tirto.id - Bagi yang ingin memulai investasi, bisa memilih reksadana pasar uang sebagai salah satu pilihan. Namun, sebelum membedah cara kerja reksadana pasar uang, Anda perlu tahu mengenai apa itu reksadana.
Reksadana adalah salah satu jenis investasi. Bentuk dari investasi ini adalah penghimpunan dana oleh sebuah badan hukum atau perusahaan dari masyarakat.
Menurut laman OJK, Dana yang dihimpun dari masyarakat ini kemudian dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi. Kemudian, dana itu akan diinvestasikan dalam bentuk surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Lantas, apa itu reksadana pasar uang? Artikel berikut ini akan membahasnya, termasuk cara kerja reksadana pasar uang dan tips memilih produknya.
Apa Itu Reksadana Pasar Uang?
Reksadana pasar uang (RDPU) adalah salah satu jenis reksadana di mana dana investor diinvestasikan dalam pasar uang. Investasi dalam bentuk RDPU ini tergolong investasi jangka pendek.
Manajer investasi yang bertanggung jawab sebagai pengelola uang investor akan menginvestasikan dana investor melalui instrumen pasar uang seperti deposito, surat utang (obligasi/sukuk), atau Sertifikat Bank Indonesia.
RDPU ini merupakan salah satu jenis produk reksadana yang memiliki tingkat risiko paling rendah. Meskipun RDPU risikonya rendah, namun seorang investor atau jika memilih RDPU sebagai produk investasi, maka tetap harus memiliki strategi berinvestasi yang mumpuni.
Kemudian, reksadana pasar uang berapa persen? Dari segi return, pada umumnya, RDPU ini memiliki return yang lebih tinggi ketimbang deposito.
Bunga deposito pada sejumlah bank BUMN berkisar 2-3% per tahun sebelum pajak. Sedangkan RDPU bunganya sekitar 5-6% per tahun. Dan, RDPU ini merupakan objek bebas pajak, sehingga tidak dikenakan pajak.
Selain berbentuk umum, RDPU juga ada yang berjenis syariah. Reksadana Pasar Uang Syariah adalah investasi dengan menggunakan instrumen pasar uang syariah dalam negeri dan/atau efek syariah berpendapatan tetap.
RDPU Syariah ini diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun.
RDPU Syariah ini memang sangat cocok untuk investasi jangka pendek. Atau, sangat pas bagi yang ingin menaruh dana darurat dengan kelebihan memperoleh keuntungan.
Pada RPDU Syariah ini tidak akan dikenakan denda jika ingin segera mencairkan dana. Ini sedikit berbeda dengan deposito atau pun tabungan berjangka lainnya.
Cara Kerja Reksadana Pasar Uang
Cara kerja reksadana pasar uang, yakni dana yang telah disetorkan investor, akan diterima dan dikumpulkan menjadi satu oleh manajer investasi.
Kemudian, seluruh dana tersebut akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam instrumen pasar uang. Caranya adalah melalui verifikasi investasi.
Verifikasi investasi sendiri adalah penyebaran modal dalam berbagai instrumen pasar uang. Penyebaran modal ini harus memperhatikan kesepakatan dan kondisi ekonomi yang sedang terjadi.
Manajer investasi perlu melakukan hal ini, karena risiko kerugian harus dibuat sekecil mungkin. Namun, jika salah satu instrumen investasi mengalami kerugian, maka dana lainnya akan tetap aman karena dana tersebut diinvestasikan dalam instrumen investasi yang berbeda.
Setelah itu, manajer investasi akan membuat laporan investasi kepada investor. Laporan investasi tersebut berisi hasil profit, kinerja instrumen, komposisi aset, dan portofolio efek.
Kemudian, setelah jatuh tempo, investor atau Anda sebagai penyetor dana, akan mendapatkan hasil investasi sesuai jumlah modal yang diinvestasikan.
Contoh Reksadana Pasar Uang
Beberapa contoh reksadana pasar uang atau produk reksadana pasar uang di antaranya adalah:
Deposito Bank
Surat Utang atau Obligasi
Dana yang disetorkan tersebut kemudian akan dipinjam oleh instrumen yang menerbitkan modal atau pembiayaan negara.
Surat Berharga Negara (SBN)
Sukuk
Karena menerapkan prinsip syariah, maka sistem profit yang dijanjikan oleh instrumen investasi sukuk itu akan berupa bagi hasil.
Lalu, bagaimanakah cara memilih produk RDPU?
Cara Memilih Produk Reksadana Pasar Uang
Ada beberapa cara atau tips yang bisa dilakukan jika ingin memilih produk RDPU. Berikut ini beberapa cara dan tips yang bisa dicermati saat memilih produk RDPU:
1. Mempelajari prospektus produk RDPU secara detail
Walau RDPU dikelola oleh manajer investasi, namun Anda harus tetap melakukan analisis dengan mempelajari prospektus produk RDPU guna melihat apakah produk RDPU yang akan dipilih itu menguntungkan atau tidak ke depannya.Prospektus RDPU sendiri adalah sebuah dokumen yang mencakup semua rincian informasi atau fakta mengenai produk reksadana yang akan diambil.
Dalam prospektus terdapat beberapa informasi seperti tanggal peluncuran produk, pengelolaan dana, rekam jejak, portofolio investasi, sampai dengan likuiditas reksadana yang dijalankan.
Berbagai informasi tersebut, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih produk RDPU seperti apa yang akan dipilih.
2. Mencermati jumlah dana yang dikelola atau AUM
AUM adalah Asset Under Management atau Dana Kelolaan. AUM ini perlu Anda jadikan pertimbangan saat ingin memilih produk RDPU.AUM sejatinya adalah total nilai pasar yang investor dapatkan setiap kali investor mempercayakan investasinya kepada manajer investasi. Semakin besar nominal AUM, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada produk RDPU dan manajer investasi pengelolanya. Oleh karena itu, AUM cukup relevan dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih produk RPDU yang tepat bagi Anda.
3. Memahami detail biaya yang dibebankan
Saat berinvestasi dengan produk RPDU, maka ada biaya pengelolaan yang dilakukan manajer investasi kepada Anda. Biaya untuk manajer investasi ini biasanya disebut sebagai management fee.Selain management fee, Anda mungkin juga akan dibebankan sejumlah biaya tambahan seperti, subscription fee, biaya pengalihan, dan biaya pencairan.
Berbagai biaya tambahan tersebut jelas akan mempengaruhi return yang akan didapatkan. Oleh karena itu, memahami detail biaya yang dibebankan kepada Anda, juga perlu dipahami saat memilih produk RDPU yang pas.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno