnya diterima oleh keluarga tertanggung. Misalnya, ketika orang tua meninggal, anak-anak akan menerima sejumlah uang dari asuransi yang besarannya sesuai dengan perjanjian polis.

Baca juga artikel terkait TIPS KEUANGAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Yonada Nancy