Menuju konten utama

Daftar 15 Tokoh Ilmuwan Islam & Karyanya dalam Ilmu Pengetahuan

Terdapat 15 tokoh ilmuwan muslim yang telah berkontribusi dalam ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Berikut nama 15 ilmuwan muslim dan penemuannya.

Daftar 15 Tokoh Ilmuwan Islam & Karyanya dalam Ilmu Pengetahuan
Ibnu Sina. Selain dia, ada daftar 15 tokoh ilmuwan muslim lain yang memiliki pengaruh penting dalam berbagai bidang pengetahuan. tirto.id/Sabit

tirto.id - Umat Islam memiliki sejumlah tokoh ilmuwan muslim yang ahli dalam bidang tertentu, mulai dari kedokteran, astronomi, fisika hingga filsafat. Simak artikel ini untuk melihat nama-nama ilmuwan muslim dan penemuannya.

Beberapa cendekiawan muslim ini muncul di wilayah Turki, Arab, dan Persia pada masa kejayaan Islam (622-1258 M). Salah satunya Ibnu Sina, yaitu tokoh ilmuwan muslim yang memperoleh julukan Aviccenna di dunia Barat.

Pada masa itu, banyak universitas Eropa yang menggunakan karya Ibnu Sina bertajuk Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine) sebagai referensi. Selain dia, masih terdapat ilmuwan muslim lain yang penemuannya menjadi tonggak sejarah bagi ilmu pengetahuan dunia.

Daftar 15 Tokoh Ilmuwan Islam dan Karyanya

Membaca biografi tokoh ilmuwan muslim dapat membantu peserta didik untuk memahami nama dan sejarah cendekiawan Islam. Dikutip dari Muslim Scholars and Scientists, salah satu cendekiawan tersebut adalah Jabir Ibn Haiyan.

Berikut sejumlah 15 tokoh ilmuwan muslim dan penemuannya.

1. Jabir Ibn Haiyan

Jabir Ibn Haiyan adalah alkemis Geber dari Abad Pertengahan yang dikenal sebagai Bapak Kimia. Umat Islam juga menyebutnya sebagai al-Harrani, al-Sufi, atau attar (putra apoteker).

Tanggal pasti kelahirannya adalah subjek dari beberapa diskusi, tetapi ditetapkan bahwa ia berlatih kedokteran dan kimia di Kufah sekitar 776 M. Ia mempelajarinya dari Imam Ja'far Sadiq dan pangeran Umayyah Khalid Ibn Yazid.

Selain itu, ia juga pernah mengenyam studi kedokteran di bawah perlindungan Wazir Barmaki selama Kekhalifahan Abbasiyah Haroon al-Rashid. Kemudian meninggal pada 803 M silam.

Penemuan Jabir Ibn Haiyan yang memiliki tajuk Al-Khawash al-Kabir sekarang disimpan di Museum Britania Inggris. Sementara buku berjudul Al-Ahjar terdapat di Prancis.

2. Al-Khawarizmi

Abu Abdullah Mohammad Ibn Musa al-Khawarizmi lahir di Khawarizm (Kheva), selatan laut Aral. Informasi mengenai kehidupan awalnya sedikit diketahui, kecuali fakta bahwa orang tuanya telah bermigrasi ke suatu tempat di selatan Baghdad.

Tanggal pasti kelahiran dan kematiannya juga tidak diketahui, tetapi ditetapkan bahwa ia berkembang di bawah Al-Mamun di Baghdad melalui tahun 813-833. Kemungkinan, ia meninggal sekitar tahun 840 M.

Al-Khawarizmi adalah seorang matematikawan, astronom, dan ahli geografi. Semasa hidupnya, ia juga pernah mendirikan berapa cabang serta konsep dasar matematika.

Salah satu penemuan Al-Khawarizmi adalah algoritma dalam matematika. Dia juga mendapatkan gelar sebagai Bapak Aljabar Dunia karena berperan dalam penemuan rumus aljabar.

3. Al-Kindi

Abu Yousuf Yaqub Ibn Ishaq al-Kindi lahir di Kufah sekitar tahun 800 M. Ayahnya adalah pejabat Haroon al-Rashid.

Al-Kindi merupakan kontemporer al-Mamun, al-Mu'tasim, dan al-Mutawakkil. Ia telah menulis beberapa karya tentang aritmetika dan geometri.

Beberapa di antaranya adalah angka India, keselarasan angka, garis dan perkalian dengan angka, dan jumlah relatif. Kemudian proporsi, waktu, prosedur numerik, serta pembatalan.

Penemuan Al-Kindi salah satunya bertajuk Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages. Ia mendapatkan julukan Bapak Kriptografi karena karya tersebut, bahkan pengetahuan darinya kini digunakan dalam kriptanalisis.

4. Al-Dinawari

Abu Hanifa al-Dinawari (wafat pada 895 M) tinggal di Andalusia. Berbeda dari sejumlah tokoh ilmuwan muslim secara umum, Al-Dinawari merupakan salah satu umat Islam Spanyol.

Karyanya mengenai 400 tanaman telah diketahui oleh sarjana Jerman: Silberberg dalam tesis di Breslau pada tahun 1908. Kini, ia kerap disapa sebagai Bapak Pertanian Islam atau Bapak Ilmu Botani.

Al-Dinawari merangkum penemuannya tentang ilmu pertanian atau botani di Kitab Al-Nabat. Ketika ia masih hidup, para pakar pertanian Islam sedang dalam kondisi keemasannya.

5. Tsabit Ibn Qurra

Tsabit Ibn Qurra Ibn Marwan al-Sabi al-Harrani lahir pada tahun 836 M di Harran (sekarang Turki). Tsabit berkontribusi pada beberapa cabang ilmu pengetahuan, terutama matematika, astronomi, dan mekanika.

Selain itu, Tsabit Ibn Qurra juga menerjemahkan sejumlah besar karya dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Tsabit meninggal di Baghdad pada tahun 901 M atau ketika usianya sekitar 66 tahun.

Ia banyak menorehkan prestasi di bidang matematika, misalnya melalui Kitab al-Mafrudat yang membahas seputar data. Dia juga pernah menulis Buku Keseimbangan Balok sehingga disebut Pendiri Ilmu Keseimbangan.

6. Al-Tabari

Al-Tabari menggunakan nama keluarga Ali Bin Rabban adalah Abu al-Hasan, sementara nama lengkapnya Abu al-Hasan Ali Bin Sahl Rabban al-Tabari. Lahir pada tahun 838 M, ayahnya yang bernama Sahl merupakan keluarga Yahudi.

Secara profesional Sahl adalah seorang dokter yang meraih kesuksesan dengan buku medis berjudul Firdaus al-Hikmat. Ia menemukan fakta bahwa tuberkulosis pada paru-paru manusia bersifat menular.

Dia juga menguasai seni kaligrafi, astronomi, filsafat, matematika, dan sastra. Tokoh ilmuwan muslim ini meninggal dunia di daerah Samarra (sekarang kota di negara Irak).

7. Abu Abdullah Al-Battani

Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan al-Battani al-Harrani lahir sekitar tahun 858 M di Harran. Menurut suatu catatan, ia lahir di Battan yang merupakan sebuah Negara Bagian di Harran.

Battani pertama kali mendapatkan ajaran dari ayahnya, Jabir Ibn San'an al-Battani, seorang ilmuwan terkenal. Kemudian, Al-Battani menjadi seseorang yang memiliki wawasan luas soal astronomi.

Salah satu penemuannya terangkum dalam buku berjudul Kitab al-Zij atau Kitab Astronomi. Melalui buku itu, Al-Battani menjabarkan tentang periode waktu satu tahun yang mencapai 365 hari 5 jam 48 menit 24 detik.

8. Al-Farghani

Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani lahir di Farghana, Transoxiana. Tokoh ilmuwan muslim ini merupakan salah satu astronom terkemuka yang mengabdi pada al-Mamun dan penerusnya.

Dia menulis Elements of Astronomy, suatu buku tentang gerak langit dan ilmu menyeluruh tentang bintang-bintang. Bukunya sudah mengalami transliterasi atau terjemahan ke dalam bahasa Latin mulai abad ke-12, kemudian memengaruhi ilmu astronomi Eropa.

9. Al-Razi

Abu Bakar Mohammad Ibn Zakariya al-Razi (864-930 M) lahir di Ray, Iran. Tokoh ilmuwan muslim ini awalnya memiliki minat pada musik, tetapi juga belajar kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan filsafat.

Ia mempelajari bidang-bidang tersebut dari seorang mahasiswa bernama Hunayn Ibn Ishaq. Selain itu, ia juga pernah belajar di bawah bimbingan Abu al-Hasan Ali Bin Sahl Rabban al-Tabari.

Razi adalah seorang hakim, alkemis, dan filsuf. Di bidang kedokteran, kontribusinya begitu signifikan sehingga hanya bisa dibandingkan dengan cendekiawan Ibnu Sina.

Beberapa karyanya di bidang kedokteran misalnya adalah Kitab al-Mansoori, Al-Hawi, Kitab al-Mulooki, dan Kitab al-Judari wa al-Hasabah.

10. Al-Farabi

Abu Nasr Mohammad Ibn al-Farakh al-Farabi lahir di sebuah desa kecil Wasij, dekat Farab di Turkistan pada tahun 259 H (870 M). Orang tuanya keturunan Persia, tetapi nenek moyangnya telah bermigrasi ke Turkistan.

Masyarakat Eropa mengenalnya sebagai al-Phrarabius yang memiliki arti putra seorang jenderal. Ia telah memberikan kontribusi besar untuk ilmu pengetahuan di bidang filsafat, logika, sosiologi, kedokteran, matematika, dan musik.

Salah satu penemuan penting Farabi adalah membuat studi logika lebih mudah dengan membaginya menjadi dua kategori. Di antaranya adalah Takhayyul (gagasan) dan Thubut (bukti).

11. Al-Masu’di

Abul Hasan Ali Ibn Husain Ibn Ali Al-Masu'di adalah keturunan Abdallah Ibn Masu'd, sahabat Nabi Muhammad SAW. Masu'di merupakan ahli geografi, fisikawan, dan sejarawan.

Ia lahir sekitar dekade terakhir abad ke-9 Masehi, tetapi tanggal pasti kelahirannya tidak diketahui. Dia adalah seorang Arab Mutazilah yang menjelajahi negeri-negeri jauh.

Al-Masu'di meninggal pada 957 M di Kairo, Mesir. Salah satu temuannya adalah buku berjudul Muruj al-Thahab, suatu karya yang menjelaskan rinci tentang geografi dan sejarah negara-negara yang pernah dikunjungi.

12. Al-Zahrawi

Cendekiawan dari dataran Eropa lebih mengenal Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi sebagai Abulcasis. Bapak Ilmu Bedah ini lahir pada tahun 936 M di Zahra, suatu daerah di sekitar Cordova.

Dia menjadi salah satu ahli bedah paling terkenal di era Muslim dan menjadi dokter Raja Al-Hakam-II dari Spanyol. Setelah menjalani karier medis yang panjang dan sukses, ia meninggal pada tahun 1013 M.

El Zahrawi adalah orang pertama yang menggambarkan apa yang disebut posisi walcher dalam kebidanan. Ibu melahirkan harus berbaring dengan punggung disangga serta kaki menggantung.

Ia juga orang pertama yang menggambarkan lengkung gigi, penekan lidah, kateter timbal, keadaan herediter di sekitar hemofilia. Dia menggambarkan pula ligatur pembuluh darah jauh sebelum Ambroise Pare.

13. Al-Buzjani

Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al-Buzjani lahir di Buzjan, Nishapur pada 940 M. Ia berkembang sebagai ahli matematika dan astronom terkemuka di Baghdad.

Ia belajar matematika di Baghdad. Al Buzjani melakukan migrasi ke wilayah Irak, kemudian menetap di sana sampai kematiannya (997/998 M).

Kontribusi utama Abul Wafa terletak pada beberapa cabang matematika, terutama geometri dan trigonometri. Di antaranya meliputi pemecahan masalah geometri dengan pembukaan kompas, konstruksi bujur sangkar yang setara dengan bujur sangkar lainnya, dan masih banyak lagi.

14. Al-Haitham

Abu Ali Hasan Ibn al-Haitham adalah salah satu fisikawan yang berkontribusi dalam perkembangan bidang optik dan metode ilmiah luar biasa. Di kawasan Eropa, cendekiawan mengenalnya sebagai Alhazen.

Ibn al-Haitham lahir pada tahun 965 M di Basrah, kemudian mendapatkan pengajaran di wilayah Basrah dan Baghdad. Sebelum debut di dunia optik dan kamera, ia terlebih dahulu mempelajari karakteristik cahaya.

Hasil terobosan pembelajarannya berhasil menciptakan konsep kamera obscura. Seiring perkembangan zaman, konsep kamera obscura pun menjadi cikal bakal kelahiran kamera modern.

15. Al-Mawardi

Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn Habib al-Mawardi lahir di Basrah pada tahun 972 M. Dia mengenyam pendidikan pertama kali di Basrah, khususnya setelah menyelesaikan pendidikan dasar.

Dia mempelajari berbagai pandangan fikih dari seorang ahli hukum bernama Abu al-Wahid al -Simari. Kemudian, pergi ke negara Baghdad untuk studi melanjutkan di bawah Sheikh Abd al-Hamid dan Abdallah al-Baqi.

Kemahirannya dalam yurisprudensi etika, ilmu politik, dan sastra membuktikan bahwa dirinya aman berkarier di bidang tersebut. Salah satu karya Al-Mawardi memiliki tajuk Ahkam Shultoniyyah (Hukum Tata Negara).

Tirto telah merangkum berbagai biografi tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berkontribusi untuk dunia. Simak sejumlah update terkait profil tokoh Islam hanya di tautan berikut.

Kumpulan Profil Tokoh Islam

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Edusains
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Yuda Prinada