tirto.id - Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang asing Chinese Renminbi atau Dim Sum Bonds dengan nilai CNH6 miliar (6 miliar yuan) atau sekitar Rp13,97 triliun (kurs Rp2.328,37 per yuan).
Penerbitan SUN dalam mata uang Renminbi perdana itu dilakukan dengan format SEC Shelf Registered alias sudah mendapat izin dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk mendaftarkan efeknya terlebih dulu dan menjualnya secara bertahap di masa mendatang, tanpa perlu mendaftar ulang setiap kali akan menjualnya.
“Transaksi ini menandai keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan penerbitan Global Bonds berformat SEC-registered untuk kedelapan belas kalinya,” tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dikutip Jumat (24/10/2025).
Sementara itu, Dim Sum Bonds diterbitkan dalam dua seri, RICNH1030 dengan tenor 5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 31 Oktober 2030 dan nominal penerbitan senilai CNH3,5 miliar, kupon 2,5 persen, serta imbal hasil (yield) 2,5 persen. Kemudian, ada pula RICNH1035 dengan tenor 10 tahun dan tanggal jatuh tempo 31 Oktober 2035. Seri ini diterbitkan dengan nominal CNH2,5 miliar dan kupon 2,9 persen.
“Dengan memanfaatkan kondisi pasar obligasi berdenominasi Renminbi (CNH) yang dinamis dan sentiment positif di pasar keuangan global, pemerintah mengumumkan pembukaan masa penawaran SUN berdenominasi CNH pada tanggal 23 Oktober 2025,” tambah DJPPR.
Penerbitan Dim Sum Bond perdana ini dikatakan telah berhasil menarik minat dari investor global, termasuk investor dari dalam Cina. Tingginya minat investor tersebut terlihat dari total final pemesanan Dim Sum Bonds (orderbook) yang mencapai CNH18 miliar atau sekitar Rp41,91 triliun.
“Tingginya minat investor tersebut memungkinkan pemerintah untuk menatapkan tingkat imbal hasil (yoeld) akhir yang lebih kompetitif dibandingkan level penawaran awal (Initial Price Guidance), dengan penurunan sebesar 45 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 40 bps untuk tenor 10 tahun. Dengan demikian, yield akhir untuk tenor 5 tahun tercatat sebesar 2,5 persen, sementara tenor 10 tahun 2,9 persen,” tulis DJPPR.
Sementara itu, Dim Sum Bond diterbitkan sebagai diversifikasi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) sekaligus memperluas basis investor global. Sebab, minat investor asing pada instrument surat utang pemerintah ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi, prospek pertumbuhan, serta kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia.
“Hasil penerbitan obligasi ini secara umum akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2025,” tutup DJPPR.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































