tirto.id - Gaya hidup boros berarti menggunakan uang secara berlebihan, tidak sesuai kebutuhan, atau bahkan melebihi jumlah penghasilan.
Sifat boros bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, karena itu gaya hidup seperti ini biasanya melekat pada penduduk di kota-kota besar yang memiliki fasilitas lengkap.
Kemudahan dalam mendapatkan sesuatu (barang/ jasa) akan memicu seseorang untuk menjadi lebih konsumtif. Faktor lain yang berpengaruh adalah pergaulan.
Ketika dikelilingi oleh orang-orang yang konsumtif, maka Anda pun bisa 'ketularan' untuk menggunakan uang secara berlebihan. Salah satu alasannya adalah agar bisa menyamai atau berada di level yang sama dengan teman-teman sekitar.
Ciri-ciri dari gaya hidup boros adalah menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak termasuk kebutuhan utama. Misalnya membeli ponsel baru meskipun yang lama masih berfungsi dengan baik, atau belanja suatu barang hanya karena tergiur promo diskon.
Jika kebiasaan seperti ini tidak segera diubah, maka akan berujung pada dampak negatif yang bisa merugikan diri sendiri.
Dampak Negatif Gaya Hidup Boros
Berikut adalah beberapa contoh dampak buruk dari gaya hidup boros:
1. Tidak punya tabungan
Hidup boros berarti menggunakan uang tanpa batasan. Hal ini menyebabkan orang boros sulit menyisihkan uang untuk ditabung. Padahal, menabung adalah kebiasaan baik yang bisa menyelamatkan kondisi keuangan di masa depan.
2. Tidak memiliki dana darurat
Fungsi dana darurat mirip seperti tabungan, namun hanya digunakan saat seseorang mengalami hal buruk yang tidak terduga, misalnya sakit, kecelakaan, mengalami PHK, dll. Jadi, apabila kondisi darurat itu tidak terjadi, dana darurat juga tidak boleh dipakai.
Namun seseorang yang punya gaya hidup boros tidak akan bisa memiliki dana darurat. Pertama, ia tidak terbiasa menabung sehingga sulit mengumpulkan dana darurat. Kedua, kalaupun bisa mengumpulkan dana darurat, gaya hidup boros akan membuatnya langsung menggunakan dana tersebut untuk hal-hal lain.
3. Kondisi keuangan memburuk
Saat seseorang bergaya hidup boros, bahkan sampai melebihi kemampuannya, maka dampak buruk yang pasti akan terjadi adalah krisis finansial. Ketika pengeluaran yang berlebih tidak diimbangi dengan penghasilan yang lebih besar, maka jumlah uang yang dimiliki lama-lama akan habis.
4. Terjerat hutang
Orang boros yang kehabisan uang biasanya akan tergoda untuk berhutang. Saat ini kemudahan kredit barang, termasuk layanan pembayaran paylater, semakin marak.
Hal-hal seperti ini sebenarnya cukup berbahaya bila dimanfaatkan oleh orang boros yang tidak bisa mengelola keuangan. Akibat yang paling fatal adalah menumpuknya hutang serta tagihan yang tidak bisa dibayar.
5. Memicu stres
Dampak lanjutan dari rusaknya finansial dan hutang yang menumpuk adalah munculnya rasa stres. Sementara rasa stres juga akan berpengaruh pada kesehatan fisik yang mungkin akan terus menurun.
6. Muncul konflik keluarga dan pertemanan
Gaya hidup boros secara tak langsung juga bisa menimbulkan konflik dalam keluarga maupun merusak hubungan pertemanan. Kondisi keuangan yang buruk sering menciptakan perselisihan antar anggota keluarga.
Hubungan pertemanan juga akan rusak ketika orang boros meminjam uang pada kawan-kawannya dan tak bisa membayar hutangnya tepat waktu. Jadi, gaya hidup boros tak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga berimbas kepada orang lain.
Cara Menghindari Hidup Boros
Satu-satunya cara untuk menghindari gaya hidup boros adalah dengan berhemat. Berikut adalah beberapa tips agar bisa bergaya hidup hemat:
1. Biasakan menabung
Menabung adalah hal yang wajib dilakukan jika tidak mau mengalami krisis keuangan. Biasakan pula menabung ketika baru menerima uang gaji.
Alokasikan sekitar 20 persen dari gaji untuk ditabung, selebihnya bisa dipakai belanja atau untuk kebutuhan lain. Jika setelah belanja masih ada sisa uang, uang tersebut juga bisa dimasukkan ke dalam tabungan.
2. Tentukan budget pengeluaran
Buatlah daftar pengeluaran setiap bulannya. Catat pengeluaran tetap yang tak bisa dihindari, misalnya biaya listrik, air, keperluan dapur, dll.
Tetapkan jumlah uang belanja bulanan dan belilah barang tanpa melebihi anggaran yang sudah ditentukan. Jika budget kurang, jangan langsung menambah uang, tapi sebisa mungkin kurangi daftar barang belanjaan sehingga tetap sesuai budget.
3. Beli barang sesuai kebutuhan
Jangan mudah tergiur dengan promo apapun, baik itu diskon, cashback, atau yang lainnya, kecuali barang tersebut masuk dalam daftar belanja wajib. Usahakan sebisa mungkin menahan keinginan ketika hendak membeli suatu barang yang tidak termasuk kebutuhan primer.
Sekalipun ingin selfreward alias memberi hadiah untuk diri sendiri, pastikan membeli barang yang memang sedang dibutuhkan. Tipsnya, terapkan masa tunggu sebelum membeli barang tersebut.
Jadi saat ingin membeli barang tertentu, jangan langsung membelinya. Tahanlah keinginan tersebut dalam jangka waktu tertentu, misalnya 2 minggu, 1 bulan, atau bahkan lebih.
Selama menunggu, pikirkan baik-baik apakah barang tersebut memang dibutuhkan dan layak untuk dibeli. Biasanya, hasrat atau keinginan membeli akan hilang seiring dengan berjalannya waktu.
Jika terjadi demikian, itu tandanya Anda tidak benar-benar butuh barang tersebut. Kebiasaan menerapkan masa tunggu seperti ini juga akan melatih Anda untuk tidak konsumtif.
4. Hindari hutang atau kredit
Hutang adalah pintu darurat, jadi bila tidak sedang dalam kondisi yang benar-benar terdesak, sebaiknya hindari hutang dalam bentuk apapun. Jangan pula tergiur oleh kredit, paylater, atau semacamnya. Biasakanlah berbelanja ketika ada kebutuhan dan memang punya uang, bukan karena keinginan dan ada kemudahan berhutang.
5. Berburu diskon dan tempat belanja murah
Saat hendak membeli kebutuhan sehari-hari, pilihlah tempat belanja yang terkenal murah. Misalnya ingin membeli bahan makanan, lebih baik belanja di pasar tradisional ketimbang masuk supermarket.
Berburu promo diskon juga boleh dilakukan untuk barang-barang yang memang dibutuhkan. Jika bisa belanja barang dengan harga terjangkau, maka akan ada sisa uang yang bisa masuk ke dalam tabungan.
6. Bawa bekal saat keluar rumah
Tips kecil yang satu ini juga sangat dianjurkan jika benar-benar ingin berhemat. Bagi Anda yang punya kemampuan memasak, sebaiknya membawa bekal makanan dan minuman sendiri ketika keluar rumah.
Usahakan untuk tidak membeli makanan apapun di luar rumah untuk menekan pengeluaran.
7. Tak perlu gengsi
Salah satu faktor yang memicu gaya hidup boros adalah gengsi. Tapi jika benar-benar ingin hemat dan menyelamatkan keuangan, sebaiknya jangan turuti gengsi.
Terkadang orang membeli barang hanya untuk mengikuti tren, ingin diterima dalam pergaulan, atau demi mendapatkan perhatian orang lain. Hindarilah hal-hal semacam ini jika Anda ingin berhemat.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari