tirto.id - Abu Musa Jabir bin Hayyan, dikenal pula dengan nama Geber bagi khalayak Barat, merupakan seorang ilmuwan muslim yang kerap disebut sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern. Lantas, bagaimana sejarah hidup atau biografi Jabir bin Hayyan dan apa saja karya yang dihasilkannya?
Sejarah mencatat, pernah ada masa di tanah Arab menjadi tempat ilmu pengetahuan berkembang pesat. Banyak penemuan dari tokoh-tokoh muslim yang dijadikan pijakan dalam perkembangan sains modern, salah satunya adalah Jabir bin Hayyan.
Jabir bin Hayyan merupakan salah satu alkemis terbesar tanah Arab pada abad ke-8 Masehi. Alkimia, bidang yang digeluti Jabir bin Hayyan, merupakan sebuah cabang ilmu spekulatif (protosains) yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, pengobatan, mistisisme, hingga agama.
Biografi Singkat Jabir bin Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan lahir di Tus, sebuah kota di Persia (kini wilayah Iran), pada 721 Masehi. Ia merupakan anak dari seorang tabib bernama Hayyan Al-Azdi. Namun, kehidupan Jabir bin Hayyan sebagai alkemis tak bermula dari Tus atau kota-kota lain di Persia, melainkan di Yaman.
Jabir bin Hayyan meninggalkan Persia menuju Yaman setelah ayahnya dijatuhi hukuman mati oleh Kekhalifahan Umayyah. Hayyan Al-Azdi dieksekusi lantaran kedapatan mendukung revolusi yang dilakukan Dinasti Abbasiyah.
Yaman menjadi tempat Jabir bin Hayyan mempelajari banyak hal. Di bawah bimbingan sosok ulama besar Harbi Al-Himyari, Jabir bin Hayyan belajar tentang Alquran, matematika, dan ilmu-ilmu lainnya.
Jabir bin Hayyan kemudian pergi ke Kufa, Irak, setelah Kekhalifahan Umayyah jatuh dan digantikan dengan Kekhalifahan Abbasiyah. Di Kufa, Jabir bin Hayyan disebut berguru kepada Ja'far Al-Sadiq. Dari gurunya ini, Jabir bin Hayyan memperdalam ilmu-ilmu pengobatan, filsafat, astronomi, dan alkimia.
Alkimia berkutat pada perubahan dan pembentukan sebuah zat. Para alkemis berlomba untuk menemukan unsur pembentuk batu filosof (sebuah batu mitos yang dipercaya dapat mengubah logam biasa menjadi emas), dan panacea universal (mitos obat yang dapat menyembuhkan segala penyakit).
Meskipun nama Jabir bin Hayyan besar karena ilmu spekulatif, teori-teorinya atas unsur pembentuk logam atau sifat beberapa larutan menjadi batu pijakan perkembangan ilmu kimia modern.
Berkat teori-teori dan karya-karyanya di ranah alkimia itu, Jabir bin Hayyan disebut-sebut sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab, bahkan tak jarang yang menyematkan gelar Bapak Ilmu Kimia Modern kepadanya.
Misteri Karya Jabir bin Hayyan
Jabir bin Hayyan merupakan nama yang besar pada masanya, namun sepak terjang sang alkemis tanah Arab diselimuti mitos dan misteri.
Salah satu misteri keilmuan Jabir adalah jumlah fantastis karya tulis yang menggunakan nama Jabir bin Hayyan sebagai penulisnya yang mencapai 3.000 karya tulis.
Sejarawan Paul Kraus, sebagaimana dicatat dalam Britannica, menilai angka tersebut tidak mungkin ditulis oleh Jabir bin Hayyan sendirian.
Dasar argumen Kraus adalah bahwa 3.000 karya tulis tersebut memiliki banyak perbedaan dalam hal gaya maupun tema tulisan, serta kebanyakan karya tulis tersebut dibuat pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi, atau jauh setelah Jabir bin Hayyan wafat.
Oleh karena itu, ribuan karya tulis tersebut kemudian dikenal sebagai korpus Jabirian, kumpulan karya tulis para Jabirian alias para pengikut atau penggemar Jabir bin Hayyan.
Misteri lain dari Jabir bin Hayyan adalah bukunya yakni Al Ahjar (buku tentang bebatuan). Kitab Al Ahjar ditulis Jabir bin Hayyan menggunakan bahasa kode rahasia yang kemungkinan hanya dapat dipahami oleh orang satu perguruannya saja.
Kendati demikian, banyak pula karya tulis yang dapat dipastikan ditulis oleh Jabir bin Hayyan, di antaranya adalah At-Tajmi' (tentang Konsentrasi), Az-Zi’baq As-Syarqi (Air Raksa Timur), Ar-Rahmah, Al-Kimya (buku tentang kimia), dan Al-Sabe’en (The Book of the Seventy).
Al-Sabe'en (The Book of the Seventy) bahkan mendapatkan pengaruh begitu luas di kalangan Eropa setelah diterjemahkan ke bahasa latin pada abad ke-12 M. Masuknya buku ini di Eropa disebut-sebut telah memengaruhi perkembangan kimia modern.
Pengaruh Jabir bin Hayyan dalam dunia alkimia bertahan hingga berabad-abad setelah kematiannya pada awal abad ke-9, terutama di kawasan Eropa.
Pada abad ke-13 M, atau 400 tahun setelah kematian Jabir bin Hayyan, terbit sebuah buku berjudul Summa perfectionis magisterii (The Sum of Perfection or the Perfect Magistery). Buku ini ditulis oleh seorang anonimus dan mendapat pengaruh yang begitu luas.
Summa perfectionis magisterii bahkan disebut-sebut sebagai buku alkimia terbesar di Eropa pada abad pertengahan. Satu dugaan kuat menyebut bahwa sang anonimus merupakan seorang biarawan Fransiskan bernama Paul of Taranto dari Italia.
Namun, siapa pun penulis buku tersebut, sang penulis memilih menggunakan nama pena Geber yang merupakan bahasa latin untuk menyebut Jabir, alias sebutan orang-orang Barat terhadap sosok Jabir bin Hayyan.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Iswara N Raditya