Indeks Penerbitan Surat Utang

Berdasarkan dokumen yang diterbitkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), penerbitan SUJP Danantara Tahun 2025 Tahap I terdiri dari dua seri.

Penerbitan Dim Sum Bond perdana ini dikatakan telah berhasil menarik minat dari investor global, termasuk investor dari dalam Cina.

Meski begitu, rendahnya yield atau imbal hasil surat utang pemerintah justru diklaim menjadi bukti kepercayaan investor, baik domestik maupun asing.

Pandu memastikan jika pembelian SBN menggunakan sebagian dividen perusahaan-perusahaan pelat merah hanya dilakukan sementara dan hanya untuk jangka pendek.

Danantara buka kemungkinan penerbitan surat utang lanjutan untuk membiayai proyek BUMN.

Menurut Purbaya, keputusan untuk menerbitkan obligasi luar negeri akan selalu mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan dan dampaknya terhadap nilai tukar.

Rosan mengklaim penerbitan Patriot Bond senilai Rp50 triliun telah fully subscribe atau ludes terjual.

Melalui penerbitan Patriot Bond, Danantara menargetkan bakal memperoleh dana segar sebesar Rp50 triliun pada Oktober mendatang.

Ekonom soroti risiko dana Patriot Bond justru diparkir di SBN, sehingga Danantara mendapatkan spread keuntungan tanpa perlu menggarap proyek lingkungan.

Danantara menargetkan perolehan dana sebesar Rp50 triliun dari Patriot Bond pada Oktober 2025.

Hasil penerbitan obligasi juga akan digunakan untuk proyek-proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) milik Danantara.

Nilai kepemilikan ini meningkat dari posisi akhir Juni 2025 yang sebesar Rp523,48 triliun.

Surat utang dengan nilai total 800 juta dolar Australia itu diterbitkan dengan tenor 5 tahun dan diklaim diminati oleh investor global.

Komposisi penerbitan didominasi oleh green bond senilai Rp31 triliun, lalu diikuti social bond Rp18,5 triliun.

Sri Mulyani mengaku belum dapat mengungkap secara detail terkait rencana penerbitan Kangaroo Bond.

PGEO berencana akan menerbitkan surat utang berwawasan hijau (green bonds) senilai 400 juta dolar AS atau setara dengan Rp6 triliun.

Pemerintah menerbitkan tiga Surat Utang Negara (SUN) global sebesar 3 miliar dolar AS atau Rp46,8 triliun dengan asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS.

Pemerintah pusat telah siapkan instrumen & mekanisme yang ketat guna mencegah kekacauan pemda dalam mengelola utang.

Sri Mulyani sebut penerbitan surat utang sampai Maret 2021 sudah mencapai lebih dari separuh target penerbitan semester I 2021.

Pembelian SUN ini merupakan implementasi dari skema burden sharing pemerintah dan BI dalam upaya pembiayaan penanganan dampak COVID-19.