tirto.id - Debit dan kredit merupakan istilah yang umum digunakan dalam penyusunan buku kas keuangan perusahaan. Debit dan kredit membantu menggambarkan arus keluar-masuknya uang dan besaran nilainya secara sistematis.
Debit dan kredit dalam buku kas keuangan adalah dua bentuk transaksi yang bertolak belakang. Sisi debit mengacu pada bertambahnya jumlah uang sedangkan kolom kredit ditulis sesuai nilai uang yang keluar.
Contoh debit dan kredit dalam buku kas dapat digambarkan lewat peristiwa transaksi penerimaan dan pembayaran.
Misalnya, jika perusahaan berhasil menjual barang atau jasa, pencatatan yang dilakukan adalah debit. Sementara itu, ketika perusahaan membayar biaya operasional bulanan, seperti listrik, air, dan gaji pegawai, pencatatan dilakukan di kolom kredit.
Pengertian Debit dan Kredit dalam Buku Kas
Indrastuti Ristiyani, dkk. dalam Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (2023) menyebut bahwa debit dan kredit adalah mekanisme sistem pencatatan berpasangan (double entry system).
Mekanisme pencatatan berpasangan ini melibatkan minimal dua atau lebih akun keuangan dengan nilai yang sama antara debit dan kredit. Akun adalah sebuah media yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyebabkan perubahan aset.
Jenis transaksi yang dicatat dalam akun adalah utang, ekuitas, pendapatan, dan beban. Akun memiliki bentuk seperti huruf T (T account). Bagian sebelah kiri akun disebut debit sedangkan yang berada di sisi kanan disebut kredit.
Bagian sebelah kiri akun atau sisi debit menggambarkan aset. Sementara itu, bagian kanan akun atau kredit menggambarkan kewajiban dan ekuitas/modal.
Berdasarkan persamaan dasar akuntansi, setiap komponen aktiva, kewajiban, dan ekuitas atau modal harus seimbang. Karenanya, penyusunan buku kas debit maupun kredit juga harus seimbang.
Johar Arifin dalam Menyusun Laporan Keuangan untuk UKM dengan Microsoft Excel (2008) menjelaskan, debit dan kredit bisa diartikan sebagai pola bertambah atau berkurangnya nilai uang dalam kas sesuai aktivitas transaksinya.
Debit dikatakan bertambah dalam akun kelompok aktiva dan biaya. Namun, debit juga bisa dikatakan berkurang pada kelompok akun utang, modal, dan pendapatan.
Di sisi lain, kredit dikatakan bertambah pada kelompok akun utang, modal, dan pendapatan. Namun, kredit juga bisa dibilang berkurang pada kelompok akun aktiva dan biaya.
Contoh Debit dan Kredit dalam Buku Kas
Debit dan kredit dalam buku kas bisa digambarkan sesuai situasi keuangannya. Berikut contoh debit dan kredit buku kas keuangan perusahaan:
Contoh debit dan kredit ke-1
PT Sukses membeli perlengkapan kantor secara tunai sebesar Rp5 juta dengan bukti nota kontan.Transaksi tersebut menyebabkan aset berupa perlengkapan bertambah, namun dari sisi kas berkurang. Akuntan PT Sukses mencatat transaksi tersebut ke dalam rekening perlengkapan dan rekening kas.
Pada rekening atau kolom perlengkapan, transaksi pembelian dimasukkan ke sisi debit sebab perlengkapan PT Sukses mengalami pertambahan. Transaksi itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Peralatan | |
Debit | Kredit |
Rp5.000.000 |
Pada rekening kas, transaksi pembelian dimasukkan ke sisi kredit sebab uang perusahaan PT Sukses mengalami pengurangan akibat pembelian peralatan. Berikut contoh penulisan kredit dalam kas keuangannya:
Kas | |
Debit | Kredit |
Rp5.000.000 |
Contoh debit dan kredit ke-2
Pada 14 Agustus 2023, Perusahaan Komunikasi membeli peralatan kantor secara kredit dengan bukti faktur senilai Rp7,8 juta.Transaksi tersebut menyebabkan aset berupa peralatan bertambah, begitu pula dengan kewajiban berupa utang. Akuntan Perusahaan Komunikasi mencatat transaksi tersebut dalam rekening peralatan dan rekening kas.
Pada rekening perlengkapan, transaksi pembelian peralatan kantor tersebut dicatat di sisi debit, seperti berikut:
Peralatan | |
Debit | Kredit |
Rp7.800.000 |
Pada rekening kas, transaksi pembelian dengan utang dimasukkan ke sisi kredit, seperti berikut:
Utang usaha | |
Debit | Kredit |
Rp7.800.000 |
Contoh debit dan kredit ke-3
Tuan Tirto menyetor uang tunai pribadinya ke dalam kas perusahaan sebesar Rp10 juta dengan bukti kepemilikan modal.Transaksi ini menyebabkan kas perusahaan bertambah Rp7 juta. Kemudian, Akuntan mencatatnya ke rekening kas dan rekening modal.
Pada rekening kas, penyaluran dana tersebut dicatat di sisi debit sebagai berikut:
Kas | |
Debit | Kredit |
Rp10.000.000 |
Pada rekening modal Tuan Tirto, penyaluran dana yang sama dicatat di sisi kredit, sebagai berikut:
Modal Tuan Tirto | |
Debit | Kredit |
Rp10.000.000 |
Contoh debit dan kredit ke-4
Toko Getuk mendapat pesanan 50 boks getuk senilai Rp1,7 juta dan sudah dibayar di muka pada 30 Juli 2023.Kemudian, pada 31 Juli 2023 Toko Getuk membeli bahan baku singkong segar senilai Rp700 ribu untuk memenuhi pesanan.
Akuntan Toko Getuk mencatatkan transaksi tersebut dalam buku catatan jual beli sebagai berikut:
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit | Saldo |
30/06/2023 | Jual produksi getuk | Rp1.700.000 | 1.700.000 | |
31/06/2023 | Beli bahan baku (singkong) | Rp700.000 | (Rp1.000.000)* |
Contoh debit dan kredit ke-5
Pada 10 Agustus 2023, Toko Buku Cerdas memperoleh pendapatan Rp150 ribu dari hasil penjualan buku. Lalu, pada 12 Agustus 2023, Toko Buku Cerdas harus membayar listrik sebesar Rp200 ribu.Kemudian, pada 15 Agustus 2023 Toko Buku Cerdas melunasi pembayaran PDAM sebesar Rp50 ribu. Akuntan Toko Buku Cerdas mencatat transaksi-transaksi tersebut di dalam buku catatan pengeluaran dan pendapatan, sebagai berikut:
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit | Saldo |
10/82023 | Jual buku | Rp150.000 | Rp150.000 | |
12/08/2023 | Bayar listrik | Rp200.000 | (Rp50.000)* | |
15/08/2023 | Bayar PDAM | Rp50.000 | (Rp100.000)* |
*Catatan: Dalam ilmu Akuntansi, simbol tanda kurung digunakan untuk menunjukkan angka negatif atau minus.
Editor: Fadli Nasrudin